"Kau tak apa, Nak?"
"Aku baik," Apo tersenyum tipis. Bibir kemerahannya tampak mekar di bawah lampu laboratorium. Chan jadi tertular rasa senangnya, namun momen itu hanya sesaat. Brakh! Keduanya sempat tersentak karena desisan lima pria Alfa di ruangan itu. Raut mereka yang tadinya sangat tenang, kini laksana citah yang mengincar mangsa. Baik dewasa maupun remaja, semuanya menggeram begitu garang. Nafsu berkilat di mata-mata liar mereka saat memandangi Apo yang menjadi satu-satunya Omega. "Ayah? Mereka itu ...."
"Sial! Apa semua Alpha dalam musim kawin? Mereka ingin menerkam Apo!"
Chan pun menoleh cemas kepadanya. Di bahunya, entah sejak kapan Apo meremasnya begitu kuat. Lelaki ini pasti bingung. Setelah hidup sebagai sosok dominan selama 28 tahun, kini dia dipaksa tunduk oleh naluri Omega. Bulu-bulu halus di kulitnya bahkan meremang. Dan hanya dalam beberapa detik, bola matanya sudah berkaca-kaca karena ketakutan yang teramat sangat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com