"Kenapa dulu aku tak berpikir ke sana ya?" batin Chan ketar-ketir. "Semoga Yang Mulia Kaisar tidak marah padaku ...." Dia pun meminta Apo menelan obat berdasarkan resep. Jangan teledor. Lalu sang Omega mengangguk.
"Terima kasih, Ayah. Aku pasti melakukannya," kata Apo. Dia pun menggenggam kantung botol itu senang. Isinya pil suppressant. Dan Chan berkaca-kaca melihat perubahannya. Dari bentuk tubuh Apo, ekspresi, kata-kata, pendidikan, dan masih banyak hal lain ... Apo bahkan ingat kepadanya saat sudah jadi ratu.
"Eh? Eh? Eh? Kenapa pipi Ayah menjadi basah? Ayah Chan nangis? Ini aku punya sapu tangan ...."
BRUGH!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com