"Amhh," desah Apo gigit bibir.
Raja Millerius tampak puas dengan reaksi tersebut. Baru mengintip sekilas saja dia tahu puting Apo kemerahan nan ranum. Kulitnya tipis mulus halus seperti balita. Tulang-tulang rusuk Apo menonjol tegang akibat kepanikan datang menyerbu. "Hhh, Yang Mulia .... s-saya—ugh ... nanti pukul 1 masih ada jadwal loh. Mau ujian!" jeritnya cemas. "J-Jangan bercanda, huhu... yang begini sama sekali tidak lucu ... tahu ....!! Belum ingin punya bayiiii ... umm ...."
Raja Millerius justru memaksa Apo menghadap. Semua agar melihat proses kancing atasnya dilepas. Si manis pun meremas bantal berbordir emas yang dipakai. Bola matanya bergulir cepat menyisir ke sembarang arah. "Bukankah sudah kubilang ini simulasi?" katanya. "Rasanya aku tidak salah menentukan calon istri."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com