Raja Millerius pun mengulurkan tangan saat Apo sudah bisa dijangkau. Apo sendiri memberikan tangan perlahan-lahan tanpa pikir panjang. Mata mereka bertemu intens, walaupun tanpa bicara. Si manis dipersilahkan masuk terlebih dahulu, sementara sang raja menyusul naik.
Satu menit.
Dua menit.
Kereta pergi lagi setelah ajudan kerajaan mengomando perjalanan tersebut. Suara iringan mereka terlalu khidmad karena bergerak anteng, tak seperti sebelumnya.
Apo sendiri penasaran kenapa jemarinya tak dilepaskan di dalam sana. Saat dia menoleh, Raja Millerius justru mengecup punggung tangannya sambil terpejam.
Anjing--?!
"Hah? Kenapa—"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com