"Serahkan Rose Ice padaku!" kata Delice.
"Hamid Gul!" teriak Loid. "Kalau kau tidak menangkapnya, Rose Ice akan kembali pada pemiliknya!" imbuhnya.
Tak...
Drap...
Loid melemparkan Rose Ice ke atas. Hamid Gul langsung turun dari persembunyian dan menangkapnya.
"Assalamu'alaikum, Delice! Adikku tersayang!" sapa Hamid Gul dengan senyum khas ala dirinya.
"Akhirnya kau muncul juga, bajingan!" Delice menggertakkan giginya.
Loid memberikan kode pada Morgan supaya ia menahan Delice. Dalam kondisinya yang seperti itu, ia tidak akan bisa menghadapi stamina yang Hamid Gul miliki.
"Sayangnya, kita akan bertatap muka beberapa menit saja. Selamat tinggal, Adikku tersayang!"
Segerombolan orang menutupi tubuh Hamid Gul. Tidak selang lama, suara baling-baling dari helikopter hampir menerbangkan atap gedung tua itu.
"Kau mau mengejarnya? Hadapi dulu aku!" ucap Gerald sembari mencegah Delice.
"Sepertinya aku harus merobek mulutmu!" gertak Delice.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com