Wajah yang memerah itu, ekspresi malu-malu dari pria yang selama ini berbuat kejam, terasa aneh namun istimewa karena ekspresi itu hanya diberikan untuknya.
Naura terpesona. Ia tidak ingin memalingkan pandangannya dari wajah Ken. Saat bersama Ken, rasa sakit hati, kecewa, bahkan rindu terhadap Delice menghilang.
Naura ingin memeluk Ken, menciumnya, bercumbu dengannya, bercinta, tapi Naura menahan keinginan yang tak senonoh itu karena ia ingin merasakan hal itu dengan pria yang yang dicintainya dan bukan hanya karena nafsu semata.
"Bibirku sedang kering untuk memberikanmu sebuah ciuman. Bagaimana kalau kecupan?" ucap Ken.
"Jangan dianggap serius. Aku hanya bercanda," elak Naura.
Naura tidak ingin egois. Ken pasti akan kecewa kalau sentuhan itu hanya karena birahi semata. Naura ingin memberikan dirinya setelah cinta itu benar-benar menetap dihatinya.
"Padahal aku sudah sedikit berharap," goda Ken.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com