webnovel

Naughty Girls

Patricia harus berjuang melepaskan diri dari Smith Blackfire, pemimpin Mafia yang mengincar dirinya karena jatuh hati pada pandangan pertama. Itu membuat Max, pria yang menganggapnya adik membuat kesepakatan dengan Dimitri. Kejadian menegangkan yang diwarnai percintaan pun mengiringi perjalanan mereka dalam usaha melarikan diri dari Smith.

Momy_ivitri · Urbano
Classificações insuficientes
11 Chs

Hero

Dua sosok pria berbahaya sekaligus berpengaruh saling berhadapan. Masing-masing memancarkan aura dominasi mematikan, ciri khas dari seorang Godfather. Mereka seolah terlahir untuk menguarkan tekanan dari tubuh mereka.

Tidak ada satupun yang memalingkan wajahnya lebih dahulu. Harga diri mereka tidak mengijinkannya. Keduanya masih mengangkat dagu, seakan tidak ada yang mau mengalah diantara satu dengan yang lainnya.

"Kuharap anda punya berita bagus, tuan Redford?" Ucap Smith dengan senyum miring.

Jujur saja dia merasa kesakitan karena harus menahan libidonya. Berterima kasihlah pada dua wanita dungu yang tidak mampu memuaskan hasratnya sehingga dia belum merasakan klimaks sampai Dimitri datang.

'Ingatkan aku untuk memberi hukuman untuk mereka.' batin Smith.

Menahan libido memang sangat tidak menyenangkan.

Dimitri tetap diam, ia memperhatikan penampilan Smith. Tepatnya ke tato naga yang menghiasi punggung Smith dengan satu cakar di pundaknya. Dia memilikinya juga, harus ia akui jika tato itu menambah kesan manly pada Smith, juga menambah kesan ganas.

Tetapi dia tidak gentar sama sekali. Tato yang sama persis juga tergambar di punggungnya-- tato naganya merah seperti darah. Berbeda dengan Smith yang berwarna biru gelap. Perbedaan tato lainnya adalah ada pada cakarnya. Smith memiliki cakar naga satu, menandakan jika ia berkuasa di wilayah satu. Juga menunjukkan jika dia adalah Godfather ke satu. Sedangkan Dimitri memiliki dua cakar naga sebagai pertanda penguasa wilayah kedua. Juga sebagai Godfather ke dua.

"Aku punya senjata terbaru." Ucap Dimitri.

"Itu kabar bagus. "

Smith mempersilahkan dia duduk dengan nyaman, senyumnya mengembang ketika mendengar tentang senjata. Dia memberikan cerutu terbaik yang disambut Dimitri dengan satu tangan.

"Pabrikku senjataku telah melakukan penelitian senjata terbaru namanya styerr aw. Tele yang menjadi satu dengan badan senapan menjadikan akuransi tinggi pada target."

"Hn, menarik," ucap Smith. Matanya berbinar saat membayang dirinya dan anak buahnya membawa senjata itu.

Smith tampak tertarik dengan tawaran Dimitri. Tapi ada rasa curiga pada diri Smith yang enggan dia ucapkan.

"Aku merasa terhormat karena mendapatkan penawaran pertama dari mu."

"Asalkan harga yang kau tawarkan sesuai aku tidak akan basa-basi." Ucap Dimitri enteng.

Dia sebenarnya enggan berlama-lama di sini. Terutama tanpa pertahanan yang matang seperti ini. Hanya mengandalkan keberuntungan, tindakan terbodoh yang pernah ia lakukan demi misi penyelamatan gadis. Meskipun imbalannya cukup memuaskan.

Di tangga, Axton masih memperhatikan pembicaraan kedua Godfather bawahannya itu. Dia menyilangkan tangannya di dada. Kakinya terbuka dan matanya dengan jeli memperhatikan penampilan dan ekspresi dari Dimitri. Penampilan Axton seolah siap mendominasi kedua pria di bawah itu.

Axton berusaha menangkap perubahan ekspresi sekecil apapun di wajah Dimitri yang menunjukkan niat tersembunyi. Tetapi nihil, ia sama sekali tidak melihat riak pada wajah Dimitri.

'Dia sudah terlatih dengan baik, ' batin Axton.

Tugasnya memang menjaga agar para Godfather tidak bertempur dan tidak saling merebut wilayah kekuasaan. Tugas yang hanya bisa dilakukan seorang Axton Blackfire yang memiliki otak jenius dan pasukan khusus yang ia latih sendiri.

Berkat kejeniusan yang ia miliki maka Axton bisa mencium sesuatu yang mencurigakan dari Dimitri.

'Apa yang sebenarnya ia  rencanakan, ayolah tunjukkan niatmu yang sebenarnya hingga bersedia datang ke tempatku, Dimitri, ' batin Axton.

Seandainya Dimitri memang berniat menawarkan produk terbarunya, seharusnya dia memberitahu Smith ketika transaksi di club Max. Tetapi ia datang dengan tiba-tiba, itu membuatnya tampak mencurigakan.

Otot punggung Axton berkedut, rasa penasaran masih bercokol kuat di hatinya. Instingnya mengatakan jika dia tidak bisa menyepelekan niat Dimitri datang ke sini.

Tato kepala naga yang berada di pundaknya membuat para Yakuza lainnya menunduk hormat ketika ketua Godfather itu berjalan melewati mereka.

Di bawah, Smith melihat lurus ke arah Dimitri. Bagaimanapun senjata ini harus dia dapatkan hak monopoli nya. Keuntungan seolah sudah terpampang di depan mata begitu dia menawarkannya ke pihak ketiga.

"Baiklah, jadi berapa harga yang kau minta?"

Dimitri menulis sejumlah angka pada kertas, dan Smith terbelalak karena merasa sangat senang. Smith melihat ekspresi itu bersiap untuk menyerang Smith dengan ucapannya.

"Senang bekerja sama dengan mu tuan Redford."

Dimitri masih terdiam lalu sedikit tersenyum sinis, " Hanya ini? Aku kira sudah memberimu keuntungan tetapi kau hanya mengatakan terima kasih. Ternyata anda orang yang sangat tidak menyenangkan."

Smith terdiam, bahunya menegang. Akan tidak bagus jika Smith membatalkan penawarannya. Begitu pula Axton yang berada di atas. Pria itu justru lebih tertarik pada keinginan yang akan diucapkan Dimitri.

"Kau bahkan tidak mengirimkan wanita untuk menghiburku."

Seketika pundak Smith turun, tak disangka Dimitri ingin wanita sebagai bonus.

"Hahaha itu mudah tuan, aku akan mengirim wanita untukmu."

"Katakan, wanita seperti apa yang kau inginkan? "

"Aku tidak tau, keluarkan semua wanita yang kau punya dan aku yang akan memilih mereka. "

"Baik, " jawab Smith. Dia mengisyaratkan pada anak buahnya untuk mengeluarkan para gadis yang mereka sekap.

Ruang tamu pun disulap menjadi catwalk instan. Para gadis mulai berjalan di depan Dimitri dan memperlihatkan keindahan tubuh mereka. Kira-kira terdapat tiga puluh gadis. Dan pertunjukanpun selesai.

Dimitri masih diam tak bersuara. Dia menikmati cerutu dan wine yang ditawarkan Smith.

Axton mulai menaruh rasa curiga pada Dimitri. Jika dia tidak salah tebak maka inilah penyebab kecurigaannya.

Dimitri mulai menyeringai memasang mode mesum. " Bagaimana jika wanita yang kau seret di club tadi, aku cukup tertarik dengan dia. Kau pasti tau sebabnya?"

Smith mengeratkan genggaman tangannya. Awalnya dia ingin menikmati tubuh wanita itu setelah Axton. Meski dia tau jika gadis tadi bukan perawan seperti yang ia kita tapi dia ingin mencobanya.

Beruntung pikirannya masih bekerja, dia lebih suka senjata terbaru Dimitri dari pada gadis yang tidak perawan.

Jadi tidak masalah jika melepaskan wanita itu untuk keuntungan luar biasa dari senjata terbaru milik Dimitri.

"Kau yakin? " tanya Smith. Mencoba sedikit keberuntungan. "Aku bisa memberimu dua dari gadis yang berjalan di catwalk tadi. Jika kau menolak maka jangan menyesalinya. "

Dimitri menjawab pertanyaan Smith dengan raut wajah dingin. Dia tidak boleh menunjukkan sedikit riak pada wajahnya atau Smith akan mencurigainya. "Aku hanya ingin gadis yang membuatku penasaran. Dan gadis tadi berhasil melakukannya. Jadi tolong jangan membuang waktuku untuk berbasa basi. "

Smith tergelak dengan ucapan sinis Dimitri. Pria ini memang memiliki mulut yang tajam. "Jawaban yang bagus. Baiklah."

Transaksi akhirnya disepakati begitu saja. Dimitri menyeringai senang karena berhasil menyelesaikan misinya tanpa harus bentrok dengan kelompok Blackfire. Setelah ini dia hanya perlu mengantar gadis itu pergi ke asalnya dan tugasnya selesai. Dia bisa pulang dengan keuntungan ganda.

Tbc