webnovel

Naruto Story : Love, Decision, And Hatred

Dua tahun telah berlalu sejak perang dunia shinobi ke-4. Semua kembali normal Sasuke telah kembali dan menjalani petualangan bersama tim taka. Naruto mulai belajar untuk mengejar mimpinya sebagai Hokage dan Sakura mulai menyadari perasaannya terhadap Naruto telah berubah. Sementara itu sosok misterius muncul mengancam kedamaian dunia shinobi apa yang akan terjadi? Naruto masih milik paman Masashi Kishimoto

VaughnLeMonde · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
40 Chs

Chapter 3 : Heartbroken

Selama dua tahun ini, selain sibuk menjadi wakil kepala rumah sakit, Sakura juga sibuk mempelajari mineral yang ada di kalung milik Naruto. Sakura sebenarnya tidak sengaja menemukan kalung ini saat konoha sedang berbenah dari invasi pain dua tahun lalu, dia menemukan kalung itu sudah dalam keadaan hancur berkeping keping.

Sakura tau kalung ini mungkin berharga bagi Naruto, jadi dia memutuskan untuk mencoba memperbaikinya, ya hitung hitung sebagai rasa terima kasihnya kepada Naruto, karena Naruto sudah menyelematkan dirinya dan penduduk desa dari serangan Pain dua tahun lalu.

"Juga sebagai rasa terima kasihku kepadanya, karena menepati janji itu"  batin Sakura.

Namun karena perang dunia ninja, Sakura sempat berhenti memperbaikinya karena harus fokus bertarung di medan perang. Agak sulit memperbaikinya, karena membutuhkan banyak sekali chakra dan kontrol chakra yang bagus agar kalungnya tidak semakin rusak, dan akhirnya setelah dua tahun Sakura berhasil memperbaikinya.

Kembali ke waktu sekarang, Sakura terlihat sedang berlari kecil di lorong rumah sakit yang sepi, sambil membekap sebuah kotak kecil berwarna merah muda di dadanya.

"Baiklah hari ini akan kuberikan kalung ini kepada Naruto!" batin Sakura.

Namun tidak beberapa lama, ekspresi Sakura berubah menjadi lesu.

"Tapi apakah aku pantas memberikannya?"

Terlintas dipikiran Sakura, beberapa memorinya dulu yang selalu jahat kepada Naruto. Membuat dirinya berbalik, berjalan kearah yang berlawanan dengan tujuan asalnya.

"Ayo Sakura! setidaknya kau bisa memberinya hadiah" batin Sakura.

Sakura mencoba menyemangati dirinya dan berbalik lagi menuju arah tujuan awalnya.

"Tidak aku selalu jahat padannya dulu"

Terlintas memori saat dirinya mencoba menggunakan perasaan Naruto, dengan memberikan pernyataan cinta palsu kepada Naruto di negara besi dua tahun lalu. Kadang entah kenapa dia merasakan sakit dihatinya dan juga perasaan bersalah setelah Naruto menolak pernyataan itu. Pikiran itu akhirnya membuat Sakura mengurungkan niatnya dan kembali membalikan tubuhnya.

"Ohh tidak, aku lupa dengan janji makan malamnya!"

Sakura yang menyadari dia melupakan janji makan malamnya dengan Naruto, segera membalikan tubuhnya dan seakan melupakan semua keraguan di dalam hatinya.

Sakura berjalan keluar dari rumah sakit dan segera menuju tujuan awalnya yaitu ichiraku untuk menemui Naruto disana. Dalam perjalanan Sakura berpapasan dengan mantan teman sekelasnya di akademi yang tak lain adalah Hinata.

"Hinata!"

Sakura segera mendekat menghampiri Hinata, merasa dirinya dipanggil oleh seseorang, Hinata segera melihat ke arah sumber suara itu berasal.

"Ehh Sakura san lama tidak bertemu"

Hinata mencoba membalas sapaan Sakura sambil tetap erat membekap kantong kertas ditangannya.

"Kau habis dari mana Hinata? tidak biasanya kau keluar rumah malam malam"

Sakura segera memasang wajah herannya karena dia baru pertama kali melihat Hinata keluar pada malam hari.

"Ah itu tadi, aku baru saja mengantar Hanabi pergi melakukan misi di luar desa"

Hinata hanya bisa tersenyum melihat ekspresi heran Sakura, Sedangkan di sisi lain, terlintas ide dikepala Sakura, untuk mengajaknya ke Ichiraku, karena dia tahu Hinata menyukai Naruto, mungkin dengan ini Hinata bisa lebih dekat dengan Naruto. Namun entah kenapa memikirkan hal itu membuat hati Sakura sedikit sakit.  Namun segera dia mencoba fokus ketujuan awalnya.

"Ohh apakah kau mau ikut pergi bersamaku ke Ichiraku?"

"Ehh Ichiraku?"

Hinata hanya berekspresi kaget, karena secara tiba tiba Sakura mengajaknya ke tempat favorit Naruto.

"Mungkin aku bisa bertemu Naruto kun disana" batin Hinata.

Memikirkan hal itu, membuat rona merah muncul disekitar pipi Hinata, sedangkan Sakura hanya bisa melihatnya dengan ekspresi heran, segera dia memasang senyumnya dan mulai menarik tangan Hinata, memintanya untuk segera ikut dengannya.

"Sudahlah ayo ikut aku!"

"Ehh"

Hinata hanya bisa berekspresi kaget dan pasrah menerima ajakan dari Sakura.

Kedua kunoichi lalu berjalan menuju Ichiraku melewati jalanan desa yang terlihat agak ramai. Sambil melihat keadaan sekelilingnya, Hinata mulai menyadari bahwa dari tadi sakura sedang memegang erat sebuah kotak kecil berwarna merah muda ditangannya.

"Sakura san apa yang sedang kau bawa itu?"

Hinata sedikit penasaran dengan benda yang dari tadi Sakura bawa itu.

"Ohh ini hanya sebuah kalung untuk hadiah kecil"

Mendengar pertanyaan Hinata, membuat Sakura mengalihkan pandangannya kepada kotak kecil yang dibawanya.

"Lalu benda apa yang kau bawa itu Hinata?"

Sakura juga menanyakan hal yang sama, sedikit penasaran dengan benda yang dipegang Hinata dari tadi.

"Ehh ini ha-nya sebuah syal"

Hinata sedikit kikuk setelah Sakura menyadari benda yang sedang dibawanya, malu jika Sakura tau, kalau dia ingin memberikan syal ini pada Naruto.

"Lalu itu Hadiah untuk siapa Sakura san?"

Hinata sedikit penasaran kepada siapa Sakura akan memberikan hadiahnya, karena setahunya Sasuke belum kembali ke desa.

"Ah...Ini untuk.."

Sakura mencoba menjawab namun keraguan dalam hatinya muncul kembali, Sakura teringat kembali dengan perkataan Ino di cafe kemarin.

"Jadi kenapa wajahmu terlihat lesu seperti itu?bukannya sekarang Sasuke telah kembali ke desa, harusnya kau senang kan?"

Terlihat sekarang keadaan menampilkan kilasan memori Sakura, saat dirinya dan Ino sedang mengobrol disebuah cafe.

"Aku juga tidak tahu, aku juga senang sekarang sasuke telah kembali namun beberapa hari ini aku hanya bisa memikirkan Naruto"

Sakura mencoba menjelaskan permasalahannya selama beberapa hari ini kepada sahabat pirangnya itu, membuat Ino sedikit mengerenyitkan dahinya mendengar hal tersebut.

"Kenapa dengan Naruto? aku tau sekarang dia memiliki banyak fans dan menjadi terkenal"

"Iya iya aku tau belakangan ini Naruto menjadi populer dikalangan kunoichi desa dan aku mengerti penyebabnya"

Mendengar Ino membicarakan Naruto yang belakangan ini menjadi populer dikalangan gadis remaja, membuat Sakura mendengus sebal namun terlihat rona merah di sekitar pipinya. Melihat ekspresi dari sahabat pinknya itu membuat Ino sedikit tertawa.

"Hahaha gomen"

"Hey kenapa kau malah tertawa?"

Sakura sedikit kesal melihat Ino yang malah menertawakan dirinya, dirinya  sama sekali tidak mengharapkan ekspresi Ino yang seperti ini setelah mendengar ceritanya.

"Hey aku kan sudah minta maaf Sakura lagipula sekarang aku mulai mengerti permasalahanmu"

Ino kemudian segera tersenyum sambil menatap Sakura dengan tatapan menggoda, sebelum melanjutkan perkataannya.

"Kau menyukai Naruto kan?" 

Sakura hanya bisa terdiam setelah mendengar perkataan temannya,  tanpa sadar rona merah di sekitar pipinya muncul kembali.

"Kau telah menyadarinya sekarang Sakura, orang yang selalu berada disisimu, orang yang selalu bisa membuatmu tersenyum dan orang yang selalu perhatian padamu semua itu kau lihat dalam diri Naruto sedangkan untuk Sasuke kau hanya ingin menyelamatkannya sama seperti yang Naruto lakukan untuk Sasuke"

Ino mencoba memperjelas maksud dari perkataannya barusan, dia baru saja memahami perasaan Sakura yang sekarang.

"Dan lagi Sai pernah bilang padaku dalam buku yang dibacanya...the closer you get to something the thougher it is to see it"

Sakura hanya terdiam setelah mendengar perkataan Ino, menandakan perkataan Ino tepat sasaran.

Setelah mengingat lagi perkataan Ino waktu itu, membuat keraguan dalam hati sakura mulai menghilang, segera sakura melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti kepada Hinata.

"..Naruto"

Sakura dengan polosnya mengatakan hal itu, dengan suara kecilnya sambil tersenyum. Terlihat rona merah disekitar pipi Sakura mulai muncul, sedangkan di lain sisi Hinata sangat terkejut dengan jawaban Sakura, perlahan rasa sakit di hatinya mulai muncul setelah mendengar perkataan tersebut.

"Apa mungkin Sakura mulai menyukai Naruto?" batin Hinata.

Pikiran itu tanpa sadar membuat air mata menetes dari mata Hinata, sadar akan posisinya yang terlampau jauh dibanding posisi Sakura didalam hati Naruto. Yah mungkin inilah yang terbaik bagi Hinata dia akan berusaha melupakan Naruto mulai sekarang. Sakura yang menyadari Hinata menangis, membuat perasaaan bersalah muncul dihatinya, dia merasa telah menyakiti hati Hinata dengan perkataannya barusan.

"Hinata kau kenapa? tenang aku hanya memberikan hadiah ini sebagai balas budiku saja"

Sakura mencoba berbohong, ya berbohong kepada Hinata dan dirinya sendiri, membuat hatinya malah semakin terasa sakit. Sedangkan disisi lain Hinata tau Sakura berbohong, Hinata tau itu adalah cara Sakura untuk menghargai perasaannya pada Naruto.

"Aku tidak apa apa kok Sakura san, mataku tadi hanya kemasukan debu"

Kebohongan Sakura, akhirnya berdampak, membuat reaksi berantai, kebohongan dibalas dengan kebohongan. Kejadian itu akhirnya membuat keheningan yang tidak nyaman diantara mereka berdua, ya sangat tidak enak bagi Sakura dan Hinata untuk membohongi diri mereka sendiri.

Sakura yang sudah merasa tidak nyaman dengan keheningan itu akhirnya mencoba mengalihkan topik, dengan mulai menanyakan kepada Hinata tentang syal yang dibawanya.

"Sedangkan syal itu untuk siapa Hinata?"

Entah apa yang terlintas dipikiran Sakura, menanyakan hal bodoh semacam itu.

"Sakura bodoh... sudah pasti itu untuk Naruto" batin Sakura.

"Ah ini aku belum menemukannya"

Hinata kembali berbohong kepada Sakura, entah kenapa tidak ada keberanian didalam hatinya untuk mengatakan yang sebenarnya, sedangkan Sakura yang mendengar hal itu hanya bisa menunjukkan ekspresi kaget, tidak menyadari perkataan Hinata barusan adalah sebuah kebohongan.

Namun segera terlintas dalam pikirannya, jika yang dikatakan Hinata barusan adalah sebuah kebohongan, sebenarnya dia ingin menanyakan hal itu, namun dia urungkan, takut merasa lancang kepada Hinata.

"Kau pasti akan segera menemukannya Hinata! karena kau adalah orang yang paling tulus yang ku kenal"

Sakura hanya bisa mencoba menyemangati Hinata, mencoba mendukung perempuan berambut hitam itu dengan kata katanya.

"hemph"

Hinata hanya memberikan senyuman tulusnya kepada Sakura, membuat Sakura merasa sangat bersalah melihat hal itu.

"Maafkan aku Hinata...aku memang teman yang buruk" batin Sakura.

Tidak beberapa lama setelah itu, akhirnya  kedua kunoichi itu tiba di tujuan mereka yaitu Ichiraku. Di sana terlihat ramai dipenuhi dengan mayoritas kunoichi kunoichi muda yang duduk di kursi yang berada di sisi luar restoran. Sakura tidak menghiraukan mereka seakan sudah tau tujuan mereka berada disini, apalagi selain ingin bertemu dengan Naruto. Sedangkan di dalam Ichiraku terlihat Naruto, Konohamaru, Sai, dan juga Ino sedang memakan ramen pesanan mereka.

"Itadakimasu" ucap Naruto dan Konohamaru serentak.

Ino yang menyadari kedatangan Sakura dan Hinata segera ingin menyapa mereka.

"Sakura Hinata disini! Naruto sedang mentraktir semua yang makan disini!"

Ino segera melambaikan tangannya kepada mereka berdua, mengajak mereka berdua untuk bergabung dengannya.

Mendengar Ino yang memanggil Sakura lantas membuat Naruto yang belum sempat memakan ramennya segera berjalan keluar ingin menemui Sakura.

"Sakura chan!! kukira kau tidak akan datang"

Naruto sekarang sudah berada diluar dan melambaikan tangannya ke arah Sakura sambil tersenyum.

"Baka tentu saja aku tidak akan lupa janji.."

Sakura tidak dapat meneruskan perkataannya setelah fokusnya tertuju kepada syal berwarna hijau yang sedang di pakai Naruto. Baru pertama kali Sakura melihat syal itu, belum selesai dengan perasaan bersalahnya kepada Hinata, dan sekarang melihat Naruto sedang memakai sebuah hadiah pemberian dari seseorang. Membuat hati sakura semakin sakit melihatnya.

Sedangkan di sisi lain, Hinata juga merasakan sakit yang sama seperti yang Sakura rasakan, jika saja dia Naruto tidak memakai syal itu, mungkin dirinya akan memberikan syal merah yang sedang dipegangnya itu sekarang.

"Ehh kau kenapa Sakura?"

Ino menyadari perubahan raut muka Sakura, sedangkan Sakura yang mendengarnya, hanya bisa menunduk dan tidak menjawab pertanyaan dari temannya.

"Ehh kenapa dengan Sakura chan ino?"

Naruto dengan polosnya menanyakan hal itu, tidak mengerti dengan pertanyaan Ino kepada Sakura, dia tidak menyadari perubahan ekpresi Sakura. Sebelum Ino sempat menjawab Sakura mendahuluinya untuk bicara.

"Ah tiba tiba aku merasa tidak enak badan Ino, gomen Naruto sepertinya aku harus pulang"

Sakura masih menundukan kepalanya dan berjalan menjauhi tempat Ino dan Naruto berdiri, Naruto sedikit memasang wajah sedih melihat Sakura berjalan menjauhinya namun tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Hinata yang juga melihat ekspresi sedih Naruto membuat hatinya semakin sakit, segera dia menyusul ke arah Sakura pergi, merasa tidak ada gunanya dia berlama lama di tempat itu.

"Hei antar dia pulang bodoh!"

Perkataan Ino sukses membuat Naruto sadar kembali, Saat Naruto sedang ingin menyusul mereka berdua dirinya dihalangi oleh beberapa kunoichi yang mencoba untuk mendapat perhatiannya.

"Terima kasih Naruto san atas traktirannya ayo kau harus mencoba dango ini!"

Salah satu kunoichi di depannya itu menarik dirinya kesuatu tempat, namun Naruto tidak menggubris ajakan itu, Naruto hanya melihat kearah dimana dia terakhir melihat Sakura yang semakin menjauh darinya.

Segera Naruto mulai menelusuri kearah tersebut mencoba menyusul Sakura. Hatinya sedikit lega Saat melihat Sakura dan Hinata sedang berpisah di persimpangan. Naruto segera mempercepat langkahnya segera setelah melihat Sakura kembali berjalan menjauhi dirinya.

"Aku memang teman yang sangat buruk" batin Sakura.

Sakura terbayang dengan wajah Hinata yang sedang menangis setelah mendengar ucapannya, membuat rasa bersalah semakin memenuhi hatinya, dan sekarang dirinya sedang membayangkan wajah Naruto, saat dia menolaknya dulu di negara besi dua tahun lalu.

"Yang aku lakukan hanyalah sebuah kesalahan" batin Sakura.

Perlahan air matanya mulai menetes, tidak kuat menahan rasa sakit dihatinya.

"Sakura chan!!"

Mendengar seseorang memanggilnya dari belakang membuat Sakura segera menghentikan langkahnya dan membalikan badannya namun lagi lagi tetap menundukan kepalanya, berusaha menutupi wajahnya yang baru saja menangis.

"Sakura chan kau kenapa? apa kau sakit?"

Naruto menunjukkan ekspresi khawatirnya, cemas dengan keadaan Sakura.

"Aku baik baik saja Naruto kau tidak perlu khawatir"

Sakura sekarang telah berani menatap Naruto, menunjukkan mata sembabnya pada pemuda berambut pirang yang berada didepannya, Naruto yang melihat hal itu hanya bisa berekspresi sedih.

"Ohh begitu, kalau begitu ayo aku temani pulang"

Naruto segera tersenyum, mencoba untuk menghibur perempuan berambut merah muda yang berada didepannya.

"Ah kau tidak perlu re..."

Sakura tidak dapat melanjutkan perkataannya karena tiba tiba dirinya merasakan sedikit pusing dikepalanya, mungkin karena kelelahan setelah menggunakan chakranya untuk memperbaiki kalung waktu di rumah sakit pikirnya.

Tanpa Sakura sadari dirinya mulai kehilangan keseimbangan untuk berdiri dan mungkin sebentar lagi dia akan jatuh pingsan karenanya, Sakura sedikit kaget karena bukan kerasnya tekstur jalanan yang dia rasakan melainkan sebuah benda yang menghangatkan dirinya.

Sakura kaget ternyata tempatnya terjatuh adalah punggung Naruto. Sekarang kepala Sakura bersandar di bahu Naruto sementara Naruto menggendong sakura dipunggungnya sambil berjalan menuju rumah Sakura.

"Kau tidak pandai berbohong ya Sakura Chan"

Naruto hanya tersenyum melihat sahabatnya yang hampir saja jatuh pingsan itu

"Humph"

Sakura sedikit mengembungkan pipinya dan terlihat rona merah kembali terlihat disekitar pipinya, merasa malu kebohongannya diketahui oleh seseorang yang bodoh seperti Naruto.

Sementara di lain tempat tepatnya di tempat Hinata berada, terlihat air mata menetes dari mata Hinata. Hinata agak kecewa pada dirinya sendiri, dia sudah berpikir untuk melupakan Naruto, namun setelah melihat Naruto yang memilih menyusul Sakura dibanding dirinya membuat air mata Hinata menetes karena rasa sakit yang dirasakan dihatinya.

"Kenapa kau menangis?"

Terdengar suara misterius yang berasal dari belakang Hinata. Hinata yang menyadarinya segera berbalik untuk memastikan siapa yang mengikutinya dari belakang.

"Siapa kau?"

Hinata segera mengambil sikap siap bertarung dengan sosok misterius yang sekarang berada di depannya itu.

"Tenang Nona Hinata aku hanya ingin berbicara denganmu"

Sosok misterius itu mencoba menenangkan Hinata, membuat Hinata sedikit heran dengan sosok tersebut.

"Dia mengetahui namaku?" batin Hinata.

Namun belum sempat Hinata berpikir, sosok itu sudah mulai kembali berbicara.

"Namaku Toneri Otsutsuki dan aku diminta untuk menjemputmu Nona Hinata"

Terlihat jelas sosok Toneri sekarang berambut putih dengan warna kulit putih pucat dan terlihat perban menutupi kedua matanya.

"Maksudmu dengan menjemput?"

Hinata kebingungan dengan perkataan Toneri, membuat dirinya sedikit menaikkan salah satu alisnya.

"Aku ditugaskan oleh ayahku untuk membawamu dan adikmu ketempat kami tinggal dan tenang adikmu sudah kubawa jadi tinggal dirimu saja yang belum kujemput"

Toneri segera menjelaskan maksud dari perkataannya barusan, membuat Hinata hanya bisa menatapnya dengan ekspresi kaget.

"Apa maksudmu?apa yang kau lakukan pada adikku?"

Hinata sedikit syok mendengar perkataan Toneri, namun dirinya masih tidak percaya dengan perkataan Sosok asing didepannya itu.

"Tolong Nona Hinata aku tidak ingin menggunakan kekerasan disini aku akan menjemputmu secara baik baik"

Toneri mencoba membuat Hinata lebih tenang, agar Hinata mau mengikuti kemauan dirinya.

"Tidak aku tidak ingin mengikutimu!"

Hinata masih tidak percaya dengan perkataan Toneri, membuat Toneri hanya bisa tersenyum kecil melihatnya.

"Ya mungkin tidak hari ini tapi aku akan kembali lagi untuk menjemputmu Nona Hinata"

Toneri perlahan mulai melayang dan berubah transparan hingga akhirnya menghilang di depan Hinata.

Sesaat Toneri menghilang muncul sebuah meteor raksasa yang terjatuh dibalik gunung pahatan patung wajah Hokage. Hinata terkejut melihatnya begitu pula Naruto dan Sakura yang juga melihat meteor itu terjatuh. Meteor itu membuat suara ledakan yang cukup besar membuat suasana desa sedikit mencekam.

"Apa yang sedang terjadi?"

Naruto hanya melihat kearah terjadinya ledakan meteor itu dengan tatapan tidak percayanya.

To Be Continued