webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
145 Chs

91 - Hisoka x VS x Gon

Penjualan tiket pertarungan antara Gon dan Hisoka terjual habis tak bersisa. Terlihat kursi penonton sangatlah penuh. Mereka semua sedang menunggu pertandingan yang akan segera dimulai.

Zushi : Konnichiwa, Killua-kun.

Killua : Oh, kau sudah datang, Zushi?

Wing : Killua-kun, kenapa kau sendirian saja? Dimana Lucia-kun?

Killua : Luci, katanya dia mau membeli snack dan minuman dulu.

Wing : Kursinya penuh ya.

Killua : Ya, tiketnya sampai terjual habis semuanya.

Zushi : Shihandai, untung saja, kita menitip belikan tiket kita kepada Killua-kun ya.

Wing : Itu benar sekali. Terima kasih.

Killua : Itu bukan masalah besar.

Lucia memasuki sebuah ruangan peristirahatan yang biasa digunakan oleh setiap para peserta yang akan ikut bertanding. Terlihat Hisoka sedang melakukan pemanasan pada kedua tangannya. Dia bersandar pada tembok.

Lucia : Hisoka, bagaimana persiapanmu?

Hisoka mengabaikan Lucia. Dia hanya menatap Lucia. Lucia yang sudah bisa menebak sifat Hisoka pun hanya tersenyum sinis.

Lucia : Kau tidak perlu khawatir, aku akan menontonmu saat wajahmu babak belur ditinju olehnya dari kursi penonton. Hehe..

Setelah berkata begitu, Lucia beranjak pergi dari sana. Tiba-tiba dia berhenti di ambang pintu lalu menoleh sedikit tanpa melihat ke arah Hisoka.

Lucia : Hisoka, aku tidak akan menonton pertandinganmu sampai selesai karena aku sudah tahu akhirnya akan menjadi bagaimana. Hm, aku akan ke tempat Lucilfer. Ah! Kau jangan sampai telat datang pada tanggal 30 Agustus nanti ya. Sampai ketemu lagi nanti (tersenyum)

Setelah itu, Lucia keluar dari ruangan. Hisoka pun tersenyum menyeramkan. Tidak lama kemudian, dia juga berjalan keluar dari ruangannya dan menuju ke tempat arena pertandingan.

Tiba-tiba seluruh lampu pada tempat pertandingan dimatikan dan lampu langsung disorotkan tepat hanya ke arah arena ring pertandingan. Itu menandakan pertandingan akan segera dimulai. Terdengar suara sorakan semangat dari arah kursi penonton.

Komentator : Dari sisi kiri, api merah telah menyala, terlihat peserta Gon telah maju ke depan!

Penonton : Uwoooo!!!

Komentator : Setelah 4 kali bertanding, dia mendapatkan 3 kali kemenangan dan 1 kali kekalahan. Dia sedang bersemangat!

Penonton : Ganbatte yo, Gon! (Berjuanglah, Gon!) *berteriak*

Komentator : Selanjutnya, dari sisi kanan, api biru telah menyala, Hisoka muncul!

Terdengar suara penonton yang bersorak dengan penuh semangat. Hisoka tersenyum licik. Dia berjalan santai ke arena ring. Seketika itu juga, ekspresi Gon berubah menjadi sangat serius. Dia menatap Hisoka yang sedang berjalan ke arena ring dengan tajam.

Komentator : Pertempuran dengan Kastro yang baru-baru ini masih berada dipikiran para penonton. Catatannya 9-3. Jika kali ini dia menang, dia akan menuju ke lantai master. Tapi jika dia kalah, maka dia akan diturunkan ke tahap awal. Tapi sampai selama ini, dia belum pernah sama sekali kalah saat melangkah ke arena! Akankah catatan tak terkalahkannya terus berlanjut?!

Penonton : Uwoooooooooo!!

Sekarang Gon dan Hisoka saling berhadapan satu sama lain dalam jarak beberapa meter. Suara sorakan penonton semakin riuh. Baik Killua maupun Gon memberikan ekspresi serius tanpa tersenyum sama sekali, berbeda dengan Lucia dan Hisoka yang tersenyum penuh arti.

Hisoka : (Ohh... Tatapan matanya itu... Jangan menatap seperti itu. Itu membuatku.... Bergairah.)

Lucia : (Tsk! Dia membuatku kesal. Dilihat dari ekspresi Hisoka. Aku bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan. Untung saja sekarang aku berada jauh darinya.)

Tiba-tiba Hisoka mengeluarkan aura membunuhnya yang sangat kuat.

Wing : (Aura yang mengerikan macam apa itu? Kuharap Gon-kun tidak memaksakan dirinya.)

Lucia hanya tersenyum mendengarkan isi hatinya Wing yang sedang mengkhawatirkan Gon. Gon juga mengeluarkan auranya. Akan tetapi berbeda dengan Hisoka. Seolah-olah terlihat aura Hisoka berwarna hitam dan auranya Gon berwarna putih seperti pada umumnya.

Wasit : Sistem point dan KO. Tidak ada batas waktu!

Gon menunjukkan kuda-kuda bertarungnya seolah-olah bersiap untuk menyerang pada saat wasit meniupkan peluitnya. Sedangkan Hisoka juga tampak bersiap, refleks dia mundur sedikit ke belakang untuk bersiap-siap menyerang.

Wasit : Satu ronde, dimulai!

Komentator : Wasit sudah meniupkan peluitnya! Inilah pertandingan yang kalian tunggu-tunggu. Pertandingan telah dimulai! Siapakah dari mereka yang akan duluan maju untuk menyerang?!

Gon langsung berlari cepat ke arah Hisoka.

Komentator : PESERTA GON!!!!

Gon melompat ke arah Hisoka dan melakukan serangan tinju beruntun ke arah wajah Hisoka. Akan tetapi Hisoka terus menghindar pelan mundur ke belakang. Hisoka tidak berhenti untuk terus tersenyum.

Gon berhasil menghindar pada saat Hisoka hendak mau meninju dan mendorong Gon dengan telapak tangannya. Kemudian Hisoka menendang wajah Gon dengan kakinya.

Gon hampir terpental, dia langsung menahannya lalu berlari cepat mengelilingi Hisoka dan melesatkan tinjunya, sayangnya berhasil di hindari oleh Hisoka.

Pada saat Hisoka meninju perut Gon, para penonton yang mendukung Hisoka langsung bersorak senang. Gon langsung melompat ke belakang dan kembali melompat lagi ke arah Hisoka. Gon yang mengincar wajah Hisoka pun langsung melesatkan tinjunya, akan tetapi berhasil dihindari lagi oleh Hisoka.

Tiba-tiba Gon mengangkat sebelah kakinya dan mengarahkannya ke punggungnya Hisoka, Hisoka yang menyadarinya pun menangkisnya dengan lengannya.

Gon langsung buru-buru melompat mundur ke belakang dikarenakan dia melihat tangan Hisoka bergerak maju ke depan dan hendak mau meninjunya lagi.

Gon kembali menyerang, Hisoka langsung mengangkat kakinya dan menendang Gon. Tendangan itu mengenai Gon dan Gon pun langsung terseret ke belakang.

Wasit : Clean Hit! Satu poin untuk Hisoka! (berteriak keras)

Penonton : UWOOOOOOOOO!!!

Gon mengusap wajahnya yang sedikit mengeluarkan darah dengan lengan bajunya.

Hisoka : Fufufu... Doushita? (Ada apa?) *tersenyum lebar* Apa kau menyadarinya? Aku sejak tadi masih belum bergerak sama sekali dari sini lho.

Gon : Eh? Benarkah? (sedikit kaget) Sial! Lihat saja nanti!

Gon berpikir keras bagaimana supaya serangannya bisa mengenai Hisoka.

Killua : (Hisoka, dia hanya bersenang-senang saja) *sedikit menggertakkan giginya dengan kesal*

"Gon berpikirlah, kau pasti bisa meninju wajahnya itu, carilah celahnya. Gunakan batu pada lantai ring."

Lucia tersenyum melihat reaksi Gon. Meskipun Gon tersentak mendengar adanya suara Lucia yang tiba-tiba muncul dari kepalanya, akan tetapi Gon bisa mengatur ekspresi wajahnya supaya terlihat tenang seperti biasanya.

Gon : Kalau begitu akan kucoba! (berteriak keras)

Lucia merasa sangat puas saat melihat Gon berhasil meninju wajah Hisoka. Dia tersenyum. Karena keinginannya untuk melihat wajah Hisoka yang babak belur sudah tercapai, minatnya terhadap pertandingan Gon pun sirna. Tiba-tiba dia bangkit dari kursinya.

Killua : Luci, ada apa?

Lucia : Ah, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu. Aku mau ke satu tempat lagi, kau tidak perlu khawatir karena nanti kita pasti akan bertemu lagi kok, tapi...

Lucia menghentikan kata-katanya. Dia hanya tersenyum melihat Killua kebingungan.

Killua : Tapi apa?

Lucia : Sudahlah, itu tidaklah penting. Sampaikan salamku ke Gon ya. Katakan padanya janganlah bersedih dan berkecil hati. Ya meskipun itu tidak mungkin terjadi pada Gon. Bye-bye oniichan, bersenang-senanglah dengan Gon sampai kita bertemu lagi nanti. Jaga dirimu ya! (tersenyum)

Setelah selesai berpamitan kepada Killua, Wing dan Zushi. Lucia beranjak pergi meninggalkan Arena Surga tanpa menonton pertandingan Gon sampai akhir.

Dan Gon yang berhasil meninju raut wajah Hisoka mengembalikan janji dan utangnya** kepada Hisoka. Dia mengeluarkan sebuah kartu nomor ID dan menyerahkannya kepada Hisoka.

(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 63.)

Tidak lama setelah Lucia pergi meninggalkan Arena Surga, pertandingan Hisoka melawan Gon pun selesai dan dimenangkan oleh Hisoka. Gon berjanji pada dirinya sendiri akan lebih banyak belajar tentang Nen supaya bisa sekuat Hisoka.

Gon yang urusan telah selesai pun memutuskan untuk meninggalkan Arena Surga. Gon dan Killua berpamitan kepada Wing dan Zushi. Mereka berterima kasih kepada Wing yang sudah mengajari mereka Nen dengan setulus hati.

Gon berencana untuk kembali ke pulau Kujira, di mana dia dibesarkan oleh Mito dan neneknya. Dia berkata ingin menunjukkan kartu lisensinya kepada Mito. Killua pun memutuskan untuk mengikuti Gon pulang ke kampung halamannya.

Akhirnya Gon dan Killua tiba di pulau Kujira. Gon memanggil nama Mito dan melambai-lambaikan tangannya ke arah Mito. Mito menyambut mereka dengan senang hati. Killua sedikit terkejut ketika Mito bisa menebak dengan benar kalau dirinya adalah Killua.

Sekarang Killua sedang duduk di depan meja makan kecil dan menikmati minuman hangatnya. Dihadapannya ada seorang nenek tua yang juga sedang menikmati minumannya. Killua terus memerhatikan gerak-gerik Gon dan Mito.

Mito mengeluh kesal karena Gon tiba-tiba pulang ke rumah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Karena dia jadi tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan apapun.

Gon berkata bahwa itu bukanlah masalah besar dan dia tidak perlu disambut maupun diberi kejutan atas kepulangannya ke rumah setelah pergi selama setengah tahun.

Akan tetapi, Mito yang tidak mau mengalah dan mempunyai gengsi yang besar pun mengatakan bahwa itu bukanlah untuk menyambut kedatangan Gon, melainkan menyambut kedatangan Killua. Killua yang merasa segan pun langsung berkata bahwa itu bukanlah masalah.

Mito langsung buru-buru menyiapkan sesuatu sambil mengomel dan mengeluh kesal. Dia juga pura-pura sibuk membereskan piring dan berkata, "Dasar, seharusnya kamu bilang dulu jika mau pulang dong. Kenapa tiba-tiba sih..." Gon dan Killua pun saling memandang lalu tersenyum kaku.

Mito : Kalian berdua pergi mandi sana, bibi akan menyiapkan makanan (sambil berkacak pinggang) Dan cepat lepaskan semua baju kotor kalian, biar bibi yang mencucinya.

Gon : Ya, akan kulakukan nanti.

Mito : SEKARANG! Dalam 10 detik!

Mito mulai menghitung angka sampai sepuluh, Gon langsung buru-buru melepaskan bajunya. Killua yang kebingungan masih terpaku diam ditempatnya tanpa melakukan apapun.

Dia hanya tercengang dan melihat Mito menghitung angka. Dia tidak tahu mau melakukan apa karena hal seperti ini tidak pernah terjadi pada kehidupannya. Dia melihat Gon membuka baju.

Killua : Apa dia selalu seperti itu? (berbisik)

Gon : Sangat (tersenyum kaku) Killua cepat buka bajumu! (berbisik)

Killua : Eh? Aku juga?

Gon mengangguk cepat dan langsung menarik dan membuka baju Killua. Setelah itu mereka mandi bersama. Killua sedang menyuci rambutnya sendiri. Sedangkan Gon menikmati berendam di dalam bath tube.

Gon : Ah... Inilah hidup...

Setelah selesai mandi, mereka pun menikmati masakan Mito. Gon dan Killua langsung berebutan makanan. Mereka pun makan dengan lahap sekali. Mito merasa sangat senang dengan kembalinya Gon ke rumah. Dia tersenyum sangat lebar saat melihat Gon dan Killua tertawa.

Mito : Gon, isi suratmu berkata bahwa kamu mempunyai 4 orang teman, terus di mana ketiga temanmu yang lainnya?

Gon : Ah, Kurapika ada di suatu tempat. Sedangkan Leorio sedang belajar untuk masuk sekolah kedokteran. Kita akan berkumpul lagi di kota Yorknew nanti. Kalau Lucia...

Gon melirik ke arah Killua yang sedang mengunyah daging.

Killua : Sayang sekali, Luci tidak bisa ikut datang ke sini (bergumam)

Gon : Benar. Lucia ke mana ya? Sejak pertandinganku dengan Hisoka selesai, aku tidak melihatnya lagi.

Killua : Dia bilang mau pergi ke satu tempat dan katanya kita akan bertemu lagi nanti.

Gon : Ke mana?

Killua : Dia tidak bilang ke mana.

Gon : Hmm, begitu ya...

Mito : Baiklah, berarti kamu akan pergi lagi nanti?

Gon sedikit menundukkan kepalanya dan meminta maaf.

Mito : Kapan kamu akan pergi lagi?

Gon : Mungkin sekitar sebulan lagi...

Mito : Begitu? Berarti bibi akan menikmati sisa waktu bersamamu selama kamu masih berada di sini (tersenyum)

Mito pun bangkit dari kursinya dan pergi ke dapur untuk mencuci piring kotor.

-Bersambung-