webnovel

Ch. 76

Ucapan Suzy terputus saat seseorang berbadan besar memanggil 'tuan muda'. Spontan saja semua dari mereka menoleh, bahkan Baekhyun yang hampir menyeruput susu pisang Chanyeol harus terhenti saat itu juga.

Mereka menatap satu sama lain. "Jiyeon?" Gumam Suzy.

"Aku?" Jiyeon menunjuk dirinya sendiri. "Aku perempuan, tak akan ada yang memanggilku tuan muda!" Sungut Jiyeon.

Mereka kembali saling tatap, kali ini tatapan mereka terarah pada Chanyeol.

"Bukan aku! Aku tau semua antek-antek ayahku." Ujar Chanyeol. Menggeleng heboh dengan mata bulatnya yang lucu.

"Oh jangan menatapku seperti itu. Aku sama sekali tak tau menahu." Baekhyun pasrah, mengangkat tangannya ke udara lalu menggeleng.

Tertinggal Suzy, tapi tak mungkin Suzy. Untuk apa dan siapa yang mengirim antek-antek berbadan besar itu?

Sehun? Tidak mungkin.

Orang tuanya? Oh, orang tuanya terlalu sibuk berbulan madu di Jepang semenjak ia menikah dengan Sehun. Yang menikah siapa, yang bulan madu siapa.

"Apa kau Jo- mana dia?" Tanya Jiyeon yang sadar akan ketidak adaan manusia hitam itu. Alisnya mengeryit heran, tak mungkin jika anak itu bisa berteleportasi bukan? Lelucon kuno apa itu?

**

"Mau lari kemana kau, Hitam?" Tanya Jiyeon sarkastik, menarik ujung kerah kemeja Jong In yang akan memasuki toilet.

Untung mereka bergerak cepat mencari si hitam itu, jika tidak? Entahlah. Mungkin Jiyeon akan menerobos masuk kedalam toilet pria.

"Kau tak lihat jika aku ingin ke toilet? Kau ingin masuk bersamaku?" Tanya Jong In. Pria itu sudah sangat ingin memenuhi panggilan alamnya, dan Jiyeon? Malah menahannya di depan pintu.

Apa ada yang lebih menyakitkan dari itu?

"Kenapa kau lari saat ada yang memanggil tuan muda?" Tanya Jiyeon tak mempedulikan panggilan alam Jong In.

"Park Jiyeon! Aku ingin buang air kecil! Tak bisakah kau menunggu sebentar?! Dan apa kau ingin aku buang air kecil di sini? Kau ingin lihat?!" Sungut Jong In. Ia benar-benar sudah tak tahan.

"YA!!" Teriak Jiyeon tak tahan, wajahnya sudah memerah malu. Bagaimana bisa pria itu berkata dengan begitu vulgarnya pada perempuan?

"Kenapa perkataanmu begitu vulgar?! Aku perempuan kau tau?!" Pekikan tertahan Jiyeon keluarkan. Sedikit banyak ia juga merasa malu.

"Kau? Perempuan? Aku pikir kau pria!" Balas Jong In tak mau kalah. Kekesalannya mengalahkan hasrat dari  panggilan alamnya.

"Kami tunggu di sini." Suzy menengahi perselisihan dua manusia di depannya ini. Bagaimanapum ia juga tak taham dengan tatapan aneh para seniornya.

Dengan wajah yang bersungut-sungut, Jong In memasuki bilik toilet dan membanting pintu dengan sekeras-kerasnya. Tentu saja ia kesal.

**

"Ya ya ya! Ayo jelaskan." Desak Suzy. Menarik-narik lengan kemeja Jong In dan juga sesekali menarik helai rambutnya.

"Tenanglah Bae Suzy! Kau mengacaukan tampilanku!" Decak Jong In. Menjauhi jemari Suzy dari tubuhnya lalu mengambil jarak beberapa centi jauhnya, ia merasa teraniaya jika di dekat para sahabat gila itu.

"YA! Ayo ceritakan! Kau sudah janj-"

Bruk.

Suzy mematung, begitu juga teman-temannya yang lain. Coklat panas yang sedari tadi ia genggam, mendarat sukses di kemeja depan senior mereka.

Suzy gelagapan, menoleh patah-patah kearah depan lalu membulatkan matanya. "Matilah aku." Bathin Suzy cemas. Menelan dengan susah payah salivanya dengan tangan yang mencengkram kuat lengan Jong In.

"YA!! Apa kau tak punya mata hah?!" Bentak seniornya, menatap mata Suzy dengan aura yang tak mengenakan sama sekali. Badan besar dan juga otot-otoynya yang tercetak jelas, membuat Suzy ketakutan. Bagaimana jika tangan besar itu mendarat di pipinya dan meninggalkan jejak lima jari memanjang?

Tamatlah sudah riwayatnya, Sehun juga pasti akan marah besar, pasalnya Sehun belum pernah dan mungkin tak akan pernah main tangan dengannya.

"M.. maaf aku. Aku tak sengaja." Suzy gelagapan seraya membungkukan tubuhnya sedalam-dalamnya.

"Tak sengaja katamu?!" Suaranya memang tenang, tapi terdengar begitu menusuk dan mematikan.

"Aku benar-benar tak sengaja, maafkan aku." Ulang Suzy, membungkuk lagi dan mengepelkan tangannya di depan dada.

"Cepat berlutut di depanku!" Perkataan itu membuat Suzy makin menegang. Berlutut? Yang benar saja! Ia tak pernah berlutut sekali pun! Bahkan pada siapa pun!

"CEPAT!!" Teriakan itu mengejutkan Suzy. Bahkan ia sampai terlonjak karena kagetnya. Dengan kaku, Suzy mulai membungkuk dan berlutut.

"Jangan sekali pun kau berlutut Oh Suzy!" Peringatan disertai dengan tarikan pada lengannya membuat Suzy bangkit dari posisinya, bahkan sebelum ia sempat berlutut.

"Kai?" Gumam Suzy. Menatap takut pada senior mereka yang sudah menggertakan giginya.

"Jangan pernah berlutut pada siapa pun!" Ingat Jong In. Melirik Suzy sekilas yang hanya mempu termangu dengan ucapannya.

"YA!!! JANGAN KARNA KALIAN SENIOR KALIAN BEBAS MEMBENTAK DAN MEMPERLAKUKAN KAMI DENGAN SEMEN-MENA!" Teriakan menggelegar Baekhyun membuat semua orang tersadar, bahkan beberapa senior lainnya mulai mendekati mereka. Terlebih para senior pria, jangan lupakan badan besar mereka!

"Aku baru saja tersadar dari acara keterpakuanku dan langsung melihat sahabatku berlutut pada mereka? Omong kosong apa ini?!" Decak Baekhyun. Berdecih tak suka lalu menatap Suzy. "Kau baik-baik saja?" Tanya Baekhyun. Ia tersenyum saat anggukan kepala Suzy terlihat oleh ekor matanya.

"Apa yang anak baru ini lakukan?" Tanya wanita dengan rambut sebahunya.

"Berteriak pada senior." Jawab pria yang menyuruh Suzy membungkuk dan berlutut tadi.

"Sudahlah Yun." Wanita tadi bergelayut manja pada lengan pria tadi, Yun Yun apa lah Baekhyun tak mau.

"YA! Kau an-"

"Apa?!" Sela Jiyeon yang mulai mendapatkan keberaniannya lagi. Menyingsingkan lengan bajunya dan mengangkat tinggi-tinggi dagunya yang sempat tersembunyi tadi.

"Kau berani padaku?!" Teriak wanita dengan rambut sebahu tadi.

"Kau pikir aku takut.." jeda, Jiyeon melangkah maju dan mencondongkan tubuhnya kedepan. "Taeyon?" Ujarnya.

"Kau?!" Taeyon, si wanita dengan rambut sebahu tadi membulatkan matanya tak percaya.

"Apa?! Mengingatku? Atau mengingat pacarku yang kau ambil?!" Tanya Jiyeon santai.

"YA!!" Yunho, si pria korban coklat panas Suzy berteriak tak suka.

"APA?! MAU MEMBENTAKNYA?!" Suzy balas berteriak, tadi ia sempat takut tapi tidak untuk sekarang.

Sehun bisa tidak diganggu dengan otak cerdasnya, tapi Suzy tak akan mau diganggu karena otak pas-pasan dan ketakutannya.

"Kau sudah berani?" Tanya Yunho dengan seringaiannya.

"Berhenti disana! Dan jangan pernah mengusik kami!" Desis Chanyeol, ia memang diam. Tapi bukan berarti ia bisa dilangkahi. Dia hanya sempat segan tadi.

"Aa, kau ikut-ikutan?" Tanya Yunho. Melangkah kearah Chanyeol dan menarik kerah kemejanya. "Kau pik-"

Brak.

Baekhyun hanya diam dengan wajah datarnya, menantang Yunho yang sudah tersungkur di depannya hanya karena tendangan ringan miliknya. "Jangan pernah remehkan pemuda kecil sepertiku!" Peringat Baekhyun.

Menepuk kedua tangannya lalu melenggang pergi dari sana. Tentunya setelah menyeret teman-temannya untuk ikut dengannya.

"Apa kita akan baik-baik saja?" Tanya Suzy takut-takut, ia hanya tak ingin mendapat pengalaman buruk saat menjadi mahasiswa.

"Kemarin-kemarin aku memang mengandalkan koneksi Sehun, suamimu. Tapi sekarang tidak." Jawab Baekhyun, pemuda yang sedari tadi menggebu-gebu ingin membunuh Yunho. Korban coklat panas Suzy.

**

Drrt.. drrt..

Sehun mengeryit, meraih ponselnya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop dengan apel tergigit di belakangnya itu.

"Hmm. Ini aku."

"S.. Sehuuun."

Sehun mengeryit, melihat layar ponselnya dan mendapati nama istri kecilnya di sana. Ia terlalu sibuk hingga begitu malas melihat id pemanggil pada layar ponselnya.

"Suzy?"

"Sehun, apa aku akan baik-baik saja?"

"Memang kau kenapa?" Sehun sedikit tertarik, menyingkirkan laptopnya dan melonggarkan sedikit ikatan dasinya yang menggantung rapi di leher jenjeng itu.

"Aku baru saja menumpahkan coklat panas pada kemeja seniorku, dia sangat marah. Aku sudah meminta maaf, hanya saja dia menyuruhku untuk berlutut. Jong In si Kai hitam, melarangku. Baekhyun berteriak nyaring dan menendang seniorku, Jiyeon juga ikut menantang seniorku yang lain. Sedangkan Chanyeol, suara desisannya begitu mengerikan." Adu Suzy, suaranya bergetar. Dan Sehun yakin jika perempuan kecil iti sangat ketakutan sekarang.

"Tak apa, kau sudah meminta maaf bukan?"

"Sudah. Tapi jika dia membullyku bagaimana?"

"Tidak akan."

"Tapi aku takut Sehun."

"Tak apa, aku ada untukmu. Aku akan melindungimu."

"Serius?!"

"Tentu!"

"Terima kasih Sehun."

"Tak masalah sayang."

TBC

THANK U

SEE U NEXT CHAP

DNDYP