webnovel

Ch. 61

Sehun meregangkan otot-ototnya. Lelah, bahkan sangat lelah. Menenangkan empat remaja labil itu sangat susah. Emosi mereka masih naik-turun dan itu membuat Sehun kewalahan.

"Kelinci liar! Bangunlah. Aku akan mengantarmu tes hari ini." Ujar sehun. Menarik ujung hidung Suzy hingga gadis itu meringis. Sakit.

"Bangunkan dengan cara kemanusiaan Sehun." Suzy merengut lucu. Menyibak selimutnya dengan kasar lalu menghentakan kakinya menuju toilet. "Bersihkan tempat tidur." Suruh Suzy dengan jari telunjuk lentiknya yang mengarah pada Sehun.

"Tidak. Itu tugasmu!" Tolak Sehun. Berbaring lagi dan segera memunggungi Suzy.

Dug.

"Akh." Ringis Sehun saat sepasang sendal mendarat ke punggungnya. Lumayan keras namun tak terlalu menyakitkan.

"Baru tadi malam kau menangis tersedu-sedu di dalam pelukanku dan sekarang kau sudah menjadi macan betina lagi?! Huh." Dengus Sehun.

Dug.

Melempar kembali sandal Suzy hingga mengenai dahi seksi istrinya itu. "Huuu Sehun.. maafkan aku hiks.. aku janji aku akan lulus tes besok. Maafkan aku karna selama ini aku kekanakan hiks." Olok Sehun, mendengus sinis ke arah Suzy yang saat ini sudah memerah. Ia jujur soal yang barusan. Suzy benar-benar menangis sesenggukan di pelukannya.

"Hiks.. maafkan aku Sehun." Suzy terisak-isak. Menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Sehun yang saat ini hanya bisa mengelus pelan punggungnya.

"Stt.. tak apa, mereka juga tak ingin melihatmu sedih mungkin." Bisik Sehun.

"Sehun." Panggil Suzy dengan mata seperti anak kucingnya.

"Ya?" Jawab Sehun pelan.

"Aku.. aku minta maaf karna belum bisa me.. hiks.. mengabulkan permintaanmu. A.. aku belum siap Sehun." Isak Suzy lagi. Kali ini air matanya makin berderai. "Aku benar-benar bukan istri dan sahabat yang baik." Sesal Suzy.

"Hey. Hey. Tenanglah, tak apa. Aku bisa menunggumu, dan aku sudah bilang jika aku tidak akan memaksamu bukan." Bisik Sehun lagi. Mengecup pelan puncak kepala Suzy lalu tersenyum kecil.

"YA!! Berhenti mengungkit itu!" Marah Suzy. Berjalan cepat menuju Sehun lalu memukulnya dengan membabi-buta.

"Aw.. akh.. sakit!" Ringis Sehun. Memegangi lengannya yang menjadi sasaran empuk Suzy. Pukulan kelinci liar itu benar-benar menyakitkan. Kalian tau!

"Rasakan! Dasar tukang ledek! Gunakan sedikit peri kemanusiaaanmu!" Amuk Suzy lagi.

"Yang memukulku tanpa ampun siapa nona? Harusnya kau yang membangun lagi rasa KEMANUSIAANmu itu!" Sindir Sehun dengan menekankan kata kemanusiaan disana.

Jujur saja. Lengannya benar-benar sakit semua.

**

Chanyeol dan Baekhyun bergerak gelisah di duduknya. Bagaimana tidak? Ini hari tes mereka dan mereka sangat amat teramat takut. Takut jika mengecewakan Sehun tentu saja. Bukan takut mengecewakan orang tua mereka yang saat ini hanya sibuk mengisi pundi-pundi dolar mereka.

Sialan.

"Hhh. Aku takut Baek." Bisik Chanyeol di kursinya.

"Aku juga!" Balas Baekhyun seraya memelintir ujung bajunya.

"Ya!! Apa yang kalian risaukan?!" Tiba-tiba Jiyeon datang dengan wajah kelewat cerianya.

"Apa kau tak takut tes nanti gagal?" Tanya Baekhyun.

"Ah hanya itu? Itu masalah sepele." Santai Jiyeon lagi. Duduk di tempat biasa dia duduk dan mengambil selembar roti.

"Aku bahkan sangat takut!" Ujarnya kemudian. Entah kemana hilangnya raut cerita berlebihan tadi. Bahkan gadis itu sampai membanting roti yang ia ambil tadi ke atas meja.

Grogi.

Jika mereka gagal tes bagaimana? Jika Sehun kecewa pada mereka bagaimana? Rasanya Jiyeon ingin menangis sekarang.

"Hai." Sapa Suzy, si Nyonya rumah. Mengambil beberapa lembar roti lalu mengoleskan selai stoberry untuk Baekhyun, selai pisang untuk Chanyeol, selai kacang untuk Jiyeon dan selai coklat untuknya dan Sehun.

"Jika kita gagal bagaimana?" Risau Jiyeon. Menatap mata Suzy yang saat ini juga tengah menatapnya.

Tersenyum tipis, Suzy menuangkan susu kepada masing-masing gelas teman-temannya itu. "Tak apa, kita sudah berusaha bukan." Ujar Suzy. Meneguk susunya lalu tak sengaja, ekor matanya melihat sosok Sehun. Sangat tampan. Luar biasa tampan.

Suzy rasanya tak rela jika ada yang ikut menikmati ketampanan suaminya itu. Sehun itu hanya miliknya.

"Puas menatapku?" Sindir Sehun. Duduk di kursinya lalu mulai mengunyah rotinya dengan tenang.

Jiyeon bahkan hanya bisa terkagum-kagum dengan ketampanan luar biasa Sehun yang begitu memikat. Jika ia tidak ingat bahwa gadis di sampingnya ini istri Sehun, maka dapat Jiyeon pastikan bahwa ia akan langsung melamar Sehun detik ini juga.

Bagaimana tidak! Kaos V-neck berwarna putih dari Baekhyun dipadukan dengan jas berwarna abu-abu yang diberikan Chanyeol kemarin. Celana jins hitam yang membalut kaki jenjangnya lalu jam tangan yang dihadiahkan Jiyeon yang bertengker manis di pergelangan tangan kirinya. Ah, dan juga sepatu yang senada dengan jasnya dengan garis-garis putih pada pinggirannya. Hadiah dari istri tercintanya. O..oh, satu lagi, rambut hitam legam yang ia rata sedemikian rupa hingga memperlihatkan dahi seksinya.

Nilai lebih lagi untuk Sehun. Karena, semua barang yang bertengger di tubuh sempurnanya itu adalah barang-barang branded semua. Tanpa terkecuali. Mungkin dalamannya juga branded.

"Kau memakai hadiah kami?" Tanya Baekhyun dengan mata berbinar.

Sehun mengangguk samar, ia bisa menggunakan cara ini agar remaja-remaja labil itu mendapat semamgat untuk menjawab soal tes dan lulus menjadi mahasiswa SNU.

Kurang baik apa lagi Sehun?

"Waktunya berangkat. Aku tak ingin kalian telat." Ujar Sehun. Mengeluarkan kunci mobilnya, kali ini ia tak akan menggunakan mobil sport mahal lagi mewahnya karna tak akan cukup menampung lima orang bukan.

Tapi tetap saja, masih terdaftar sebagai salah satu mobil termahal di dunia.

Bukan bermaksud sombong, Sehun hanya ingin pamer sedikit. Tak masalah bukan? Kapan lagi.

**

"Oh hsgshsjsksj!" Chanyeol meracau tak jelas. Mengacak rambutnya frustasi dengan kaki yang menghentak ke lantai.

"Shit." Umpat Baekhyun tanpa sensor. Mencuramkan alisnya lalu membanting tasnya ke lantai. Bukan panas lagi, bahkan darahnya sudah mendidih.

"Sehun." Cicit Suzy. Baru kali ini ia merasa menjadi manusia paling kecil. Tiba-tiba saja ia merasa rendah diri.

Bagaimana tidak. Semua yang mengikuti tes hari ini diantar dengan orang tua mereka, itu salah satu alasan Chanyeol dan Baekhyun mengumpat seraya meracau tak jelas.

Kedua, mereka semua di antar dengan pengawalan penuh. Bukan dengan berpuluh-puluh bodyguard. Tapi dengan ayah atau ibu mereka yang menggunakan jas dokter, baju polisi, baju hakim, jaksa dan entah apalah itu. Suzy merasa kalah sebelum berperang.

"Kalian kenapa?" Tanya Sehun.

"Aku pastikan perempuan seksi di ujung sana langsung lulus tes." Ujar Baekhyun seraya telunjuk lentiknya mengarah pada perempuan dengan mobil sport di ujung sana.

"Dan dia yang pakai kaca mata tebal dan buku di dekapannya." Kali ini Chanyeol.

"Karena orang tua mereka, donatur dan dosen disini." Jelas Jiyeon. Meremas buku di tangannya dengan wajah yang memerah.

"Koneksi." Gumam Suzy. Reflek. Tanpa sadar.

"Kalian ingin aku masuk ke sana lalu menyalami mereka dengan selipan seratus juta won?" Tanya Sehun sarkas. Melipat tangannya di depan dada lalu tertawa sinis. "Lebih baik kalian tak usah kuliah!" Dengus Sehun. Membuka pintu mobil lalu hendak masuk, tentunys sebelum Suzy dan Jiyeon menghalangi mereka.

"Apa?" Tanya Sehun singkat. Memutar malas bola matanya.

"Kami tidak mengatakan ia. Dan juga tidak menginginkannya." Cicit Suzy.

"Kami butuh semangat tuan tembok." Sindir Jiyeon malas. Apa semua lelaki itu tidak peka?

Sehun menghela nafas kesal.

Blam.

Keluar dari mobil. Bersandar pada pintu mobil lalu melipat kedua tangannya. "Sekarang. Masuk! Lima menit sebelum tes di mulai. Jangan buat apa yang sudah aku lakukan sia-sia karna aku tidak suka dengan sesuatu yang tak berguna." Ucapan tajam Sehun sukses membuat mereka berempat terdiam.

Keringat dingin menetes di pelipis mereka. Sehun yang seperti ini begitu menakutkan.

"Kalau begitu kami masuk." Ujar ChanBaek yang sedari tadi hanya diam dengan tenggukan saliva yang rasanya akan membunuh mereka.

"A.. aku juga. Aku harus belajar beberapa materi lagi." Kali ini Jiyeon. Lari dengan terbirit-birit menyusul ChanBaek yang sudah menghilang entah kemana.

"Aku masuk dulu Sehun. Doakan aku ok." Pinta Suzy. Memperbaiki letak tasnya lalu memeluk Sehun sekilas.

"Aku selalu mendoakanmu sayang." Bisik Sehun. Lalu melepas pelukannya. Menangkup pipi Suzy lalu mengarahkannya kekiri dan kekanan. "Masuklah." Suruh Sehun.

Suzy mengangguk. Melangkah pergi seraya melambaikan tangannya pada Sehun. Tertawa kecil saat Sehun membalas lambaiannya dengan canggung.

Sehun diam. Menatap punggung kecil istrinya yang makin menjauh. Hingga tanpa sad-

Bruk.

-ar kelinci hidup itu kembali lagi masuk ke dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu." Bisik Suzy.

TBC

THANK U

SEE U NEXT CHAP

DNDYP