webnovel

Ch. 14

Suzy masih terdiam. Otaknya masih belum bisa memproses apa yang terjadi saat ini.

Hingga...

Entah pencerahan dari mana yang ia dapat. Ia tersadar, dan..

Brak.

"Brengsek!" Reflek Suzy. Ia menghentakan keras tangan Daehyun yang ada di lengannya. Mendorong paksa tubuh Daehyun, agar bibirnya terlepas dari Daehyun.

Manusia sialan! Maki Suzy. Mengusap kasar bibirnya dengan punggung tangan lalu menatap Daehyun dengan tatapan menusuk.

Sedangkan Daehyun tidak merespon dan hanya menatap Suzy dalam diam.

Tampang tak berdosanya perlu dibakar hingga lebur!! Amuk Suzy dalam hati. Tidak lucu bukan, jika ia harus meninjit hanya untuk mendaratkan tangan mulusnya ke wajah jelek Daehyun.

"Kau BRENGSEK!!!" Amuk Suzy dengan penekanan pada akhir kalimatnya.

Ugh, menyebalkan bukan? Manusia tak tau apalah itu, seenaknya saja padanya? Kemana si guru datar tadi? Ia biarkan saja? Atau jadi penonton setia? Oh, Suzy benar-benar merasa dilecehkan sekarang.

Ia menatap sekitar. Itu. Disana, masih ditempatnya, Oh datar Sehun masih berada ditempat dengan ponsel ditangannya. Suzy makin mendidih, dalam gerakan cepat. Tangan mulus dan cantiknya sudah membekas di pipi Daehyun. Dengan geram, ia  pergi meninggalkan Daehyun, tak lupa menginjak kaki pemuda itu dan melenggang pergi dengan jari telunjuk yang terpakir didepan hidung Daehyun. Mengisyaratkan bahwa ia baru  berkata awas saja kau.

**

Sehun masih duduk ditempatnya. Tak peduli pada pemuda yang baru saja menghampiri Suzy. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang jelas Sehun masa bodoh.

Apa yang mereka bicarakan? Jarak mereka dekat sekali. Bathin Sehun. Ia HANYA aneh. Kalau berbisik, setaunya di telinga bukan didepan wajah.

Apa itu gaya berbisik yang baru? Monolog Sehun lagi. Masih menatap dua muridnya itu.

Bukan secara terang-terangan tentu saja. Ia hanya berpura-pura memainkan ponselnya. Ia bersyukur bahwa layar ponselnya gelap. Orang manapun tidak akan tau jika ponselnya itu dalam keadaan hidup, atau mati.

Kenapa harus menjauh? Bathin Sehun. Ia mulan penasaran ok. Itu tak wajar, menurutnya. Wajah Daehyun semakin mendekat, dekat, dekat hingga ia melihat..

Daehyun si cucu kepala sekolah, mencium i- maksudnya muridnya, Suzy. Sehun mengerutkan sedikit dahinya, Suzy hanya diam sejauh ini. Tak bereaksi. Sehun memperkirakan bahwa Suzy tidak akan bernafas, hingga ia sadar. Ya, Sehun yakin. Suzy masih terperangkap dengan kekagetannya.

Apa moral dan etika manusia sekarang sudah hilang? Atau mereka lupa dimana mereka meletakkannya? Mereka tinggal dirumah? Sembunyikan didalam kloset? At- awww...

Ocehan bathin Sehun terhenti saat ia melihat, masih dengan layar ponselnya, Suzy menampar Daehyun. Cucu sang kepala sekolah. Melihat sekitar, dan terhenti saat melihat Sehun. Seperti merasa terlecehkan, walaupun mungkin kenyataannya juga begitu.

Menunjuk Daehyun dengan jari telunjuk kirinya, menginjak kaki Daehyun dan pergi begitu saja. Rasanya Sehun ingin terbahak saat melihat ekspresi Daehyun.

"Bodoh." Ucap Sehun saat akan beranjak dari duduknya. Menuju mobil hitam mengkilap yang baru saja berhenti didepannya. Jemputannya sudah datang. Lagian Suzy juga sudah pergi entah kemana.

**

Suzy masih berjalan dikegelapan malam. Ia malas pulang kerumahnya, lagian dirumahnya juga hanya ada dia.

Mamanya benar-benar mendepaknya dari keluarga Bae jika begini. Ia menunduk, memandangi kakinya yang akan membawanya pergi entah kemana, ia tak ingin pulang. Jika dia ada dirumah bagaimana? Huh, tidak! Ia tak ingin pulang.

Suzy mengangkat kepalanya, menatap langit malam yang gelap. Rintik-rintik air mulai turun. Dan tak berapa lama, hujan deras mengguyur tubuhnya. Suzy hanya diam. Menatap langit dan memejamkan matanya. Ia tak peduli jika harus basah kuyup, ia juga tak peduli pada manusia lain yang mencari tempat berteduh, berlarian, dan sesekali menabrak tubuh basahnya.

Ia memejamkan mata lagi, tapi kali ini ia menatap ujung sepatunya, merasakan air yang mengalir ditubuhnya, dan juga air yang mengaliri pipinya.

Bukan. Itu bukan air hujan. Air hangat itu, mengalir dari matanya yang masih terpejam. Ikut melebur bersamaan dengan air hujan yang mampu menyamarkan air matanya.

Hujan yang turun seperti mengerti bagaimana perasaan Suzy. Ikut merasakan kesakitan yang dirasakan gadis itu. Menemani Suzy yang masih berdiri ditempatnya dengan bahu bergetar.

Bibirnya memang tak bergerak, tapi gerakan naik turun pada dadanya yang cepat itu menandakan bahwa ia merasakan sesak yang amat sangat saat menahan isakannya.

Membuka matanya perlahan, dan tersenyum tipis. Ia mulai menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Kenapa kau mau menerima rencana bodoh ini jika kau hanya diam dan tak mau peduli? Kenapa kau tak mengakhiri ini saja? Kau berniat mempermainkan ku? Jika ia, kau sudah melakukannya." Ucap Suzy lirih. Tersenyum kecut, dan kembali berjalan tak tentu arah, mengikuti kemana kakinya melangkah dan akan berhenti jika ia lelah.

Berhenti hanya untuk terjatuh, dan, kembali bangkit juga hanya untuk terjatuh.

**

Tanpa ia sadari, sedari tadi sosok pria diujung jalan memperhatikannya dari dalam mobil mewahnya.

Ia..

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP