webnovel

-MY STORY-

"tidak perlu hidup sempurna untuk menjadi bermakna" Ini cerita tentang gue. Iya gue, SHEILA LAUREN PERMANA Anak baik baik dan sederhana dari Panti Asuhan Kasih. Selalu baik dan penurut. Saking penurutnnya, sampai di tindas. Di tinggal kedua orang depan pintu panti. Di buang sama temen temen setiap hari pada umur yang terbilang muda. Tapi tenang, kehidupan gue berubah menjadi 180° lebih "baik". Sekarang fokus gue ke misi di SMA kesayangan semua orang ... SMA Kenangan.

keshiamrtz · Adolescente
Classificações insuficientes
28 Chs

XXVII || MY STORY

🗝🗝🗝

Karin nampak tercengang ketika di hadapannya, terdapat arena latihan tembak. Berbagai macam pistol tersedia. Dimulai dari flintlock, revolver, pistol semi otomatis, pistol otomatis, hingga Glock17, pistol terbaik ke dua di dunia. Dan sasaran tembakan jauh 10 meter lebih di depan mereka.

"Buat apa lo punya tempat latihan tembak di halaman belakang rumah?!" Tanya Karin nyalang.

"Have fun!" Jawab santai Kimberly. Dia mulai berjalan mendekat ke tempat pistol-pistol itu terjajar. Dia nampak memilih Salah satu dari banyak nya pistol untuk di pakai.

"You have fun like this?!" Tanya Karin sekali lagi. Ara yang berada di belakang Karin tertawa remeh. "Just watch!" Titah Ara sembari menunjuk Kimberly yang sudah siap dengan pistol desert eagle mark XIX di depan sasaran tembak mereka.

Di kenal karena daya tembaknya, Kimberly merasa percaya diri membidik target nya. And shoot! Kimberly tersenyum puas ketika melihat hasil dari bidikannya. "Sembilan, dikit lagi!" Seru Sheila.

Kimberly menyingkir dari tempatnya membiarkan Karin maju selanjutnya. Dia memberikan pistol desert eagle mark XIX nya kepada Karin.

Karin menatap pistol itu dengan agak ragu, tapi kemudian mengambilnya. "Taro badan lo tepat di belakang senapan, kaki samping penembak yang kuat sedikit ditekuk!" Kimberly memberikan intruksi untuk Karin yang masih pemula. "Oke," balas Karin sembari membenarkan posisi badannya.

"Let's see what you got," ujar Ara. Sheila melayangkan senyuman penuh semangat kepada Karin dan langsung memasang wajah serius ketika Karin hendak menarik pelatuk. And shot! Semua orang di ruangan itu menganga tak percaya dengan hasilnya.

"W-waw!" Ucap Ara yang tidak bisa berkata-kata. Kimberly membelakkan matanya, sedangkan Sheila menutup mulutnya dengan kedua tangan.  Mereka tidak percaya dengan hasil tembakan Karin. Bahkan Karin sendiri tidak percaya dengan hasil tembakannya.

"Perfect point!" Seru Sheila yang tersadar akan kaget nya Dan menghampiri Karin. Kemudian dia merangkul Karin dengan tawa kembali menuju Kimberly Dan Ara. "Lo bahkan lebih bagus dari Kimberly," ledek Ara yang mendapat toyoran dari Kimberley.

Karin tertawa melihat Ara mendapat perlakuan malang seperti itu dari Kimberly. "Gue juga nggak percaya. Kok bisa sih?" Ujar Karin mengeluarkan keterjutannya. "Mungkin ini yang di sebut bakat alami," timpal Sheila.

Ara menatap Karin dengan senyum menantang. "Ready for another one?" Tanyanya. Karin yang tidak mau kalah sekarang, menatap mantap tatapan menantang dari Ara itu. "Ready!"

🗝🗝🗝

"Masih belum di angkat," info Noah lagi. "Lo masih nyari mereka?" Tanya Nichol. Sekarang Noah, Brandon, dan Nichol sedang berada di kantin menikmati makanan mereka. Tapi, dari tadi Noah masih saja berusaha menelpon Karin Dan Kimberly.

"Emang lo nggak khawatir apa bang?!" Nyalang Noah kepada Nichol.  "Nggak,"  jawab Nichol singkat dan memilih kembali ke mangkok basonya. "Positive thinking aja," lanjut Nichol.

"Lagian Karin sama Kimberly bisa jaga diri. Nggak mungkin mereka ngelakuin hal hal aneh, kan?" Timpal Brandon menenangkan Noah. Dengan Brandon yang berkata seperti itu, membuat Noah agak tenang.

Tapi itu membuat perasaan Nichol tiba-tiba berkecamuk. Dia tiba-tiba memikirkan Sheila yang memang suka membuat masalah. Masa sih gadis itu ada dalam masalah? Eh? Tapi tunggu. Kenapa Nichol jadi mencemaskan Sheila?

"Iya, pasti mereka nggak ada dalam masalah!" Mantap Noah untuk menenangkan hatinya yang cemas.

🗝🗝🗝

Mata Sheila menatap lekat ke jalanan di depannya. Tangannya berpegangan kuat pada setir mobil nya. Sedangkan kaki nya bersiap untuk menginjak gas. Di sisi lain, Karin memantapkan tekadnya untuk mengalahkan Sheila kali ini.

Setelah melakukan latihan sekitar 15 kali dengan Ara, Karin merasa siap untuk mengalahkan master dalam 'pacuan kuda' mereka. Yap, seperti yang kalian Kira, master nya adalah Sheila.

Di depan Karin dan Sheila, berdirilah Kimberly dengan bendera kecil. Dia melambaikan bendera itu ke arah Sheila. "Are you ready?" Kemudian Kimberly mengalihkan bendera itu ke arah satunya, ke arah Karin.  "You must ready!" Bendera di angkat setinggi mungkin di udara. "Go!" Bersamaan dengan turunnya bendera, Sheila dan Karin menancap gas mereka. Perlombaan sengit dimulai.

Karin dan Ara menatap dari pinggir sirkuit dengan fokus. Sementara Sheila memimpin balapan ini, Karin berusaha keras menyalip Sheila. Tapi Sheila terus menghalangi pergerakan Karin.

Terjadi nyusul menyusul di antara mereka. Semua nya nampak biasa saja bagi Kimberly dan Ara. Hingga, Karin menyalip Sheila. Semua orang terkejut, ketika seorang Sheila di susul.

Sedangkan Sheila, dia memasang smirk andalannya ketika Karin melewatinya. Dia sengaja bermain rapih, untuk membiarkan karin merasakan sensasi sebenarnya dari inti balapan ini. Hasrat yang besar untuk menang, dan kepuasan. Tapi seharusnya,  dia menahan dulu rasa puasnya. Karena Sheila  the queen of the road belum benar-benar muncul di jalanan.

Sheila memiliki senjata rahasianya. Ketika Karin sedang berada di batas tingkat kecepatannya, Sheila menekan tombol di setirnya.

Tanpa sepengetahuan Karin, Kimberly,dan Ara, Sheila memasang NOS pada mobilnya. NOS yang berarti Nitrous Oxide System bisa menambah kecepatan mobil sehingga mobil melaju lebih dari kecepatan yang bisa di bayangkan.

Ara dan Kimberly terlonjak kaget ketika mobil Sheila tiba-tiba melesat di lintasan. "Dia masang NOS?!" tanya Kimberly nyalang. "Well, it's non rules racing, " balas Ara. Kimberly tahu balapan ini tanpa aturan, tapi awalnya dia Kira Sheila akan membiarkan Karin sang pemula menang dalam balasan pertamanya.

Kimberly menghawatirkan Karin yang mungkin akan terkejut dengan kecepatan Sheila. Benar saja menurut Kimberly.  Ketika Karin sedang berada di hawa panas untuk menang karena di depannya sudah terluhat garis finish, dia terkejut dengan Sheila yang melaju dengan kecepatan tak terduga. Bahkan Karin hampir tidak bisa melihatnya.

Dan hasilnya sudah jelas, Sheila lebih dulu melewati finish. Saat sampai finish, Sheila langsung turun dari Mobil nya dengan senyum puas di wajahnya. Dia menghampiri Karin yang baru saja sampai di garis finish.

"Well, lo udah pake mobil paling cepat loh di sini. Masih aja kalah," ledek Sheila . Karin keluar dengan memasang ekspresi sebal "Lu cepet banget tadi, gimana mau gue lawan coba?!" Keluhnya.

Sheila terkekeh mendengar keluhan Karin. "Kenapa sih lo bisa secepat itu?"

"Dia pake NOS," timpal Ara yang tiba-tiba muncul di lintasan.  Karin sedikit membelak kaget ketika mendengar ucapan Ara.  "NOS yang buat pesawat itu?!"

Ara, Kimberly dan Sheila mengangguk bersama. Sheila berjalan ke arah bagasi mobilnya lalu membukanya. "The best NOS in this place!" Ujarnya sembari menepuk-nepuk kedua NOS nya.

Kimberly membelak kaget ketika melihat bukan hanya satu NOS yang di pasang, melainkan dua NOS pada Mobil Sheila. "Lo pake dua? Lo Gila?!" Nyalang Kimberly. Sheila mengangguk dengan smirk di wajahnya.

"Emang kenapa kalau dua?" Tanya Karin yang tak paham apa-apa. "Masang dua NOS di satu mesin Mobil bisa bikin mesinnya kewalahan. Dan resikonya, meledak." Jelas Ara sambil menatap ke arah Sheila dengan tatapan seolah olah Sheila melakukan hal yang membuat nyawanya meledak. Meskipun kemungkinan itu ada. "Buktinya nggak meledak, kan?" Balas Sheila santai.

Kimberly dan Ara memilih diam dari pada menghadapi Sheila yang bersikap cuek saat nyawanya terancam. "Kenapa lo bisa kepikiran pake gas buat mesin pesawat, La?" Tanya Karin. Dia ingin tahu dari mana Sheila dapat ide se gila itu.

"Jaman sekarang NOS di pake di mesin mobil buat nambah kecepatan kayak yang dilakuin Sheila tadi," bukan Sheila lah yang menjelaskan, melaikan Kimberly.

"Emang lo nggak pernah ngeliat NOS di pasang di mobil di film-film, gitu?" Tanya Sheila. "Gue kira itu cuman di film," balas Karin dengan polos.

Sheila, Kimberly,  dan Ara sama sama tertawa terbahak bahak ketika Karin menjawab pertanyaan Sheila dengan polos. "Yaudahlah, lanjut?" Tawar Ara lagi. Karin menatap tiga gadis di depan nya yang membuatnya kecanduan dengan hal hal di luar kebiasaannya dengan tatapan siap menghadapi tantangan. "Lanjut!"

🗝🗝🗝

"Sekian pelajaran hari ini," kalimat itu menjadi penutup sekolah hari ini. Setelah Pa Edward keluar dari kelas, Noah langsung berlari keluar kelas untuk menemui Brandon dan abangnya.

Mereka sudah membuat rencana untuk pergi ke rumah Kimberly dan Sheila untuk mengecek keadaan para gadis itu. "Jadi pergi?" Tanya Noah.

Brandon dan Nichol sama sama mengangguk. "Let's go!" Ajak Brandon yang sudah berjalan duluan ke tempat parkir motornya. Noah dan Nichol menyusul.

Sesampainya di depan rumah Sheila, Nichol dan lainnya mengerutkan dahi mereka heran ketika rumah nya masih di kunci. "Masih di LA kah?" Tanya Brandon.

"Sg Sheila semalem udah di bandara Jakarta," jawab Noah.  Percayalah, mungkin kalian berpikir Shiela bukanlah orang yang suka bermain Instagram. Tapi kenyataannya, Sheila suka bermain Instagram.  Hanya saja dia tidak pernah, ah bukan! Tidak boleh memperlihatkan wajahnya. Nanti urusannya panjang.

"Lah? Sheila suka masang SG?!" Kaget Brandon. "Suka," balas singkat Nichol.  Sontak itu membuat Noah mengahadap ke arah abang tercintanya "Lo suka liatin?!" . Nichol hanya diam tidak menanggapi perkataan Noah. Dia lebih memilih membuang wajahnya melihat-lihat sekitar. Itu membuat Noah mencibik kesal.

"Kenapa lu nggak liat postingan terakhir Sheila aja?" Tanya  Brandon "Jan jadi orang bego deh," lanjutnya yang langsung menohok kepada Noah.

"Kan tadi hape nya mati, ege!" Balas Noah tak mau kalah mengejek Brandon. "Nichol di tolak dong, kalau lo lupa!" Seruan terakhir Brandon membuat Nichol yang sedari tadi diam menjadi berdehem.

"Lo ngomong kayak gitu, kesannya bang Nichol abis nembak Sheila, njir!" Ucap Noah yang tak di pedulikan Brandon "Bukan urusan gue!" .

Nichol melemparkan batu yang dia ambil di jalanan ke kepala Brandon saking kesalnya. Untung saja Brandon menggunakan helm. Kalau tidak,  kepalanya mungkin akan benjol.

"Sialan lo!" Sebal Brandon. Tapi Nichol menjawab nya sama seperti tadi brandon menjawab perkataan Noah, "bukan urusan gue,".

"Udah, coba cek instagram Sheila!" Titah Brandon. Noah hanya menurut kali ini. Kalau mereka terus berdebat, urusan ini tidak akan beres. 

Dan ketika membuka aplikasi instagram, Noah langsung di kejutkan dengan postingan baru dari Sheila. "Bro..."

Noah menyodorkan handphone nya ke arah Nichol dan Brandon.  Ekspresi mereka tidak jauh berbeda saat melihat postingan Sheila terbaru. "Ini mereka..."

🗝🗝🗝