Farsya tak berkata apapun lagi, dia amat sangat terkejut. Tidak pernah terbayang kan di pikiran nya jika dia telah menikah dengan seseorang yang bahkan baru pertama kali di lihat nya.
"Tidak percaya?" Ujar David.
Farsya menggeleng keras. "Tidak mungkin."
"Woaw, kau terlihat tidak menerima pernikahan kita." David berdecak, dia emosi.
Farsya hanya berdiam, rasa terkejut masih mendominasi perasaan nya sekarang.
"Jawab! Aku tidak suka di abaikan." David berucap dengan nada tinggi.
Farsya terjingkit kaget, namun dia tak menghiraukan David. Farsya tetap diam, tanpa suara.
"Kau bisu sekarang ya." David terlihat semakin marah, namun Farsya tak memperdulikan nya.
David mengepalkan kedua tangan nya, dia sangat marah.
Farsya menjerit, laki-laki itu menarik rambutnya dengan keras hingga beberapa helai dari rambut nya berjatuhan.
Farsya mencoba menjauhkan diri dari David, namun semakin dia menjauh semakin keras pula tarikan rambut nya.
"Tolong hentikan." Ucapnya merintih, memohon pada David untuk menghentikan aksi nya.
"Baru bisa ngomong?" David semakin menarik keras rambut Farsya.
Farsya mengaduh kesakitan.
David melepaskan tangan nya dari rambut Farsya. Banyak rambut yang menempel pada telapak tangan Farsya.
Farsya memegang kepalanya yang terasa sakit, pusing di kepalanya semakin bertambah karena tarikan keras yang di lakukan oleh David.
"Ini tidak akan terjadi jika kau patuh."
Farsya berdiam, dia sama sekali tidak pernah di lakukan seperti ini sebelum nya.
"Oh berarti aku harus melakukan kekerasan dulu untuk mendengar suara mu, begitu?" Ucap David mendekatkan wajah nya pada Farsya.
Farsya menatap lekat wajah David, bagai seorang pemberani. "Kau tidak ada berhak untuk memperlakukan ku seperti ini."
David sedikit terkejut melihat keberanian istri nya ini. "Wah, aku sangat menyukai istriku seorang pemberani, tapi aku tidak suka jika kau berani padaku." Ucap nya sambil memegang dagu Farsya dengan keras.
Jiwa pemberontak dalam diri Farsya keluar, dia menepis tangan David yang berada di dagu nya dengan kasar. "Aku bukan istri mu." Ucap nya dengan tegas.
Davud terkejut, kemudian Davud tertawa keras. "Wow, rupa nya kau harus di beri pelajaran. Aku ini suami mu dan kau istriku, tak peduli kau percaya atau tidak." David berucap dengan menekankan setiap kata yang di ucap nya.
Mata elang David yang menatap Farsya dengan tajam membuat keberanian Farsya menciut.
Laki-laki ini sangat menyeramkan untuk menjadi tandingan nya.
Farsya sangat bersyukur sekali saat David keluar dari kamar. Dia sedikit lega karena laki-laki itu tidak menyiksa nya.
'Syukurlah, mungkin dia merasa kesal padaku dan pergi.' Pikirnya.
Selang beberapa menit, seseorang memasuki kamar ini. Tidak, itu bukan David. Entahlah, Farsya juga tidak mengetahui siapa orang ini.
"Nona, tuan beserta keluarga besar telah menunggu anda di ruang makan." Ucap seorang perempuan yang berdiri kaku di depan pintu.
"Maksudnya?" Farsya terlihat belum mengerti.
"Anda sedang di tunggu tuan beserta keluarga besar di ruang tamu."
Farsya mengangguk mengerti, namun dia tidak ingin ruang makan. Bagaimanpun juga dia masih tidak mempercayai dengan orang-orang yang ada disini. Dia tidak mempercayai tempat baru yang sedang dalam hidup nya sekarang.
"Baiklah, mari saya antarkan sekarang."
Farsya menggeleng kuat. "Oh tidak perlu."
Wajah wanita yang ada di depan pintu itu terlihat khawatir. "Nona, ini perintah dari tuan. Jika anda tidak turun maka itu akan berbahaya bagi anda dan saya."
"Begitukah, ayo kalau begitu." Farsya langsung berjalan mengikuti pelayan itu.
Dia sedikit khawatir saat mendengar jika David akan menyiksa nya lagi, bukan cuma itu dia juga khawatir akan pelayan ini.
Farsya gugup, dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di meja makan itu. Mereka adalah keluarga besar David. Farsya menunduk, dia tak berani menatap orang-orang di sekitarnya. Mereka seperti menilai Farsya dari bawah sampai atas dan itu membuat nya tidak nyaman.
"Silahkan duduk." Hanya satu orang yang berbicara, dia adalah orang yang memperkenalkan diri nya bahwa dia adalah mama dari David.
Farsya mengangguk, dia mendudukan diri pada salah satu kursi kosong yang sudah di sediakan, di samping David.
"Jadi kau adalah Farsya, istri David." Kali ini seorang laki-laki yang terlihat lebih tua berbicara dengan nada kaku nya.
Farsya tidak tahu akan berkata apa, ingin rasanya dia berkata dengan tegas bahwa dirinya bukanlah istri David namun lidah nya terasa kelu tak bisa di gerakan.
"Ayo kita mulai makan saja ya." Ucap mama David mencoba memecah kecanggungan.
Semuanya mengangguk setuju, mereka sedang mengambil hidangan makanan yang tersedia di atas meja makan ini.
"Farsya, silahkan di ambil makanan nya. Ambilkan juga untuk suami mu." Ucap salah seorang perempuan yang tidak di ketahui identitas nya oleh Farsya.
Farsya mengangguk, tangan nya bergetar saat memasukan nasi ke dalam piring David.
Farsya menyuapkan makanan ke mulut nya, keringat dingin keluar dari tubuh nya.
Mungkin hari ini akan menjadi hari tersial di dalam hidup nya.
Farsya merasa tak enak saat melihat beberapa tatapan dari orang-orang di sekitar nya yang memandang nya dengan pandangan tidak suka.
Farsya menautkan jemari-jemari nya di bawah meja makan. Dia terlihat seperti seorang penjahat yang ketahuan berbuat jahat.
"Tidak perlu canggung dengan kami, kita adalah keluarga mulai sekarang."
Farsya tersenyum dan mengangguk kaku.
Sedang David hanya berdiam diri dengan wajah kaku nya.
'Keluarga ini menyeramkan, sangat kaku.' Batin nya.
Saat mereka telah selesai menyantap makanan mereka, keadaan kembali hening.
Farsya tidak mengerti dengan ekspresi wajah mereka. Ada yang kaku, juga ada yang mencoba tersenyum palsu ke arah nya dan pandangan tidak suka. Namun yang jelas ekspresi wajah Farsya adalah ketakutan.
Entahlah Farsya juga tidak mengerti, tadi dia berani melawan David. Namun sekarang dia sangat bungkam pada orang-orang ini, keberanian nya seakan langsung hilang sesaat.
"Kau sudah menjadi bagian keluarga besar dari Santrago. Maka dengan itu, kau harus menjaga nama baik keluarga kita." Ucap seorang pria yang terlihat lebih tua itu.
"Saya Sandi Santrago, bapa dari David. Kau juga bisa memanggil ku bapa mulai sekarang." Laki-laki itu kembali berbicara, membicarakan dirinya.
"Mungkin kau akan meragukan apakah David benar-benar suami mungkin. Ya, dia adalah suami mu. David menikahi mu tanpa sepengatahuan mu, namun dengan ijin dari orang tua mu." Jelas pak Sandi.
Oh tuhan apalagi ini. Bagaimana bisa orang tua nya menyetujui pernikahan ini begitu saja, padahal Farsya tidak pernah berbicara apapun kepada mereka.
Farsya hanya merasa tidak adil. Ini tentang hidup nya, jadi dia juga berhak mengambil keputusan. Dia sangat terkejut dan tidak mempercayai keadaan sekarang. Tolong seseorang jelaskan pada Farsya dengan jelas dan lengkap.