Alexsa duduk santai diatas ranjangnya, dengan dikelilingi oleh satu orang wanita cantik dan dua orang lelaki tampan yang menyorotnya penuh tanya. dan seorang wanita paruh baya yang masih setia berdiri tenang diantara mereka
" Lexsa sayang, siapa yang sudah melakukan ini semua sayang?. " tanya Robecha cemas, ini pertama kalinya dia mendapati putrinya dalam keadaan babak belur begini. Siapa sebenarnya yang sudah berani mengganggu putrinya ini.
" ..... " lexsa hanya diam, sambil sesekali menggeram kesal. Sangat jauh berbeda dengan postur tubuhnya yang terlihat tetap santai bersandar di kepala ranjang.
" Princess. kamu tidak ingin bercerita sayang" tanya Robeth Willson, lagi. Mencoba membuat putrinya yang sedaritadi diam untuk buka suara, atau ini tidak akan pernah selesai-selesai.
" bukan begitu Dad " akhirnya Lexsa memilih buka suara, mengharapkan Alex menjelaskan semuanya sama saja dengan sia-sia. Alex tidak akan melakukannya, kebungkaman lelaki itu sedari tadi sudah menjelaskan semuanya. Bahkan netranya saja sudah lelah menatap tajam saudaranya itu
Ah, kami lagi marahan.. oo. masih marahan .. ok. “Lexsa membatin ria, dengan tatapan jengkel yang masih saja dia layangkan untuk Alex.
"ini semua karna fansgirl Kak Alex yang gila itu mam. " jelas Lexsa akhirnya. sambil mendelik tajam ke arah kakak nya yang masih saja memilih bungkam padahal sudah dia tatap setajam ini sejak tadi.
Mendengar itu, Robecha dan Robeth menatap bingung Alexsa. "maksudnya, kenapa dengan fansgirl kakak mu sayang. " tanya Robecha bingung.
" mereka membuli Lexsa ma. " rajuk Lexsa, yang sukses membuat Robect menatap putrinya tidak percaya. Beneran di bully. Alexsa di bully.
" kamu dibully Princess.. hahahahaha" tidak sanggup menahan rasa geli yang terus mendesak di ujung tenggorokannya, Robect langsung tertawa keras tidak peduli Alexsa yang setelah ini mungkin akan meraju padanya. Oh tuhan ini lucu sekali.
“di sekolah milik Grandma sayang hahaha”’ masih dengan tawa menyebalkannya Alexsa mendengus jengkel melihat Daddy nya.
“eh, gue lupa itu sekolah milik Grandma. Bodoh bodoh”
" kamu serius sayang" tanya Robecha heran, bagaimana mungkin kan Alexsa di bully. Apa telinganya salah dengar
Alexsa mendengus jengkel, orangtuanya pasti tidak akan percaya dia tahu itu. sedangkan Alex, lelaki itu hanya menatap kosong kedua orang tuanya. masih merasa bersalah, yang semakin membuat Alexsa menatap jengkel saudaranya yang hanya memilih diam.
'ok ok maaf Princes" ucap Robeth setelah mendapat tatapan mengancam dari putrinya. " jadi mengapa fansgirl kakak mu membully kamu Princess" tanya Robeth setelah mengembalikan raut wajah tenangnya, seperti semula.
" jelous kali dad, mereka pikir Lexsa pacarnya Kak Alex. " jawab Alexsa jengkel.
" maksudnya".. Robecha dan Robeth berucap bersamaan saat mendengar pengakuan putrinya. yang tentunya itu tidak masuk akal sama sekali.
" Mommy sama Daddy kompak banget" ucap Alexsa sambil tersenyum jail.
" kami serius Alexsa Willson" ucap Robecha dingin, yang jelas sekarang Alexsa tahu dia tidak bisa bercanda lagi.
bisa gawat ni.. kalau Mommy sudah memanggil nama lengkap kami. " ALexsa menatap kedua orang tuanya cemas.
" ceritakan apa yang sebenarnya terjadi" ucap Robecha lagi, tidak ingin dibantah.
"tanya saja sama kak Alex ma" balas Lexsa lagi, masih enggan menjawab. Tapi kali ini malah melempar semua masalah kepada Alex yang sedari tadi hanya diam saja saat dia diintrogasi oleh kedua orang tuanya.
Robecha hanya bisa menghela nafas pastrah. kemudian menatap putranya meminta penjelasan.
merasa di perhatikan Alex yang sejak tadi asik dengan dunianya sendiri akhirnya mengalihkan pandangannya untuk melihat kedua orang tuanya. yang sekarang menuntut penjelasan darinya.
Alex menghela nafas berat, akhirnya dia juga yang harus menjelaskan semuanya. apa yang sebenarnya terjadi.
" jadi waktu itu ma..." Alex akhirnya membuka suara. deretan kata yang tersusun jadi satu cerita itu keluar tanpa hambatan dari bibirnya. yang sejak tadi terkatup rapat.
Robecha dan Robeth hanya menggangguk-anggukan kepala tanda mengerti, sesekali mereka menatap heran ke arah Alex dan Lexsa. kemudian mengembalikan lagi rahut wajah tenang mereka untuk mendengar deretan cerita yang keluar dari bibir putra nya yang jujur malah membbuat mereka jengkel.
"jadi ini semua karena salah paham doang kok ma" Alex mengedarkan pandangannya. sampai akhirnya netra kelamnya bertemu dengan netra hitam Lexsa yang sedang menatapnya sinis.
Oo, gak berani bilang ya. kalau kita lagi berantem. dasar pengecut.
seolah pandangan mereka saling berkomunikasi, keduanya saling fokus mengintiminasi walau yang paling dominan adalah Lexsa yang terus mengobarkan bendera perang nya terhadap Alex.
"Hmmmmm". Robeth berdehem pelan, saat melihat putranya kembali terdiam dengan netra kelam yang serupa dengannya itu menatap Alexsa penuh arti.
" jadi ini karena kesalahpahaman" tanya Robeth memastikan." apa itu masuk akal, apa kalian memiliki marga yang berbeda" lanjut Robeth dengan nada sarkastik, jelas disini dia kesal dengan alasan sepele yang membuat putrinya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari salah seorang siswi disana yang dia belum tahu siapa orangnya.
Alex dan Alexsa hanya bisa diam mendengar pertanyaan Robeth yang seolah mendukung kebodohan mereka, dan juga teman mereka di sekolah.
mengapa jadi seperti mereka yang di salahkan
kok makin memusingkan sih.
pikir mereka, saling menatap satu sama lainnya. Sayangna tetap tidak ingin saling membuka suara.
" itu karena kak Alex Daddy,seharusnya dari awal dia memperkenalkan Lexsa sebagai adiknya. bukan menunggu orang lain salah paham dulu.. " Alexsa membela diri, tentu disini dia tida ingin disalahkan kerena itu dia langsung menatap Alex sambil menampilkan senyum kemenangannya.
"mengapa gue yang disalahin, mereka aja kali yang bodoh.. "runtuk Alek
"gue menang, semua ini memang salah kak Alex kali" senyum kemenangan kembali menghiasi wajah Alexsa, wajah prustasi Alex sudah cuup membuatnya tersenyum senang.
Robecha dan Robeth yang melihat itu, menatap heran keduanya. seolah sedang terjadi perang dingin di antara dua anaknya.
“resiko punya adik keras kepala. ". Alex kembali menyemangati dirinya.
" Daddy sama Mommy tidak mau tahu, pokoknya ini harus di luruskan. Jangan ada kesalah pahaman lagi, Dady tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi" Tegas Robert, memberikan perintah yang tidak mungkin bisa di bantah oleh kedua anaknya.
" iya Dady".
" ya".
Alex dan Lexsa menyahut berbarengan. sambil mengalihkan pandangan mereka menghindari tatapan mengintiminasi dari Robert.
***
kesunyian itu kembali menyelimuti Alex dan Lexsa. keduanya seolah asik dengan dunianya masing-masing. Yang akhirnya membuat Alex jengah sendiri, dia harus meluruskan semua ini sebelum akhirnya orang tuanya tahu mereka sedang ada masalah.
" Lexsa... " panggil alex akhirnya, sambil beranjak pergi dari sisi meja belajar Alexsa. dan kemudian duduk di depan Lexsa yang masih duduk diatas ranjangnya.
" hn "
" kamu masih marah".. tanya Alex yyang sudah jelas lelaki itu tahu jawabannya apa.
Oh God , perang dingin ini harus di akhiri. aku sudah bosan kalau harus berdiam-diaman seperti ini.
" menurut" tanya Lexsa sarkastik, Yang kembali membuat Alex menghela nafas prustasi. bukan perkara mudah baginya untuk menghadapi keras kepalanya Lexsa, seharusnya Alexsa tahu dia menyesal dan dia minta maaf.
" kakak minta maaf.. "
"untuk. " tanya Lexsa sambil memasang wajah kesalnya. Alex kembali menghela nafas lelah, Alexsa keras kepala sekali.
" kakak gak ada maksut bentak kamu, atau marahin kamu, atau gak membantu kamu, tidak membela kamu, saat Orientasi hari itu semuanya terjadi begitu saja. kakak benar-benar tidak ada maksud bentak kamu Princess.. " jelas Alex yang hanya dibalas Lexsa dengan tatapan acuh tak acuhnya.
"ayo lah Princess.. " Alex kembali memohon, mencoba memasang wajah memelas yang dia yakin andai saja kondisinya tidak seperti ini, Alexsa pasti sudah menertawakannya sekarang.
Mencoba mencari solusi lain, Alex memutar otaknya cepat. Dia harus menuntaskan masalah ini dan kemudian kembali berbaikan dengan Lexsa yang masih asik dengan ponsel nya, seolah ada yang sangat menarik perhatiannya disana.
"Princes Please, kakak benar-benar minta maaf. kamu jangan ngambek lagi dong." bujuk Alex lagi, otaknya sedang buntu sekarang. Tidak ada solusi sesuai yang melintas di pikirannya sekarang untuk membujuk Alexsa.
" enggak mau. " jawab Lexsa acuh. sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
SKATMATTT..
Alex tersenyum senang, saat Lexsa memberi tanggapan walaupun terkesan acuh tapi dia bisa tersenyum senang sekarang. adiknya mulai sedikit luluh.
" Princess kakak janji, kakak gak akan membentak kamu lagi. apalagi untuk hal yang sepele seperti kemarin. " lanjut Alex, sambil mengacungkan jari kelingkingnya. memberi tanda kalau Dia sungguh-sungguh.
Lexsa menatap Alex ragu saat Alex mengacungkan jari kelingkingnya, setelah berpikir sejenak akhirnya dia menyambut jari kelingking itu. Alex sudah berjanji padanya, awas saja kalau lelaki itu berani ingkar.
" janji" ucap Lexsa memastikan.
" iya kakak janji Princess" balas Alex tersenyum senang, Akhirnya masalah ini selesai juga dan Alexsa tidak akan merajuk lagi padanya. Tidak lagi.
Akhirnya!.
" tapi_” Alexsa menyorot Alex angkuh, yang seketika Alex sadar ini belum sepenuhnya berakhir. “aku gak mau memaafkan kakak semudah itu. aku sudah terlanjur kesal. " Lexsa melipat dua tangannya di dada sambil menampilkan wajah kesalnya yang malah terkesan lucu dimata Alex.
Menggemaskan.
" jadi My princess mau kakak melakukan apa. " tanya Alex seolah sudah tahu kemana arah perkataan Lexsa. Lexsa yang mendengar itu tersenyum senang, inilah yang dia tunggu-tunggu sedari tadi.
"Lexsa mau besok, kak Alex batalin semua janji yang sudah kakak buat. dan temanin Lexsa jalan-jalan kesemua tempat yang Lexsa mau dan tentunya kakak harus mengtraktir Lexsa sampai Lexsa puas, Bagaimana?." jelas Lexsa sambil menampilkan senyum penuh kemenangan. Alex langsung menattap Alexsa memohon, Ini tidak akan mudah ok.
" jangan besok ya sayang. " Alex mulai memelas lagi. Dia tidak mungkin membatalkan semua janji yang sudah ada besok, dan besok adalah jadwalnya latihan basket dengan anggota Timnya. Tidak mungkin dia kembali Libur karena dia kaptennya dan pelatih mereka pasti akan marah kalau tahu itu.
" Big No Princee.. i want it tomorrow. so will that happen tomorrow. i no want ather day again. " kekeh Lexsa dengan permintaannya, yang sukses membuat Alex menggeram prustasi " ok kalau kakak gak mau, Lexsa gak akan maafin. " ancam Lexsa, yang jelas Alex tidak ingin itu terjadi
Alex menghela nafas prustasi, Lexsa tersenyum senang saat melihat wajah prustasi kakaknya. Alex tidak akan menola dia yakin itu.
" baik lah . " balas Alex menyetujui permintaan Lexsa. Menolak bukan pilihan yang bagus sekarang, dan Alex sadar dia tidak dapat menghindar. Walaupun wajah garang Pak Romi sudah terbayang jelas di pikirannya tapi sayangnya sekarang dia tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan Alexsa.
"pak jangan marah-marah terus nanti cepat tua. lagipula saya melakukan ini untuk Alexsa.
bapak gak tahu sih kalau Alexsa marah dia bisa membuat satu keluarga bad mood karena perubahan moodnya. dan itu merepotkan pak." pikir Alex sambil menghela nafas prustasi. sedangkan Lexsa di depannya. masih menampilkan senyum kemenangannya. Yang semakin membuat Alex mendengus jengkel.
Oh God. no more like thiss