biarkan pena terus bergerak di atas kertas. mengoreskan sebuah tardir dengan tintanya yang hitam.
~Alex Willson~
***
pagi yang cerah untuk memulai aktivitas, tapi tidak dengan seorang gadis cantik yang masih berkutat di balik selimutnya. bunyi alarm yang sedari tadi mengganggu tidurnya seolah tidak berdampak apa-apa baginya, dia masih saja bergelut dengan dunia mimpinya.
" oh God Princess" ucap Alex jengah melihat kelakuan kebo adik perempuannya itu. dengan langkah cepat dia naik keatas ranjang adiknya, menarik selimut yang menutupi tubuh adiknya, sehingga menampakkan seorang gadis remaja yang hanya memakai tentop dan celana pendek yang hanya satu jengkal di bawah pinggangnya.
" ooh Shiit!!. you look so sexy my Princes" ucap Alex setengah berbisik.
sebelum akhirnya melanjutkan kembali niat awalnya
" Bangun cepat,, kita harus kesekolah Lexsa" ucap Alex setelah selesai berkutat dengan alam bawah sadarnya.
" kakak mengganggu. minggir sana" usir Lexsa khas orang bangun tidur, walaupun aslinya matanya masih terpejam.
" cepatlah bangun!" balas Alex lagi sambil menarik tubuh Lexsa sehingga posisinya sekarang terduduk setengah sadar di atas tempat tidurnya.
" kak,, aku gak mau kesekolah hari ini" ucap Lexsa Akhirnya sambil berusaha untuk tidur lagi
" Why.??." tanya Alex heran. Lexsa bersiap membuka bibirnya, seperti sebuah jawaban yang sangat panjang akan keluar dari bibir sexynya.
" males" jawabnya singkat. Alex melongo sesaat mendapatkan jawaban yang sangan jauh dari prediksinya.
"oo ayolah Princes" bujuknya lagi.
" kalau kakak mau pergi, pergi lah. kalau mau tinggal , tinggal lah, aku mau tidur" ucap Lexsa seperti orang setengah sadar. Alex langsung menatap horor adiknya yang bertindak seenak hatinya sendiri.
sepuluh menit berkutat dengan pikirannya, akhirnya sebuah senyuman yang lebih nampak seringai sexy itu bertengger manis di bibirnya, seperti baru saja mendapatkan hadiah yang luar biasa Alex langsung bangkit dari atas kasur adiknya. kemudian melangkah keluar dari kamar ALexsa dan meninggalkan Lexsa yang sudah kembali tertidur pulas itu.
Alex melangkah cepat kearah kamarnya, mengambil tasnya dari atas tempat tidurnya. dan melangkah kearah meja yang biasa di pakainya untuk belajar.
bukan untuk mengambil beberapa buku yang tersusun rapi disana, melainkan meletakkan kembali tasnya di sana. membuka sepatunya. dan kemudian masuk kedalam wash in Closet, mengganti seragamnya dengan baju tanpa lengan dipadukan dengan celana yang hanya sepanjang lututnya saja, terlihat sangat santai.
Alex mulai melangkahkan kembali kakinya keluar dari kamarnya setelah mengambil Ponsel nya yang dia letakkan di atas tempat tidur..
" Tuan Muda, mobilnya sudah siap" ucap salah seorang bodyguard nya sekaligus asistennya itu.
" beritahu Grandma, kami tidak masuk sekolah hari ini" ucap Alex tak menghiraukan ekpresi heran orangnya itu.
" tapi tuan .."
" saya tidak terima bantahan Jack" ucap Alex dingin memotong perkataan Jacky asistennya itu.
dan melenggang pergi menuju kamar Alexsa meninggalkan Jacky dengan wajah pucatnya.
" hmmmm" Jack bergumam frustasi sambil memperhatikan Ponsel ditangannya yang tergeletak manis.
seolah masih berpikir Jacky terus mengamati benda mati itu, berhadapan langsung dengan Carla Willshon benar-benar membuatnya berkeringat dingin. menerima amukan wanita tua itu lebih menakutkan bagi Jacky dari pada harus terjun ke medan pertempuran.
" ada apa jack." .
sapa suara di seberang sana. dan itu Carla, . setelah berdebat kecil dengan pikirannya. akhirnya Jack menghubungi Carla. yang berhasil membuat jantungnya terkena serangan jantung dadakan.
"Tuan muda dan nona, mereka tidak masuk sekolah hari ini, mereka izin." jelas Jacky sesopan mungkin. tanpa perlu berbasa basi karna Carla tak suka dengan itu.
" alasannya" tanya Carla dingin dan menuntut.
" tidak ada alasan nyonya" jawab Jack jujur. toh tuannya tidak mengatakan alasan apa-apa tadi.
" APA" teriak Carla marah, terpaksa Jack harus menjauhkan Ponselnya beberapa centi dari telinganya untuk menghindari gendang telinganya pecah akibat ulah suara Carla.
"untuk apa saya percayakan kamu, kalau mengurus dua bocah saja kamu tidak bisa" ucap Carla marah.
Dia bahkan hanya dua tahun lebih tua dari tuannya. Jacky mendesah Frustasi
" maaf nyonya, tapi ini keinginan tuan muda" balas Jack seolah membela diri.
"Ck!!, merepotkan," balas Carla yang diiringi dengan hembusan nafas beratnya.
"terus awasi mereka, saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kedua cucu saya" lanjut Carla menuntut.
" iya saya mengerti nyonya" balas Jack sebelum akhirnya bunyi pip mengakiri sambungan telpon mereka.
"hmmmm"
Jack mengusab wajahnya kasar, diiringi dengan helaan nafas beratnya. dia tahu Carla ingin dia membujuk tuan dan nona nya untuk pergi kesekolah pagi ini. tapi kalau itu yang dia lakukan sama saja dia membuka kuburan baru untuk dirinya. sama sama menyeramkan.
perlu berpikir berkali-kali, kalau dia ingin mengusik ketenangan tuan muda nya itu. apalagi menabuh perang dengan keluarga Willson itu sama saja bunuh diri. mereka adalah keluarga yang sangat disengeni di dunia bisnis, julukan malaikat maut sudah disandang oleh mereka. tidak mungkin dia ingin mengusik ataupun menghiyanati tuannya, itu sama saja dia melanggar sumpahnya untuk setia pada keluarga ini.
Jack melangkahkan kakinya menjauh dari lantai dua kediaman Willshon. meninggalkan tuan dan nonanya disana.
sedangkan di tempat lain. yang hanya dipisahkan oleh dinding itu,, Alex berdiri di samping ranjang adiknya, memperhatikan Lexsa yang sudah kembali tertidur pulas.
dengan gerakan pelan, Alex naik keatas ranjang Lexsa berusaha tidak menghasilkan suara sedikitpun tapi tetap saja ranjang itu bergoyang akibat ulahnya.
" kakak minggirlah. aku tak ingin kesekolah hari ini" rajuk Lexsa seolah tahu siapa yang mengusiknya.
Alex hanya diam tak menanggapi. setelah merebahkan tubuh besarnya disamping Lexsa, Alex segera memeluk Lexsa dari belakang. merapatkan tubuh mereka dan membawa mereka kedalam kehangatan dan kenyamanan yang mereka berdua ciptakan.
Lexsa melenguh pelan, tanpa sadar dia memutarkan tubuhnya. mengubah posisi menghadap Alex yang masih memeluknya.
"kembalilah tidur " ucap Alex seolah seperti mantra, Lexsa kembali tertidur dengan nyaman. sedetik kemudian Alex menyusulnya.
"hangat" ucap mereka berbarengan. tanpa ada niat untuk mengganggu, mereka kembali kealam mimpinya. membiarkan kehangatan menyelimuti mereka seperti kata yang terucap dari bibir mereka.
***
Internasional High School terlihat sangat sesak dengan siswa siswa nya yang sudah berhambur keluar kelas karena sudah jam istirahat. ada beberapa diantara mereka yang pergi ke lapangan basket atau keruang musik atau bahkan pasti mereka ingin menghindar dari bisingnya suasana kantin saat jam istirahat begini.
"apa lo tahu kenapa Alex gak masuk hari ini" tanya Dion pada teman-temannya dan Lexsa.
"..."... mereka hanya menggeleng pertanda tak tahu.
" Lexsa juga gak masuk hari ini" balas Sallsa menambahkan rasa penasaran mereka
" apa mungkin mereka pergi liburan berdua .. wah wah mereka tega sekali tidak mengajak kita" ucap Daniel membuka kemungkinan baru sambil geleng-geleng kepala.
"mengherankan" balas Bella penasaran.
"mereka gak mungkin pergi liburan. mereka pasti masih di jakarta" ucap Reno yakin.
"alasannya" tanya Xarly seolah tak percaya
"GPS di Iphone Lexsa masih menunjukkan kalau mereka masih disini dan mereka ada di rumah" ucap Reno sambil menunjukkan Ponselnya yang sedang terhubung ke Iphone milik Lexsa.
"wah wah hebat lo. bearti mereka masih disini bukan diluar negri seperti perkiraan Daniel " balas Dion sambil memberi tatapan mengejek kearah temannya itu.
"hyy.. gue kan hanya nebak, lagipula kejadian seperti ini pernah terjadi waktu kita di Junior high School dulu. jadi siapa tahu saja kan" balas Daniel membela diri.
"iya benar juga" balas Feby setuju. dengan pernyataan Daniel tentang dua saudara itu yang akan membolos berbarengan kalau mereka ingin liburan tanpa diganggu oleh siapapun.
seperti sepasang kekasih. padahal sudah jelas kalau mereka saudara.
"bagaimana kalau kita kerumah mereka nanti, lagipula gue penasaran kenapa mereka bolos hari ini." usul Monic dengan semangatnya.
"bukannya lo ada rapat sama anak reporter sekolah ya" tanya Salsa heran dengan temannya yang seolah jadi pikun ini.
"gue bolos. hehe" balas Monic sambil nyengir tak jelas.
"serah lo dah" balas mereka serempak.
"hyy" Monic merajuk tak suka dengan tanggapan mengejek teman temannya.
"jangan marah ya sayang" bujuk Xarly dengan wajah bodohnya yang mengundang gelak tawa mereka.
"gila wajah lo lucu asli" balas Reno sambil berusaha menghentikan tawanya yang ternyata tak berhasil.
"diam lo pada, Gini-gini gue masih bagian Dari Jurnaslis Sekolah ya" balas Xarly geram. seolah mengancam, dengan seketika mereka terdiam walaupun masih nampak wajah tolol mereka yang menahan tawa.
" oo jadi my bebeb Alex gak masuk hari ini gara-gara tu tomat busuk " ucap suara itu mengejek sekaligus marah.
" gue rasa itu bukan urusan lo cabe, minggir lo sana" balas Bella tak suka melihat Karin mengejek teman mereka.
" sudah jelaskan, kalau memang teman kalian membawa dampak buruk pada my bebeb Alex." ucap karin dengan sinis.
" minggir lo sana dasar parasit, lo tu yang membawa virus kesini. kenapa Lexsa gak tendang aja sih lo keluar dari sekolah ini." ucap Salla kesal.
" sudah lah para gadis, kalian menjadi pusat perhatian sekarang" balas Reno sambil merangkul Bella yang seolah ingin menghajar gadis di depan mereka itu.
" bocah itu gak akan bisa mengeluarkan gue dari sini, karena lo tahu kenapa. itu karena bokap gue yang menjadi donatur sekolah ini dan nyokap gue masih menjadi rekan bisnis terbaik untuk melebarkan sayap ini sekolah" ucap Karin dengan percaya dirinya.
" basi" balas Feby seolah mengejek.
" selama masih ada kami disini, kami masih memegang tingkak teratas sebagai donatur terbesar disini" balas Monic mengejek. mendengar Karin yang membanggakan kan orang tuanya yang tidak ada apa apanya dimata mereka itu.
" sayang sekali. walaupun begitu teman kalian itu tidak bisa menendang gue dari sini karena gue adalah Karin Biliendra" balas Karin mengejek mereka yang memang belum bisa membuatnya keluar dari sekolah ini.
" kita lihat saja nanti cabe. lo pasti akan kalah" balas Feby tak mau kalah.
" let's see" balas Karin dengan angkuhnya.
" aaa gue gak sabar jadinya, My bebeb Alex pasti akan segera kembali dalam pelukan gue" ucapnya dengan percaya diri. sambil berlalu pergi dari sana.
"in your dream , " teriak para gadis kesal.
" untung gak ada perang dunia ke lima tadi" balas Dion seolah bersyukur.
"padahal gue pengen jambak tu nenek lampir" balas Monic kesal sambil mengepalkan tangannya seolah siap menonjok siapun yang ada disana.
"..." anggukan setuju para gadis yang disana seolah sangat mengerikan bagi para siswa mosh wanted IHS itu.
"mengerikan" batin mereka menatap ngeri ekspresi para gadis yang semula sangat anggun itu.
" apa" tanya Bella menyadari tatapan aneh para lelaki disana.
" gak ada" balas mereka serempak sambil nyengir gak jelas.
" ayo kembali kekelas, bukannya kita nanti harus kerumah Alex sebaiknya kita siap-siap sekarang. " ucap Reno sambil menarik kekasihnya bangun dari posisi duduknya. yang kemudian diikuti oleh semua teman temannya.
***