Antonio membawa Tya keluar dari restoran itu. Dengan gemetar rasa marah yang masih di bawa Antonio dari tempat tadi. Padahal ia sudah membaca seluruh kejadian ini dari semua hal yang ia pikirkan. Tapi rasanya semuanya masa menggerakkannya.
Tya yang masih dalam rangkulan Antonio diam saja tanpa suara. Yang Antonio tau, perempuan diam, maka dia sedang marah.
Maka dari itu ia membawa Tya pergi ke taman kota yang begitu ramai di malam hari. Penuh dengan pemuda-pemudi yang sedang berpacaran atau sekedar nongkrong.
Ia membawa Tya pada pedagang bakso yang mangkal di sana.
"Duduk sayang," ujar Antonio mempersilahkan Tya.
Ia melihat Tya yang tampak masih kaku. Sejujurnya Antonio bisa saja menceritakan semua detail pada Tya tentang apa yang terjadi melebihi apapun yang ada di kepala Tya saat ini. Melebihi dari kenyataan kalau mommy-nya mencoba mencairkan dirinya istri.
"Tya. Kamu marah sayang?" tanya Antonio.
Lama Tya menjawab. Itu pun hanya jawaban dengan menggeleng kecil.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com