Nenek mencoba untuk mengatur nafasnya secara perlahan. Karena dia merasa jika ajalnya terasa semakin mendekat.
"Sinta, nenek ingin mengatakan sesuatu yang penting tentang kamu. Ini … ini, tentang identitas kamu yang sebenarnya," ucap nenek. Nafasnya terdengar terputus-putus.
Sinta langsung merasa khawatir, dia mengusap bahu neneknya dan air mata kembali menetes dari sudut matanya.
"Nenek, jangan katakan lagi," ucap Sinta. Dia merasa tidak tega saat melihat neneknya terlihat sangat menderita.
Nenek tersenyum dan dia menggelengkan kepalanya. Dia menolak untuk berhenti.
"Tidak cucuku. Nenek harus mengatakannya sekarang juga. Sebenarnya kamu bukan cucu kandung nenek. Kamu bukan anak dari almarhum ayah dan ibu kamu," ucap nenek. Dia menghentikan ucapannya dan kembali mengatur nafasnya kembali.
Sinta langsung terkejut saat mendengar itu semua.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com