webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · Adolescente
Classificações insuficientes
56 Chs

Bab 9

Tiga hari berlalu cepat, Lea masih sangat sibuk dengan segala urusan renovasi gedung fashion yang akan di kelolah nya.

Semua bekerja keras dengan semua keperluan.

Persiapan launching sudah hampir 70% dari yang di harapan kan para anggota yang di rekrut sudah datang untuk interview.

Telepon berdering mengejutkan Lea yang tengah sibuk dengan file di komputer nya.

"Hallo pagi Lea"bsuara Sea terdengar di sebelah.

"Ia ada apa sea? " Lea bertanya.

"Saya sudah infokan ke Fio tiga hari yang lalu untuk langsung datang menandatangani kontrak baru, jadi dia akan datang kalau ada waktu" Sea menjelaskan.

"Ohh  ya suru dia langsung naik aja" Lea menutup telepon kemudia melanjutkan file nya.

Tidak berapa lama ketukan di pintu menghentikan Lea dan menjawab.

"Silahkan masuk"

"Selamat pagi" Fio tersenyum pada Lea yang tampak datar akan kedatangan nya.

"Silahkan duduk" Lea mempersilahkan Fio duduk

"Trimakasih"

"Alasan kamu datang?" Lea bertanya sambil tetap sibuk dengan komputernya.

"Saya datang untuk membicarakan kontrak baru saya" jelas Fio

"Saya tidak punya waktu banyak untuk membicarakan kontrak, saya rasa sekretaris saya sudah mejelaskan detail nya dan saya hanya mau dengar lanjut atau tidak nya kontrak"

"Saya minta maaf sebelum nya atas sikap buruk saya, saya juga mau melanjutkan kontrak" jelas Fio sambil tertunduk merasa bersalah.

"Ok ada baik nya kamu lebih peduli kepada anggota mu tidak hanha menyalahkan saja. Ini surat kontrak yang akan kamu tanda tangani"Lea memeberi map berisi kertas yang sudah lengkap dengan materai.

"Maafkan saya Lea" Fio menganbil map tersebut lalu membaca nya dengan seksama.

"Saya tidak mau ada masalah sepeti sebelumnya" Lea memberi waktu untuk membaca detail kontrak tersebut.

"Baik!! Saya sudah baca, saya setuju untuk menandatangani nya"

"Bagus  kamu bisa tanda tangan di sini" jelas Lea sambil menunjuk kolom kosong yang sudah di buat materai.

"Baik" Fio dengan cepat menandatangini kertas itu.

       Beberapa hal di bahas lea dangan Fio terutama penambahan satu fotografer yang akan mengcover Fio ketika sibuk.

Fio tampak puas dengan kontrak  yang baru saja di tanda tangani nya itu.

     Tidak berapa lama Lea sudah kembali sibuk dengan beberapa pekerjaan nya, jam sudah menunjukkan pukul satu siang tapi dia masih sibuk dengan pekerjaan nya yang belum selesai

Handphone nya yang berdering sejak tadi di abaikan begitu saja.

Kesibukan Lea yang membuat nya tidak teratur makan selama tiga hari membuat nya sedikit pusing, tawaran Cris untuk membelikan beberapa makanan juga di tolak karna tidak mau merepotkan kariawan nya itu.

"Sea saya mau pulang duluan, kalau ada file yang harus saya kerjakan kirim ke email saya saja"

"Ohh baik Lea, apa kamu kurang sehat? wajah mu tampak pucat" Sea tampak kawatir.

"Ahh  mungkin karna belum makan saja" Lea menjelaskan sambil tersenyum lalu melangkah.

  Perjalan sedikit berat di lalui Lea, pandangan nya yang mulai mengabur membuat nya tidak fokus sehingga perjalanan agak lambat.

Sesampainya di rumah Lea meminta obat ke pada bibik karna merasa tidak enak badan.

Bibik yang kawatir memberi obat dan langsung melaporkan kepada Bu rena tentang gadis nya yang tampak tidak baik baik saja.

"Sayang  kamu kenapa??" Bu rena mengelus kening gadis nya itu.

"Kayak nya Lea kecapean mi, Lea kadang lupa waktu makan"

"Yaudah nanti mama suru bibik masak bubur ya, kamu istirahat dulu nanti mama antar bubur nya"

"Makasih mi" Lea memejamkan kembali mata nya yang tampak sayu.

     Tidak terasa sudah tiga jam Lea tertidur, saat Bu rena datang membawa nampan berisi bubur.

Bu rena tampak mengelus kening gadis nya dengan lembut sambil tersenyum menyadari gadis nya sudah tau arti tanggung jawab atas suatu pekerjaan.

"Sayang makan dulu bubur nya nanti keburu dingin".

"Mmm  ia mi" Lea bersuara pelan sambil berusaha bangun.

"Minum dulu " Bu rena memberi air hangat yang sudah di siapkan

Kemudian menyuapkan beberapa sendok bubur ayam ke mulut Lea.

"Udah mi  Lea udah kenyang" Lea menyudahi suapan mami nya.

"Yaudah jangan lupa  dua jam lagi obat nya di minum sayang" Bu rena mengingatkan Lea.

"Ia mi nanti Lea minum" Lea kembali merebahkan tubuh nya karna kepala nya masih sedikit pusing.

"Ohh ia sayang mami lupa, kemarin Bi datang ke sini dia bilang trimakasih untuk kado yang kamu kasih" Buu rena kembali melanjutkan langkah nya.

"Bagaimana keadaannya mi?" Lea bertanya menghentikan langkah Bu rena.

"Dia udah bisa jalan sayang dia juga udah bisa kerja" Bu rena menjelaskan.

"Baguslah " Lea menjawab pelan sambil menerawang ke langit-langit kamar nya, mengingat terakhir kali berjumpa dengan Bi dan Hal yang membuat nya merasa sedikit tidak nyaman. Lea kembali menutup mata nya mencoba tidur dan melupakan hal aneh yang mengganggu pikiran nya itu.

       Malam yang sepi Lea mencoba tidur kembali setelah meneguk beberapa pil yang sudah di sediakan, melirik handphone nya melihat beberapa pesan dari Cris dan Bi. Tidak mau ambil pusing dengan hal itu Lea membaringkan tubuh nya kembali.

Malam yang dingin dengan hujan di luar rumah yang kedengaran deras menambah dingin suasana di kamar Lea yang mulai terlelap.

"Sayang bangun mandi sana mami udah siapin sarapan kamu"

"Mi  udah jam berapa?" Lea bertanya sambil bergerak menangakat tubuh nya.

"Udah jam sepuluh sayang" jawab Bu rena sambil memunguti beberapa pakaian di lantai.

"Mami Lea telat" teriak nya kemudian berlari ke kamar mandi.

"Sayang kamu istirahat dulu mami gak mau kamu makin sakit" pinta Bu rena sambil merapatkan tubuh nya di pintu kamar mandi.

"Lea udah sembuh mi, hari ini hari terakhir Lea harus selesaikan kerjaan Lea, hari senin launcing gedung baru" jelasnya singkat.

"Besok kan masih ada waktu sayang besok masih hari minggu"

"Mi..Lea gak bisa nunggu sampe besok hari ini harus selesai semua"

"Yaudah tapi mami bungkusin bubur sama obat kamu jangan lupa mankan ya"

"Ia mi" jawab Lea dari dalam kamar mandi

      Lea mengambil kaos hitam dan celana 3/4 nya, lalu menarik ransel dan topi hitam nya.

Berlari menuruni tangga dan berteriak pamit ke bu rena.

"Leaa bubur nya sayang" Bu rena berlari mengejar Lea yang menuju garasi.

"Oh Lea lupa mi, yaudah Lea berangkat mi" Lea mencium pipi Bu rena kemudian menyalakan motor merah maroon nya.

      Sadar dia akan sangat sibuk mengatur furnitur gedung Lea bergegas ke gedung fashion itu.

"Bagaimana furnitur yang sudah kita bicarakan, apa sudah siap untuk di letakkan?" Lea bertanya pada bagian decorasi.

"Sudah Lea para pekerja sudah mengangkat beberapa dan menaruhnya sesuai lantai" Neo memberi penjelasan.

"Ok kalian bisa lanjutkan lagi"Lea memberi arahan ke decorasi team.

"Lea kamu kenapa pulang cepat kemarin?" Cris memegang bahu Lea yang tampak sibuk melihat bagian ruangan yang sedang di decorasi.

"Ehh Cris kayak nya kecapean" Lea tersenyum.

"Udah minum obat?"Cris tampak kawatir dengan teman nya itu.

"Udah kok udah mendingan kok" Lea menjelaskan keadaannya.

"Baguslah kamu jangan kecapean lagi kalau ada apa-apa panggil aku" Cris menawarkan diri.

"Siap kamu bisa mulai tolong aku untuk merapikan costum yang baru kita beli " Lea sedikit memerintah Cris yang tampak bahagia.

"Ok.." Cris berlari menuruni tangga menuju lantai tiga tempat costum.

       Lea yang sibuk melihat-lihat sekitar kemudian menaiki tangga menuju lantai tujuh yang bertema pernikahan, sesampainya di sana lea melihat Fio yang tampak sibuk mengatur penempatan beberapa decorasi dengan beberapa orang.

Lea memperhatikan penempatan decorasi sesekali mengarahkan ke beberapa tempat yang di anggap nya lebih bagus.

Semua tampak bahagia dan antusias demi launcing gedung baru. Tak beberapa Lea tampak berjalan menuju dinding dan megang kepala nya yang kembali pusing, bagaimana tidak bubur yang diberi Bu rena masih di ruangan nya tanpa di sentuh. Sesaat kemudian Lea kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh di lantai.

Brukkkk..

"Lea kamu kamu kenapa??" Fio berlari begitu melihat Lea terjatuh mencoba megangkat gadis itu di  pangkuan nya.

"Ehhh tolong tolong bantu" Teriak Fio ke beberapa angota agar membatu mengagakat Lea.

"Ayo ayo " dua orang mencoba mengangakat tubuh Lea dan yang lain mencoba menekan liff turun ke lantai bawah.

"Kita bawa ke rumah sakit, ayo bawa ke mobil saya aja" pinta Fio tampak kwatir.

"Ia ia.." jawab beberapa anggota yang juga tampak kawatir.

Sesampainya di parkiran mereka memasukkan tubuh Lea ke mobil dengan hati-hati.

"Saya dan jess akan bawa Lea ke rumah sakit,t olong kalian lanjutkan decorasi nya" pinta Fio yang masih tampak kawatir.

"Ia Fio hati-hati di jalan, nanti kabari kami bagaimana kabar Lea" Neo dan empat orang lain berharap di beri kabar.

"Ia ia" Neo kamu aja yang nyetir, biar aku yang jaga Lea di belakang"

"Ok ok.."

       Mobil melaju cepat di jalanan, menuju rumah sakit terdekat, suster dan dokter tampak bergegas membawa Lea ke ruang pemeriksaan, sedangkan Fio dan Neo masih tampak cemas  menunggu di luar ruangan. Dua puluh menit berlalu akhirnya dokter keluar dari ruangan Lea.

Fio kemudian berlari ke arah dokter dan bertanya.

"Bagaimana dokter keadaan Lea?"

"Dia hanya kelelahan dan kurang nutrisi makanan, saya sudah beri infus dan menyuntik vitamin. Sebentar lagi dia akan sadar, kamu keluarga pasien?" dokter bertanya kepada Fio.

"Saya teman kerjanya dokter"

"Baiklah  tolong kamu isi formulir pasien di bagian administrasi jelas dokter.

"Baik dokter" Fio berjalan ke arah administrasi untuk mengisi formulir pasien.

       Neo yang berdiri di depan ruangan Lea masih tampak kawatir sampai Fio datang dan menemuinya

"Kita gak punya nomer telepon orang tua Lea, bagaimana ini?".

"Kita bisa tanya Sea dia pasti punya nomor telepon orang tua Lea".

"Ia ia suru dia menelepon. Jangan lupa kasih tau alamat rumah sakit ini juga" Fio memberi aba-aba kepada Neo.

      Neo yang mencoba menghubungi Sea dan tampak berbicara menjelaskan apa yang terjadi.bSetelah beberapa menit Neo menemui Fio kembali dan berkata dia harus kembali ke gedung karna banyak yang tidak di mengerti anggotanya.

Fio yang mengerti lekerjaan Neo akhirnya memutuskan tinggal di rumah sakit sampai keluarga Lea datang. Dua puluh menut berlalu Fio yang duduk di kejutkan kedangan Bu rena yang bertanya kepada nya.

"Apa yang terjadi kepada Lea?" Bu rena tampak berkaca-kaca.

"Lea tiba-tiba jatuh tante, lalu kami bawa ke rumah sakit" jelas Fio yang melihat sedih ke arah wanita itu.

"Lalu bagaimana keadaan nya?".

"Dokter sudah memberi infus dan suntikan vitamin, dia hanya kelelahan dan kurang nutrisi,vsebentar lagi dia akan sadar" jelas Fio kepada Bu rena yang mulai menangis.

"Trimakasih sudah mau peduli ke anak saya, trimakasih sudah di bawa ke sini" Bu rena memeluk Fio sambil berterimakasih.

"Sama-sama tante, tante gak usah kawatir dia baik-baik saja" Fio memberi semangat kemudian menduduk kan Bu rena yang tampak sedikt tenang.

       Fio dan Bu rena tampak bercerita satu sama lain nunggu Lea sadar dari pingsan nya.

"Keluarga pasien Lea, silahkan pasien sudah sadar"csuster menghentikan obrolan Bu rena dan Fio.

"Ia ia..suster saya ke sana, ayok .." Bu rena menjawab dan menarik tangan Fio agar ikut.

"Ia tante" Fio memgikuti Bu rena tanpa melepas genggaman tangan nya.

"Sayang kamu kenapa sampe begini?" Bu rena melihat gadis nya terkulai lemas di tempat tidur itu.

"Ga apa apa kok mi Lea cuma sedikit kecapean aja".

"Kamu selalu bilang sedikit kecapean,vtapi lihat sekarang kamu kurang nutrisi segala" Bu rena mengomeli Lea yang tersenyum karna omelan mami nya.

"Mami mau buat Lea malu ya ngomel nya di rumah aja mi ada kariawan Lea di sini" jelas Lea sambil tersenyum.

"Mami gak suka kamu telat makan lagi, mami bakalan suru Fio bawain kamu makanan tiap hari" Jelas Bu rena sambil melihat ke arah Fio meminta izin.

"Mami apa-apaan ngerepotin orang" Lea membalas dengan suara pelan.

"Kamu keberatan Fio tante minta tolong?" Bu rena bertanya pada Fio yang tampak diam memandang kedua nya.

"Fio gak keberatan kok tante" Fio tersenyum tanda setuju.

"Tuhh Fio aja mau, yaudah mulai besok kamu tolong tante pastiin Lea makan ya?" Bu rena tampak bahagia.

"Ia tante" Fio menganguk pelan lalu tersenyum.

"Udah Fio kamu pulang aja istirahat,vbesok saya kerja dari rumah saja kamu tolong bantu bagian decorasi untuk mastiin hari senin kita bisa lauching,vkalau ada yang ingin di tanyakan kamu telepon saya"cjelas Lea menghentikan ocehan mami nya.

"Baik lea" Fio mulai beranjak dari ruangan itu.

"Fio terimakasih banyak" Lea berucap pelan menghentikan langkah Fio kemudia tersenyum tipis.

"Ia sama-sama cepat sembuh kami tunggu di LN style" Fio melanjutkan langkah nya meninggalkan rumah sakit itu.

      Malam yang dingin, Sesekali meringis karna sakit di kepala nya yang membangunkan Bu rena yang tertidur di kursi di sebelah tubuh Lea.

     Pukul tujuh pagi suster kembali datang untuk memeriksa infus dan menyuntikkan vitamin lagi ke tubuh Lea.

"Suster kapan anak saya bisa pulang?" Bu rena bertanya.

"Malam ini Lea sudah bisa pulang buk, tapi jangan capek dulu dan obat nya harus habis ya"

"Ia suster" Lea menjawab pelan.

"Saya permisi buk"csuster melangkah meninggalkan Lea dan Bu rena.

"Mami pulang aja mi, mami pasti kurang tidur, Lea bisa tidur sendiri kok. Nanti malam kan bisa jemput Lea lagi" gadis nya seolah kasihan melihat mami nya kurang istirahat.

"Kamu yakin bisa mami tinggal?".

"Bisa mi..mami istirahat aja biar bisa jemput Lea nanti malam".

"Yaudah kalau gitu mami pulang dulu ya, nanti mami suru bibik datang antar bubur makanan rumah sakit kurang ada rasa nya".

"Ia mi  makasih ya" Lea tersenyum melihat mami nya itu mulai bergegas melangkah ke luar kamar.

     Bu rena mengendarai taxi menuju rumah nya, rasa kantuk yang di tahan nya membuat nya beberapa kali hampir terjatuh di kursi belakang pengemudi.

"Buk  sudah sampai" Bu rena terkejut karna sudah berada di depan gerbang rumah mewah kepunyaan nya itu.

"Oh ia pak  trimakasih sambil memberi tarif yang sudah tertera di agro, kemudian keluar dari taxi.

     Sambil membunyikan bel Bu rena berdiri menunggu pembatu nya membuka pintu.

Tiba-tiba Bi datang menyapa dengan setelan olahraga.

"Pagi tante  dari mana pagi banget tante??"

"Ehh..Bi  itu tante dari rumah sakit sayang" Bu rena menjawab Bi dengan wajah sayu.

"Siapa yang sakit tante? " Bi bertanya penasaran.

"Lea  dia pingsan di kantor nya kemarin siang Bi".

"Leaa kenapa tante gak bilang ke Bi?" tampak wajah kawatir saat bu rena menyebut nama Lea.

"Tante gak bisa mikir Bi, yang tante tau langsung ke sana aja, tante gak banyak mikir lagi".

"Yaudah Bi ke sana aja tante biar Bi yang jaga Lea"

"Yaudah  kalau gitu kamu bisa bantu tante bawa makanan buat Lea, dia pasti gak suka makanan rumah sakit".

"Ia ia tante kalau gitu Bi mandi dulu, tante istirahat aja dulu" Bi kemudian berlari menuju pekarangan rumah nya buru-buru hendak melihat keadaan Lea yang pasti sangat lemah.

     Sebelum ke rumah sakit Bi mengambil makanan yang sudah di masak bibik untuk di bawa ke rumah sakit, Bi sangat kawatir badannnya tidak henti-henti nya bergerak seperti hendak berlari menuju rumah sakit.

      Perjalanan ke rumah sakit Bi selalu berdoa agar Lea cepat sembuh, laki-laki yang sudah menemani Lea sejak kecil menyimpan rasa sayang yang luar biasa besar, hanya saja dia tidak pernah mengatakan kepada Lea.