webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · Adolescente
Classificações insuficientes
56 Chs

Bab 20

Saat Lea dan Bi menikmati bulan madu nya, Fio masih dengan sakit di dada nya.

"Itu muka udah dua minggu lupa senyum" suara itu membuat Fio melihat ke arah Criss.

"Apaan sih" Fio tampak murung tapi berusaha menepis kata kata Criss.

"Udahlah aku tau semua yang ada di hati mu" Cris menepuk bahu Fio yang nampak rapuh itu.

"Tau apa".

"Rasa sakit itu,aku tau rasa sayang mu pada Lea" Crisss seolah mengerti.

"Kerja kerja, banyak omong " Fio membuang wajah tampan nya dari pandangan sendu Criss

Dan berusaha mencari kesibukan dengan melihat beberapa  foto model.

     Fio yang memutuskan masuk kerja lebih awal dari waktu cuti yang di ambil nya satu bulan terlalu lama baginya untuk diam dan hanyut dalam sedih.

"Dea tolong kamu benerin costum yang tadi kita pakai ya" Cris memberi arahan ke Dea yang sedikit bermalas malasan.

"Oh ia Criss".

"Ok...Dea lihat fio gak?" Criss bertanya saat menghentikan langkah nya.

"Mmm gak lihat Criss, mungkin lagi di smoking area".

"Aku cek dulu" Criss melanjutkan langkah nya.

       Sejak pernikahan Lea dan Bimo, Fio kehilangan semangat hidupnya. Perempuan yang awal nya di benci nya menjadi alasan dia terpuruk dalam sedih mendalam.

"Hei di cari kemana mana eh.. tau nya di sini" Criss mengajutkan Fio.

"Ada apa Criss" Fio bertanya datar.

"Kamu baik baik aja?" .

"Baik pertanyaan mu seakan aku akan bunuh diri Criss" Fio tersenyum kaku.

"Hahaha...aku berharap tidak seburuk itu, masih banyak wanita di luar sana yang akan membuat debar di dada mu kembali lagi" Criss memeberi harapan pada Fio.

"Debar apa yang kau maksud, apa sekarang aku manusia yang tak punya debar di dada lagi".

"Mati dong" Criss tertawa melihat Fio yang menatap nya heran.

"Kapan Lea pulang dari bulan madu nya?".

"Apakah kau sudah siap melihat dia lagi?".

"Apa pertanyaan harus di jawab dengan pertanyaan juga" Fio sedikit tersenyum.

"Bukan begitu hanya saja aku takut suasana akan canggung saat kalian bertemu" Criss menunduk melihat ke arah sepatunya yang tampak sedikit kotor.

"Itulah resiko yang harus ku ambil," Fio menyesap rokok yang terapit kedua jari nya.

"Yah begitu lah, terkadang cinta itu sakit tapi aku percaya cinta akan ada untuk mu".

"Aduh Criss.. seolah aku akan menangis saat ini kenapa kau begitu kawatir dengan ku".

"Bagaimana tidak, kau sudah jadi teman ku bertahun tahun sebelum LNSTYLE ini ada" Criss melihat Fio dengan serius.

"Aku tau..bagaimana kalau kita pesta malam ini, ajak Dea dan yang lain" Fio menyarankan.

"Di rumah mu??".

"Jangan!! Orang tua ku akan heran melihat kalian" Fio tertawa.

"Baik lah rumah ku yang sepi akan ku korbankan demi kau yang sedang terluka".

"Bahasa mu puitis Criss" Fio tertawa melihat Criss yang coba menghiburnya.

"Ok aku tunggu di rumah ku" Criss menepuk bahu Fio dan melangkah meninggalkan nya di sana.

     Langkah Criss nampak sedikit tergesa, senyum nya terlihat lebar seakan puas sudah memberi sedikit ssnyum di wajah Fio.

"Malam ini di rumah ku ada pesta kecil-kecilan kalau mau kalian bisa datang" Criss berteriak.

"Pesta apa tu??" Sisi tampak antusias.

"Gak ada acara apa-apa sih, cuma makan bareng aja" Criss menjelaskan.

"Gue ikut dong" Dea tersenyum ke arah Criss.

"Yaudah datang aja kali" Criss tersenyum.

"Neo, jess ikutan yak" Dea berteriak ke arah laki-laki yang tampak sibuk membereskan beberapa peralatan decorasi.

"Siap.." Neo menjawab.

"Oh..Dea siapa nama tukang meka up itu, kamu tolong ajak dia juga"

"Ohhh..Mira aku ajak deh" Dea senyum tanda mengerti.

Mira make up model baru di sana, pengganti Lea yang sudah naik ke lantai 10.

      Semua tampak antusias menghadiri pesta di rumah Criss. Mereka berkemas pulang tepat waktu agar sempat pulang dan bersiap

     Criss yang tanpak sibuk membakar beberapa potongan daging yang sudah di tusuk dengan sayuran, membuat asap mengepul dan aroma yang sangat menggoda.

"Wahh...jadi laper" Neo menepuk pundak Criss sambil tersenyum.

"Ia donk malam ini kita makan enak" .

"Criss aku bawa minuman nih" Fio mengangkat tinggi plastik yang nampak berisi beberapa botol minuman di dalam nya.

"Aku bawa jajanan ni" Dea senyum sambil menunjukan plastik putih yang tampak penuh dengan jajanan.

"Asikkk bakalan full ni" Criss mengelus perut nya yang tampak rata dan sedikit berotot.

         Malam itu semua tampak bahagia banyak makanan yang di sediakan mereka menyantap dengan lahap nya.

"Kalian pesta tampa aku".

"Buk boss" Cris berdiri dan tersenyum ke arah suara yang tak asing di telinga nya.

"Lea kapan kamu balik dari bulan madu?" Sea yang sedari tadi diam tampak bahagia melihat Lea yang tersenyum menghapiri mereka

" aku baru sampai pukul 5 tadi, aku ke kantor pukul 7 tapi kalian sudah pada pulang. Untung security kasih info kalau hari ini Criss buat pesta"

"Hahaha...duduk duduk Lea kamu pasti lapar kan?" Criss menarik tangan Lea agar duduk di  bangku nya.

"Ia lapar aku mau dong potongan daging itu" Lea tersenyum sambil melirik para pekerja nya itu.

"Ini nihh kasihan buk bos lapar" Neo membuat potongan daging dan sayuran ke dalam piring lalu memberikan pada Lea.

"Makasih Neo".

"Gimana bulan madu nya lea asikk gak? " Dea tampak ingin tau.

"Aaaa..gimana ya" Lea tersenyum malu melihat ke arah Dea.

"Apaan sihh Dea itu juga di tanya tanya" Criss mencibir Dea yang masih ingin tau.

"Hahaha...rahasia donk" Lea memberi gerakan jari telunjuk nya menutup bibir tipis nya.

"Ia ia tau deh" Dea cemberut menunduk.

       Fio yang mendengar tawa mereka merasa sesak di dadanya, wanita yang di rindukan nya ada di hadapan nya.Tapi harapan untuk memiliki sudah tidak ada Lea sudah dengan laki-laki yang dia cintai.

"Fio minum nya jangan banyak banyak donk" Jess menarik gelas Fio.

"Apa sih kan sayang kalau ga di minum" Fio menarik lagi gelas nya meneguk beer yang ada di gelas itu.

"Apa kabar Fio?" Lea bertanya pelan pada Fio yang tampak sibuk dengan gelas nya.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik" Fio membuang muka nya tapi tetap menjawab pertanyaan Lea dengan dingin.

"Bagus lah aku senang kamu baik baik aja" Lea tersenyum.

        Fio tak membalas ucapan Lea dia masih sibuk dengan gelas nya dan memandang ke arah lain.

      Seketika suasana canggung dan sunyi membuat mereka terdiam.

"Ehhh ini masih banyak daging nya saos nya enak banget" Criss mencoba memecah suasana kaku itu.

"Aku mau dong" Dea memberi piring nya walau belum kosong.

" aku juga" Sosi pun tampak ingin mencairkan suasana.

"Ehh  Mira dimana kenapa dia gak kelihatan lagi??" Dea mencoba melihat sekitar mencari gadis yang baru di antara mereka itu.

"Lah bukan nya dia tadi di sini ya?" Jess tampak bigung mencari Mira yang menghilang tampa pemberitahuan itu.

"Aku cari di dalam dulu" Criss melangkah memasuki rumah nya meninggalkan mereka di halaman rumah.

"Ehh jangan jangan tu anak di culik lagi" Sisi berbisik ke arah Sea dan Dea di sebelah nya.

"Ahh apaan sih Sisi siapa yang mau menculik di sini" Sea berteriak mengejutkan Sisi.

"Hahaha bercanda kali" Sisi tertawa ke arah Sea yang agak galak.

"Ehhh tolong dong" teriakan Criss dari dalam rumah mengejutkan yang lain nya.

"Kenapa kenapa?" Fio yang berlari bertanya pada Criss.

"Aduh kayak nya anak ini mabuk deh".

"Aduh kacau banget ni anak, kalau ga bisa minum kenapa di paksa" Fio tampak menggerutu.

"Ada apa sih?" Lea mendongak ke dalam kamar mandi yang di penuhi Criss dan Fio yang menolong mira yang tampak tak sadar.

"Awas" Fio tampak mendorong tubuh Lea yang menghalangi mereka keluar dari dalam kamar mandi.

"Dia mabuk Lea" Criss menjelaskan keadaan Mira pada Lea yang tampak terkejut dengan Fio yang mendorong nya seolah tak suka dengan kehadiran nya.

     Rekan kerja lain berkerumun mencoba membantu mira yang di tidurkan di sofa.

"Aduh pasti karna tadi aku kasih beer ke dia" Neo membuka mulut.

"Kamu kasih banyak?" Lea bertanya lembut.

"Gak sih!! Sedikit kok aku suruh dia coba aja,tapi kata nya dia cepat mabuk " Neo tampak menyesal.

"Kenapa di minum nyusahin aja" Fio tampak bergumam dan meninggalkan mereka yang tampak melihat Mira  dengan serius.

"Tau nih..mana aku ga tau alamat rumah nya" Criss seolah bigung bagaimana dengan gadis itu.

"Yaudah biarin tidur di sini dulu Criss" Sea memberi saran.

"Ehh ehh, gimana kalau tetangga tau kalau aku tinggal dengan gadis, sedangkan aku belum menikah" Criss tertawa.

"Ia juga ya" Dea mengangguk pelan tanda hal yang di sampaikan Sea itu tidak mungkin.

"Coba deh pake ini" Jess mengambil sedikit air memberi aba aba agar di percik ke wajah Mira.

"Boleh tu" Sea mengambil air itu lalu memercik ke wajah Mira.

     Beberapa saat sea mencoba membangunkan Mira yang masih tidur di sofa, sesekali Lea memukul pipi Mira agar cepat sadar.

Akhir nya usaha mereka berhasil Mira tampak membuka mata dan memijit kepala nya.

"Kamu gak apa apa??" Lea bertanya dan membantu Mira duduk.

"Aduh kepala ku sakit" Mira tampak berusaha membuka mata nya.

"Maaf ya aku ga tau kalau bakalan gini jadi nya" Neo tampak menyesal.

"Ayok aku antar pulang" suara Fio mengenjutkan Mira.

"Aku bisa pulang sendiri Fio".

"Udah ayok..bandel banget sih" Fio tampak galak pada Mira dan menarik tangan nya.

"Pelan dong Fio kasihan dia" Lea menegur cara Fio pada Mira.

"Gak apa apa kok buk " Mira seolah tak ingin Fio mendapat teguran karna diri nya yang mabuk.

"Hati-hati Fio.. " Cris berteriak ke Fio yang masih menarik Mira yang tampak sedikit tergopoh gopoh.

"Fio jagi galak ya" Dea sedikit aneh melihat perubahan pada Fio.

"Yah begitulah manusia bisa berubah kapan saja" Criss sedikit sedih.

"Apa dia selalu begitu?" Lea bertanya penuh selidik.

"Yah baru hari ini dia begitu, tapi di hari hari sebelum nya dia nampak lebih dingin" Sea menjawab sambil mengunyah daging sisa di piring nya.

        Di tempat lain Fio tampak diam dan sangat marah, entah apa yang membuat nya marah apakah karna Mira mabuk atau ada hal lain.

"Fio maaf jadi merepotkan".

Fio hanya diam tanpa menjawab Mira yang tampak tidak enak hati pada Fio.

"Ke arah mana lagi" Fio bertanya ketika melihat pertigaan.

"Ohh ya..ke kanan aja".

Sepanjang jalan mereka diam dan masuk ke lamunan masing masing. Mira yang tampak tak enak hati sesekali melirik Fio yang tampak masih marah.

"Itu Fio..rumah yang pagar nya Biru" Mira menunjuk sebuah rumah berpagar biru yang tampak sederhana.

"Ok..kalau kamu gak bisa minum gak usah minum jangan nyusahin orang" Fio memberi saran dengan nada jutek nya.

"Ia maaf udah nyusahin" Mira keluar dari mobil itu dan menutup pintu nya, sesaat dia berdiri sampai melihat mobil Fio di ujung jalan.

**

       Lea yang masih asik dengan teman kantor tertawa dan bercerita panjang lebar tentang bulan madu nya. Sesaat kemudian ada nada dering handphone Criss yang membuat mereka sedikit terdiam.

"Hallo...oh ia ia santai aja, slamat istirahat" Criss tampak berbicara dengan seseorang lalu mematikan telepon tersebut.

"Siapa Criss" Neo bertanya.

"Fio dia langsung pulang ke rumah,katanya kepala nya sedikit sakit".

"Kepala sakit atau hati nya yang sakit" Sisi sedikit mengejek.

"Husss" adea menyenggol tangan sisi.

"Hehehe...maap keseleo" Sisi tertawa sambil melirik Lea yang tampak tidak enak hati.

"Udh jam 11 nih saya pulang duluan ya, saya belum istirahat dari sampai tadi sore, kalian lanjut ceritanya jangan telat datang ke kantor besok" Lea tersenyum sambil mengambil tas nya.

"Oh ia hati hati lea makasih udah datang".

"Aku yang makasih datang tanpa di undang" alea tertawa kecil lalu melangkah.

     Mobil yang di kendarai Lea melaju di jalan yang sudah mulai sepi itu, hati nya masih tidak enak kepada Fio. Apakah laki-laki itu marah pada nya tapi bagaimana mau di kata dia sudah menikah harus nya Fio bahagia dan mencari yang lebih baik.

"Kasihan Fio" Sea sedikit cemberut.

"Kasihan kenapa?" Dea bertanya.

"Kayak nya dia masih belum bisa lupa dengan perasaan nya pada Lea" .

"Haaa...tapi Lea sudah menikah harus bisa move on dong" .

"Itu lah jika kamu benar benar mencintai seseorang maka tidak mudah untuk lupa" Sea menjelaskan.

"Ahhh..ternyata dia melow orang nya" Jess tertawa melihat Sea yang tampak sedih.

"Hahaha...ia kenapa kamu gak bantu Fio move on aja?" Neo tertawa.

"Haduh apaan sih, aku cuma kasihan mau bantu gimana dasar.." Sea sedikit ketus .

"Udah udah ga usah berantem, semua orang pernah patah hati pasti ada saat nya dia bisa lupa dan berdamai dengan hati nya"

"Wahhh wahhh kau luar biasa Criss" Jess menepuk pundak Criss lalu mereka tertawa bersama.

      Satu persatu mereka beranjak dari tempat duduk, membersihkan beberapa sampah makanan.

Kemudiam mereka pulang ke rumah masing-masing. Malam itu berlalu ada luka dan ada rasa yang tak enak di dalam nya.