webnovel

Lamaran Gagal

Sepasang sepatu pria mewah brand Louis Vuitton nampak berkilau ketika pemiliknya melangkah menyusuri lorong setiap apartemen mewah di kota Buffalo. Jas formal membalut tubuh atletisnya memberi kesan istimewa sebagai laki-laki sempurna dengan segala bidang pesonanya. Seringai kecil di bibir tipis, hingga dimples di kedua pipinya nampak dalam.

Zoltan Mayers, pengembang sekaligus developer terbesar dan terkenal. Tak sedikit bangunan atau properti yang sudah ia kembangkan di negara besar ini.

pagi ini Zoltan akan memberi kejutan pada sang kekasih. Kini dia terpaku di depan pintu besi yang masih tertutup rapat.

"Mungkin kedatanganku membuatnya terkejut. Tapi aku harus melakukannya,  apa terlalu pagi memakaikan cincin berlian ini?"

Zoltan menarik napas sekaligus. Karena Jose Mayers--adik semata wayangnya merengek ingin menikah di usia terbilang muda. Sehingga dia memaksakan diri untuk melamar Guazel Veron Wanita yang dipacari dua tahun ini.

"Bagaimana pun aku harus melamarnya. Jika tidak ingin Jose kecewa. Aku harus menikah lebih dulu jika tidak ingin dipermalukan hah ... Jose, kau benar-benar merepotkan tapi aku menyayangimu," rengeknya, menarik bibir kesamping hingga kedua lubang di pipinya terlihat dalam.

Zoltan ragu menekan bel. Sebuah kejutan akan istimewa bila dilakukan dalam diam. Tidak ada kata sandi yang tidak ia ketahui, apartemen ini dibangun olehnya dan pemilik ruangan itu adalah kekasihnya tidak ada satu hal pun rahasia selama mereka berhubungan.

Pintu besi itu terbuka setelah Zoltan menekan sandinya. Tanpa ragu ia melangkah masuk, lalu menutup pintu itu lagi.

Ruangan  itu nampak gelap, namun pendengaran Zoltan yang tajam menangkap suara-suara keresahan yang berbisik menelisik hati. Jelas sekali suara serak yang dikenali memuja nama seseorang yang belum pernah ia dengar.

Lampu ruangan itu tiba-tiba terang benderang setelah Zoltan menyalakan sakelarnya. Spontan mata elangnya menajam kala menyaksikan sang kekasih berada di atas tubuh polos penuh peluh. Tubuh sintal Guazel menari di pangkuan lelaki lain, menarik ulur dengan mata terpejam. Aktivis mereka harus berakhir ketika Zoltan menangkap basah mereka berdua.

"Jadi kesibukan pagi-mu seperti ini? Guazel Veron!"

Teriakan Zoltan menyadarkan Guazel dan lelaki di bawahnya. Sontak saja mereka memisahkan diri masing-masing. Memungut pakaian yang berserakan  dimana-mana.

"Zo-Zol-tan?" Guazel tergagap bergegas merapihkan jubah tipisnya kemudian tergesa mendekati Zoltan.

"Kek-kenapa datang tiba-tiba? Biasanya kau menelep--"

"Aku sangat bersyukur bisa menangkap basa perbuatanmu," teriaknya memotong ucapan Guazel.

Guazel bungkam, penjelasan seperti apa yang bisa membuat Zoltan mendengarnya.

"Zoltan biar aku jelaskan."

Alih-alih memberi Guazel waktu menjelasan sebaliknya Zoltan mencekal dagu wanita itu dengan sorot mata mematikan.

"Kau juga tahu aku tidak suka kebohongan apalagi melihat perbuatan seperti ini. Kau pasti tidak akan menyangka, aku datang untuk melamarmu. Guazel!"

Guazel terkesiap tidak menduga kedatangan Zoltan untuk melamarnya. Sial sekali semua hancur karena perbuatannya.

"Maafkan aku,  Tolong beri kesempatan untukku!" Guazel menangkup dua pipi Zoltan namun segera di tepis kasar.

"Maaf. Mudahnya ucapan itu untukmu? Oke  aku akan memaafkanmu tapi bajingan itu akan berakhir di sini," tandas Zoltan bergantian menatap tajam ke arah lelaki asing yang masih terpaku di tempat.

"Tidak Zo! Jangan lakukan apapun padanya!"

"Jangan kuatir aku akan cepat membereskan bajingan itu. Kau harus melihatnya baby," ucap Zoltan mengelus pipi Guazel dengan manis. Kemudian mendekati lelaki tersebut.

"Tol-tolong jangan sakiti aku!" Lelaki itu memohon, dia tahu Zoltan bukan orang sembarangan, hidupnya akan berakhir dalam sekejap.

"Bagaimana rasanya tidur dengan kekasihku? Berapa kali kau melakukan itu? Satu kali? Dua, tiga, atau tidak terhitung. Jawab pertanyaanku!" tuntut Zoltan tegas.

Guazel menggeleng cepat, dia sangat mengenal Zoltan. Apapun jawaban lelaki itu tetap saja nyawanya dalam bahaya.

"Zo hentikan!" Guazel memekik tapi Zoltan tidak bergeming.

"Kenapa diam saja. Jawab!" teriak Zoltan mengagetkan lelaki asing tersebut.

"Empat kali! Kami melakukan empat kali!"

Zoltan menajam jawaban lelaki itu tidak bisa dipercaya.

"Yakin?" ucap Zoltan. Perlahan melangkah tanpa melepaskan tatapannya.

Lelaki asing itu berangsur mundur, tatapan mengintimidasi itu sangat menakutkan.

"Bub-bukan empat, tetapi se-sepuluh kali! Aku bersumpah hanya sepuluh kali saja.  Kami berdua sudah lama berhubungan. Tol-tolong ampuni aku!" Lelaki asing itu memohon di bawah kaki Zoltan, seolah dosanya bisa di tebus dengan permohonan.

Kedua mata elang Zoltan terpejam. Kenyataan itu menghantam perasaannya. Menyakitkan.

"Jadi hubungan kalian sudah lama. Dan aku sangat bodoh masih memujanya. Lancang sekali kalian!" bentak Zoltan berusaha menekan emosi.

Zoltan menyeringai, seperti mimpi dibohongi selama itu. Lebih parahnya mereka  sudah melakukan berulang kali di belakangnya.

"Wah ... Egoku terluka, apa kalian sangat menikmati kebodohanku? Perbuatan kalian tidak bisa aku terima!"

Emosi tidak tertahan Zoltan malayangkan pukulan mematikan atas kekecewaannya.

Sepuluh kali berbuat hina maka sepuluh pukulan bertubi. Bonusnya lima pukulan susulan, seketika lelaki asing itu tidak sadarkan diri.

Guazel menjerit, bisa saja Zoltan hilang kendali, beruntungnya akal sehatnya menyadarkan. Setelah puas membuat wajah orang lain babak belur. Zoltan pergi begitu saja tanpa mendengar rengekan Guazel.

...

"Sial! Kenapa aku sangat bodoh. Selama itu mereka selingkuh. Guazel,  kenapa mengkhianatku disaat aku membutuhkan dirimu," ucap Zoltan sesekali memukul setir mobil sebagai bentuk pelampiasan.

Dering benda pipih menyadarkannya. Ia membuka pesan masuk dari sahabatnya Alex. Sontak saja matanya membulat melihat kiriman gambar dari Alex.

"Kau harus tahu ini kawan."

Isi pesan dari Alex beserta gambar Guazel yang tengah berjalan mesra memasuki hotel bersama lelaki tadi.

"Sudah jangan kirim lagi! Aku sudah menangkap basah mereka."

Balasan pesan di kirim, setelahnya panggilan masuk dari Jose, yang ingin memastikan lamaran kakaknya sukses. Tentu saja Zoltan tidak mungkin mengatakan kegagalannya.

Mendadak kepala Zoltan berdenyut. Jadi begini rasanya patah hati. Jujur saja pertama kalinya dibodohi perempuan. Selama ini mereka selalu memujanya. Bahkan Zoltan memiliki gelar dimples prince. Pangeran tampan berlesung pipi yang terkenal tampan dan sukses.

~~~

Malam itu Zoltan tidak pulang. Dirinya berakhir di kediaman Alex sampai pagi ini.

Sebagai tuan rumah Alex tahu memperlakukan tamunya dengan baik. Menyuguhkan secangkir kopi kental kesukaan sahabatnya beserta breakfast tacos isi daging sapi dan telur plus keju.

"Isi perutmu sebelum bertempur lagi. Setelah melalui badai tubuhmu juga  membutuhkan asupan gizi seimbang," celetuk Alex meletakan satu porsi breakfast tacos di depan Zoltan.

"Aku tidak terlalu memikirkan penghianatan mereka. Aku hanya mencemaskan Jose, dan betapa kecewanya keluargaku saat mengetahui lamaranku gagal. Terus terang aku tidak pernah membayangkan semua itu," tutur Zoltan merasa tidak berguna karena gagal melamar Guazel.

"Tenang kawan. There is still Alex who will pave the way." Alex meyakinkan sahabatnya tidak perlu cemas karena dirinya tidak akan tinggal diam melihat Zoltan terpuruk.

"Kau memiliki ide?" tanya Zoltan menatap Alex penuh harap.

Alex mengangguk. Menyeringai sebuah ide terbersit di kepalanya.

"Jalan satu-satunya mencari pengganti Guazel. Aku akan membantu meyiapkan segalanya. Termasuk mengundang wanita-wanita di media sosialku. Bagaimana tertarik?"

"Kau yakin akan berhasil? Jika tidak ada yang menarik hatiku maka percuma."

"Ey ... Kau salah kawan. Sebaliknya banyak wanita yang akan menarik hatimu. Kau hanya perlu memberi mereka umpan. Gunakan wajah tampanmu, luluhkan hati mereka dengan pesonamu. Peluk jangan lepas lagi."

Zoltan terbahak mendengar penuturan Alex yang sangat mudah.

"Oke, akan aku coba. Demi Jose, apapun akan aku lakukan." Zoltan begitu menyayangi adiknya apapun yang Jose mau bisa ia wujudkan, sekalipun menikah muda. Saat ini masalahnya hanya satu. Zoltan tidak memiliki wanita yang akan di nikahi.