webnovel

LUPA

Kaki Meika berdenyut, otot kakinya sudah berkerja keras mengayuh sepeda sambil membawa orang yang pasti lebih berat dari dirinya tersebut.

Teman sebangkunya itu, tidak merasa Malu atau ambil pusing ketika ditanya dengan nada menggoda, oleh teman -teman  kelas yang pasti diselimuti asumsi  bahwa Meika anak sedang PDKT dengan cowok yang bernama Denis. Rumor sedap untuk dikonsumsi di pagi hari bukan?.

" Sudah kubilang, aku dan Denis tidak ada yang begituan'' elak Meika sambil menyerlingkan mata dengan sinis ke arah Denis yang sedang sibuk main game di bangku orang lain.

'' oh masa? Hehe'' sambut anak perempuan tomboy yang merangkul leher Meika

'' ya ampun, Eng,.. Laras... , percaya aja deh. Aku dan Denis nggak mungkin begituan'' jelas Meika

Anak perempuan berkulit sawo matang itu terpukau karena Meika mengingat namanya

Kenapa cewek ini?

'' kau sudah ingat namaku? Jangan-jangan kau sudah ingat semua nama anak kelas?''

" ... ya ingat, kenapa? '' Meika bingung kenapa hal itu penting

Teman-teman Meika merasa tersanjung di waktu Yang sama mereka merasa itu cukup keren.

" Oke, kau tau nama anak yang itu?'' tanya Laras sambil menunjuk orang yang dia maksud

'' em. Itu Rahmat, ya kan?'' jawab meika

'' kalau mereka bertiga''

'' Jessika, Armin, wendy''

"Betul!, kau kan baru kemarin pindah, jangan -jangan kau anak yang ingatannya bagus  hehe '' ujar Laras polos namun nyelekit

" Maaf? Emang aku terlihat bagaimana di matamu?...''

" Em...kukira kau lemot, waktu masuk kau rada lamban gitu, dan melamun terus''  jawab Laras sambil tertawa tak peduli perasaan orang

Meika tak membalas. Dia merasa tak penting menjawab kata-kata itu , hanya senyum saja.

Meika merasa ada yang memperhatikannya. Dia merasakan tekanan yang diberikan dari balik bahunya.

'' anu, ada orang yang melihatku dari belakang ya?'' tanya meika tersenyum  ganjil

Mendengar itu ,teman -temannya mencari orang yang kira-kira di maksud itu.

'' em.. kayaknya Vita sinis ke kamu deh ka'' ujar Nita, sambil memiringkan kepalanya .

'' eh? Eh? WHY? Apa aku buat salah sama dia kemarin? Meika tak mau cewek dikelas tak suka padanya.

Semua mengangkat bahu tanda tak tahu. Meika diam, semoga bukan dirinya yang membuat vita bad mood.

Kemudian bel masuk pun berbunyi. Denis kembali ke bangku yang bersebelahan dengan Meika. Meika tak suka sikap Denis. Yah dari awal juga.

Pelajaran pun dimulai, jam pertama mate-matika.  Hari ini lanjutan membahas logaritma,  jujur di sekolah  lamanya Meika belum  belajar  jadi jika  dia belum paham maka  tak patut  disalahkan. Meika tak mau ketinggalan, dia konsentrasi memahami pelajaran itu. Meika bukanlah anak yang sangat pintar tapi bukan pula orang yang memalukan dalam belajar.

'' ada apa Meika , ada yang kau tak mengerti?'' Bu Sinta melihat Meika mengerenyitkan keningnya

Tak ada jawaban. Yah begitulah anak itu jika sudah terlalu fokus dia tidak bisa merespon yang lain bahkan yang ada di depan wajahnya.

Bu Sinta memanggil Meika beberapa kali, suasana kelas mulai berat karena raut wajah Bu Sinta mulai menampakan kalau dia tersinggung.

Denis menoleh ke arah Meika yang tak menghiraukan pertanyaan Bu Sinta.

'' hei, kau di panggil ''tegur Denis namun terlihat acuh

Setelah paham baru Meika tersadar.

'' hm, apa?'' tanya Meika dia membalas ucapan Denis

Wajah Bu Sinta tak suka, dia merasa tak di hargai, karena nya ia pun kesal dan menyuruh Meika maju ke depan.

'' kenapa kamu melamun di pelajaran saya Meika?, Udah ngerasa pintar ya?'' tanya Bu Sinta nyindir

'' eh, apa? Nggak Bu ,bukan itu maksud saya'' ya ampun pikir meika dia dalam masalah

'' saya cuma...'' Meika ingin menjelaskan namun dipotong oleh Bu Sinta

'' kamu kerjakan contoh soal yang ibu buat di depan, awas saja kalau salah''

Meika tak berkutik, dia merasa bersalah karena mimik wajah teman kelasnya ketakutan karena dirinya. Dia hanya berharap dia mampu. Mengerjakan contoh soal itu.

'' baik bu''  jawab Meika pelan, mendengar jawaban itu Bu sinta makin kesal

Teman-teman baru Meika semua khawair, tapi Denis tidak peduli.

Meika mengerjakan soal itu dengan tenang dan teliti, pada dasarnya konsep mate-matika itu sederhana, namun banyak siswa -siswi mulai tak memahami mereka setelah mereka ditambah x dan y serta z.

'' su.. sudah bu'' ungkap Meika hati-hati

Bu Sinta menyelusuri perkerjaan murid yang dianggapnya melamun itu.

'' benar''

Meika tetap menunduk, di saat beberapa teman di kelasnya merasa terpukau dan yang pintar merasa terancam.

'' kamu sudah belajar ini di sekolah lamamu?'' tanya Bu Sinta tenang

Tak ada guru yang marah pada muridnya yang bisa bukan?

'' maaf, belum Bu ''

Bu Sinta merasa kebingungan

'' bukannya  kamu melamun tadi?'' Tanya Bu Sinta lagi

'' oh itu bukan melamun Bu, kalau saya sedang konsentrasi saya seperti orang melamun, sampai tidak mendengar apapun. Saya mohon maaf Bu, saya salah"

Bu Sinta Diam,

'' kau jangan begitu lagi, sana duduk'' Meika menghela napas lega, kemudian dia kembali ke bangkunya dengan selamat.

Denis menyambut Meika dengan senyum jahil

'' apa? ''

Denis memutar bola matanya

'' kau benar-benar menyebalkan''

Meika menghadap ke papan tulis lagi dengan serius, teman-teman kelasnya tersenyum ke arahnya, beberapa masih merasa canggung dengan situasi yang barusan terjadi, dan beberapa berbisik satu sama lain. Meika berharap itu bukan kata-kata yang buruk.

Karena masih merasa tak enak dengan kejadian barusan, dia meringkuk dan menutup kedua wajahnya.  Meika memukul kepalanya karena merasa bersalah.

'' kebiasaan kau unik banget ya?'' Denis menimpali

'' hah? apa?''

Denis lagi-lagi senyum usil

''kau ini kenapa?'' Meika merasa sangat terganggu.

Denis diam lalu berpaku tangan ke arah Meika, lalu tersenyum lagi,  Denis mengusap kepala Meika sampai rambutnya jadi berantakan

'' Haah?'' Meika tak suka kepalanya disentuh orang yang seumuran atau lebih muda dari nya menepis tangan Denis.

'' Attitude''

" Attitude'' ulang Denis mengejek

..................

Dari sisi lain, di saat yang sama

" Cari perhatian banget sih sama Denis, lihat si anak baru''

" Kita harus kasih dia pelajaran vit, Denis kan gebetan lo ,lo harus nyingkirin si Meika.

Vita tersenyum setelah mengirim pesan kepada seseorang

'' tenang, gue udah wa si Zidan buat nakutin si anak baru''

Meika nampaknya telah lupa tentang dirinya yang kadang menarik perhatian orang lain tanpa dia sadari.

''... Ah .. aku merinding''

Ujar Meika melanjutkan kegiatan belajarnya.

............. ......