webnovel

AKAN BERTEMU

Denis memasukan hpnya kembali ke dalam kantong setelah mengirimkan sebuah pesan singkat kepada seseorang.

''Nampaknya dia lupa''

Dalam Tas seseorang yang duduk di samping tempat duduknya ada sesuatu bergetar.

'' gadis itu, tidak membawa hpnya?'' wajahnya tidak percaya.

'' sebentar lagi kan ada rapat kelas... Hah... Kenapa pula aku harus pusing'' Denis mengatakan itu sambil sedikit menggigit kuku ibu jarinya sedikit.

Laras dan teman lainnya datang setelah menikmati makan siang mereka, kembali ke bangku mereka masing. Laras mendekati bangku Denis mencari si murid baru.

'' Meika mana? '' tanyanya

'' ... Nggak tau'' jawab Denis tidak ingin memperluas percakapan.

'' bohong nih'' goda laras di saat yang kurang tepat

Denis hanya memandang tajam.

'' ..... Barbar ''

Mendengar perkataan Denis Laras menjadi tersinggung.

'' apaan sih! Perhatian dong sama gebetan lo, muka tembok'' Laras meledek dengan suara keras

Denis terpaku sebentar karena kaget mendapatkan amarah atas hal yang dia tidak tau ditambah dengan tuduhan yang sangat lucu. Karena semakin jengkel, ia memilih membuang muka dihadapan Laras yang hampir mendidih.

'' uah! Ini parah! '' Laras meninggalkan Denis demi menghindari bencana karena ia memang mudah marah.

Tak lama kemudian orang-orang kelas 2B mulai berdatangan sesuai dengan jadwal yang mereka setujui untuk mengadakan rapat perihal akan berkunjung ke perusahaan LEI di kota Karang tiga minggu lagi serta festival sekolah yang akan di laksanakan 1 minggu lagi.

'' eh.mana Meika? '' tanya Jaka yang akan memimpin rapat

'' nggak tau.. '' sahut beberapa

'' tadi sih, kelihatannya dia pergi makan siang ..mungkin belum selesai'' sahut yang lain

'' kesesat mungkin atau di toilet karena ambeien'' jawab seseorang yang suka out the box

'' apaan sih anak baru, nggak solid banget sih'' ujar Vita yang kemudian di sambut hangat oleh teman-teman gengnya.

Suasana menjadi riuh namun dapat ditenangkan oleh Jaka

'' udah..udah ..kita langsung mulai aja, toh hampir semua ada kan cuman dia aja.. Yuk.. Karena dia nggak ada nanti keputusan apapun dia harus terima'' jelas Jaka

Semua menyahut setuju namun Denis tidak menjawab. Meski Denis tidak menunjukkan ketidaknyamanan karena meika yang menghilang di saat penting, Denis berpikir harus memberi pelajaran pada gadis itu karena membuat dia kesal.

Murid kelas 2B membahas hal-hal yang penting yang harus dilakukan pada saat akan mendatangi perusaahan LEI di kota Karang. Mereka memilih Bus sekolah mereka untuk pergi ke Perusahaan LEI yang butuh waktu perjalanan 4 jam tersebut. Perusahaan LEI yang mereka kunjungi ini merupakan perusahaan besar yang berpengaruh di Kota Ombak.

Dalam merencanakan perjalanan banyak yang perlu di rencanakan. Rapat kecil seperti ini baik untuk pelajar untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam perencanaan. Mereka mengatur waktu perjalanan, susunan acara, maupun perhitungan kasar mengenai biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

'' menurutku sih kita beli aja'' saran Mayang

'' tapi may, dana kita untuk ke perusaahan LEI aja udah lumayan. Uang kas kita emang cukup tapi kan nggak mungkin kita habisin semua. Kalau kita masak kita bisa seru-seruan'' jawab Laras yang disetujui oleh beberapa orang sebagai anggukan.

'' semisal mau buat, emang yakin bisa enak nggak? Tinggal patungan lagi aja'' tanya mayang dengan nada tak yakin dengan masukan yang diberikan laras.

'' biasa aja dong, di kelas kita kan ada yang pintar masak kayak Weni atau Zalin masakan mereka nggak kalah kok sama catering '' laras merasa tak suka dengan ucapan Mayang menjawab dengan ketus,namun dapat ditenangkan oleh Jaka.

'' nah. Dari pada kita terlalu banyak ngabisin waktu. Gimana kalau voting aja?''

Pernyataan itu pun di sepakati.

Pada saat voting,murid-murid kebanyakan memilih untuk membeli makan sehingga terukir senyum kepuasan pada wajah Mayang. Laras menerima pendapatnya kurang diminati berlapang dada.

'' selanjutnya, siapa dari kita yang bisa akan mewawancarai Kepala-kepala di Perusahaan nanti?kita perlu perwakilan 10 orang'' Jaka langsung meloncat ke masalah selanjutnya.

Denis yang mendengar ini merasa ini cara yang bijak untuk membuat Meika kesusahan dalam artian tertentu. Denis yang jarang bicara ruang cepat disadari ketika membuat pergerakan.

'' Jaka, aku mau kasih usulan, untuk yang berbicara kepada salah satu kepalanya, aku pikir Meika pilihan yang baik. Meika berasal dari kota Karang.'' ujar Denis

Mendengar pendapat Denis yang tiba-tiba, Jaka bingung memberikan tanggapan.

'' kenapa? ''

''Karena dia pintar dalam mengingat'' penjelasan Denis begitu singkat namun intonasi pengucapannya tegas sehingga terlihat ia serius dengan pemikirannya.

" Bukan, maksudku kenapa kau tau dia dari kota karang? '' jaka menyelesaikan pertanyaannya dengan senyum yang bermakna kalian sudah sedekat itu rupanya.

"..... Yah nggak mau juga nggak apa sih'' Denis pungkas pemikiran tersebut dengan statment yang membuat orang merasa tidak enak.

'' ada pendapat lain? '' jaka bertanya kepada audien lain namun tidak mendapat suara lagi maka dengan itu jaka menuliskan nama Meika sebagai salah satu yang menjadi jurubicara kegiatan yang akan dilaksanakan seminggu lagi ini.

" Yap, Meika salah satu jubir, setuju? ''

'' ya.. '' sahur orang kelas mengiyakan

Denis tersenyum puas menantikan kerepotan yang akan mendatangi Meika.

Jaka mengambil alih rapat kembali

'' nampaknya soal kunjungan kita sudah selesai. Sekarang, ayo kita bahas tentang festival sekolah yang sebentar lagi di laksanakan. Kita sudah kena tegur karena belum memberikan daftar yang akan mengikuti lomba dan hal yang kita akan lakukan'' jelas Jaka dengan terperinci

Teman-teman yang menyadari kelalaian mereka hanya menyengir sumbing karena merasa tidak enak.

'' ayo selesaikan ini dengan cepat dan tepat '' ujar jaka sebagai awalan memulai pembahasan baru.

'' oke''

"Siap pak''

Mata meika nampak meluas, ruangan memanah indoor yang sudah lama tidak dilihat ia pandang lama-lama.

ZuLan yang membiarkan gadis yang barusan dikenalnya itu duduk mengamati, kemudian ZuLan berpikir untuk menawarkan Meika untuk ikut pula bermain.

'' kau ingin coba?'' Meika yang tadi sibuk memperhatikan sekeliling cepat-cepat menoleh ketika seseorang mengajaknya bicara. Meika merespon ajakan itu dengan anggukan Berulang-ulang disertai senyum lebar.

'' bolehkah? Terima kasih'' ia meluruskan lututnya agar dapat berdiri. Meika mengambil panah berserta anak panahnya. ZuLan diam, berdiri di belakang Meika menunggu jika saja nanti Meika bertanya mengenai cara bermain, namun Meika tidak kunjung bertanya dan sudah siap membidik.

'' Meika, sering bermain panah ya. Postur dan cara kau membidik sudah benar loh'' ZuLan terlihat takjub.

''.. Oh.. Ya kak. Aku pernah bermain saat SMP'' jawab Meika tanpa menoleh dan fokus pada papan target.

"Aku siap menbidik'' tambah Meika, anak panah dilepaskan.

DASH! TAK!

Kesunyian terjadi setelah Meika menancapkan anak panah pada papan sasaran dipecahkan oleh suara bel masuk.

'' eh? Udah masuk? '' Meika kaget sedangkan ZuLan melihat anak panah yang masih tertancap itu.

'' kak! Aku pamit ya'' Meika berlari menuju kotak bekal dan botol minumnya kemudian memberikan salam lalu menghilang ketika melewati pintu geser klub Panahan. ZuLan yang belum sempat menjawab tersenyum saja.

'' itu peringatan bahwa istirahat tinggal 30 menit lagi kenapa dia buru-buru sekali? ''

ZuLan mendekati papan tembakan yang sudah ditancap anak panah pada poin 9, anak panah yang diluncurkan oleh Meika tersebut kemudian di cabut oleh ZuLan .

''Jalhaesseo (kerja bagus dalam bahasa Korea) "ujar ZuLan