webnovel

My CEO's Heart

"Kamu tidak pernah tahu apa yang dia pikir!" CEO-ku tidak sama dengan CEO kalian. Bibirnya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Bagaimana perasaanmu apabila kau yang selalu berusaha bekerja secara jujur dan professional namun orang terdekatmu, yaitu ayahmu sendiri malah melakukan pekerjaan yang kotor dan tak terpuji? Iya, hal tersebutlah yang sedang dialami Charice, seorang reporter berdarah muda yang selalu bekerja dengan jujur dan mencari kenbenaran suatu desas-desus berita harus dihadapkan pada kenyataan jika Ayahnya adalah tersangka kasus korupsi yang akhirnya bebas dengan cara yang licik. Takdir membawanya pada masalah ketika dia bertemu seorang CEO muda, David Park, seseorang yang 'membantu' ayahnya lolos! Anehnya, sang CEO tampan, Kaya, dan popular ini mendekati dirinya meski dia masih mencintai mantan kekasihnya, Jessica. Ada udang di balik batu namun Charice memutuskan untuk 'bermain' dalam sandiwara cinta yang berbahaya ini demi menguak kebenaran. Dapatkah dia mencapai tujuannya atau justru terjatuh dalam jurang cinta tak terduga? Mungkinkah keduanya bersatu ditengah drama dan kepentingan masing"? Hai para pembaca dari novel Hyeona... kalian bisa follow ig Hyeona di @hyeona.theauthor untuk bantu mendukung semua karya-karya dari Hyeona. Terima kasih atas dukungan kalian...

HYEONA · Geral
Classificações insuficientes
455 Chs

CEO -11-

Charice pergi ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Ia pergi ke sebuah coffee shop. Di tempat itu seperti biasa sudah ada seseorang yang selalu ada dan setia menunggunya, siapa lagi kalau bukan Kim Junghyun.

Junghyun sibuk dengan smartphonennya saat Charice datang.

Charice mengagetkan Junghyun. "Kak Jung...."

"Eh Cer... Dasar bocah somplak!" Junghyun latah.

"Daripada Kakak, Ngepubji meleh... " balas Charice. "Siapa yang bocah coba, orang Kak Jung yang main game?!"

"Shuuut... Emangnya yang main game bocah doang?!"

"Ih, Kak Jung... aku kan mau curhat, aku pulang nih gajadi curhat kalo gitu!" protes Charice.

"Tanggung Char, bentar... Jangan kaya cewe deh, dikit-dikit ngambek!"

"Lah aku emang apa kalo bukan cewek?" protes Charice lagi.

Junghyun akhirnya menyelesaikan gamenya.

"Char, mau cerita apa sih? Ada hubungannya sama kerjaan nggak?"

"Nggak ada Kak! Eh ada deh!"

"Jadi ada hubungannya apa enggak nih?"

Charice berpikir sejenak. "Iya ada deh!"

"Udal deal nih. Bener ada?"

"Hooh!"

"Pasnya berapa nih?"

"Au ah..." Charice kesal dipermainkan.

"Obaik, Kakak mau lanjut ML."

"Aku cerita aja deh, terserah Kakak mau denger apa enggak." Charice pasrah.

"Yaudah deh, didengerin. Kasian, nanti dikira orang lewat lagi ngomong sendiri, disangka gila lagi!"

Charice menjambak gemas rambut pendek Junghyun.

"Hei... hei hei! Ini kepala orang, sembiringin!"

Charice tertawa puas.

Akhirnya setelah beberapa saat bersenda gurau, atmosfer di sekitar mereka menjadi lebih serius.

"Aku baru..." Charice memenggal ucapannya.

Junghyun hanya memperhatikan Charice sambil menyeruput kopi panasnya..

"Ja..."

"Jantungan?" Tiba-tiba Junghyun menyela. "Makanya rajin olahraga."

"Ja..."

"Jamuran? Makanya rajin cuci kaki!"

"JA... JADIAN!"

Junghyun terkejut, seraya tersedak kopi panasnya. "Ehek-ehek"

"Awas bengek!" Charice malah menggoda dan menyela Junghyun. Namun ia tetap baik, mengambilkan air putih dari kasir. "Ini minum Kak."

"Sampang, ini kopi kok pahit banget sih!" protes Junghyun.

"Lah kak, kan yang mesen kamu sendiri?!"

"Lah iya... kan tadi aku mesen kopi americano nggak pake gula bukan kopi pahit."

"Iya KAK... IYA..." Charice hampir menangis kesal karena Junghyun.

"Cher... Kamu jadian? Sama siapa?" Junghyun mulai penasaran.

"Pak David."

David memasang wajah serius. "Kamu serius?"

"Kakak harus denger dulu."

"Iya gimana?"

"Aku ada tujuannya kok jadian sama Pak David."

"Maksud kamu?"

"Kak, Hpnya mana?"

"Buat apa?"

"Buat ngerekam suara."

"Suara siapa?"

"Suara aku lah!"

"Ini." Junghyun meng-unlock smartphonenya lalu memberikannya pada Charice.

Charice mencari perekam suara pada HP Junghyun. Ia memencet tombol rekam.

"Jadi Kak, denger aku baik-baik ya... pokoknya rekaman ini adalah bukti kesaksian aku mengenai kenapa aku bisa jadian sama Pak David."

Wajah Junghyun tidak mengerti dan penasaran akan tindakan apa yang dilakukan oleh Charice.

"Aku bener jadian sama Pak David kemaren, aku suka sih sama dia, tapi jujur aku masih nggak ngerti sampe titik mana aku suka sama dia, aku juga takut ini hanya perasaan sesaat. Tapi lebih dari itu, aku punya misi tersendiri. Aku masih penasaran apa hubungan antara Pak Raymond, Jessica Eonni dan Pak David. Aku yakin ada suatu rahasia yang bisa aku bongkar dari semua ini. Dan tahu nggak kak, aku udah tahu suatu fakta baru mengenai Pak Raymond yang ternyata dia adalah investor dari klub Airis dan Pak David juga ternyata adalah salah satu anggota VIP di klub Airis soalnya dia yang nunjukin sendiri kartu VIP dari klub Airis. Dan yang paling parah Kakak tahu nggak apa? "

Wajah Junghyun serius mendengarkan Charice. "Apa?"

"Benar dugaanku, Pak Raymond udah ngaku jika ada transaksi narkoba di klub Airis. Terus..."

Junghyun menyela. "Tunggu..." Dia mematikan aplikasi perekam di Hpnya.

"Loh kenapa Kak?"

"Aku nggak ngerti sama apa yang mau kamu rencanain, Char. Kamu tahu nggak itu berbahaya, gimana mungkin kamu pacaran sama orang buat suatu misi yang menyangkut pekerjaan kamu. Udah Char, mending udahi aja! Kamu mending putus aja sama Pak David, Kakak takut nanti kamu kenapa-napa."

"Kak, aku masih penasaran sama kasusnya Appa aku. Kak Jung tahu nggak aku baru aja menemukan suatu bukti."

"Bukti mengenai apa Char?"

"Kasus korupsi Appaku."

"Bukannya kasus itu udah close? Papa kamu kan udah terbukti nggak bersalah Char?! Apa lagi yang mau dicari?"

Wajah Charice tiba-tiba berubah murung. "Kak Jung, sebenarnya kalau bukan karena bantuannya Gongyoo Oppa, Appa mungkin sudah di penjara sekarang."

"Apa?" Junghyun sontak terkejut dengan pengakuan Charice. "Maksud kamu Appa kamu benar-benar korupsi?"

"Iyap, sebenarnya Appa bersalah. Tapi karena kelihaian Gongyoo Oppa, Appaku berhasil lolos dari jerat hukum."

Junghyun masih belum percaya. "Masa sih Paman Soojong seperti itu?"

"Kak, sebenernya aku ngerasa bersalah karena harus menutupi kebenaran tapi di lain sisi aku juga nggak mau kalo papa di penjara."

"Kamu yakin jika Appa kamu sebenarnya bersalah?"

"Yakin Kak…"

Junghyun memejamkan matanya sesaat, mencoba menjernihkan pikirannya.

"Kak, maaf ya aku baru cerita sekarang."

"Iya, nggakpapa. Kwaenchana. Terus bukti apa yang kamu maksud?"

"Aku curiga kenapa bisa Pak David bisa tahu jika Appa aku sedang dalam kesusahan waktu kasus korupsi Appa terungkap. Kenapa kebetulan banget dia mau beli saham Appa dengan harga normal?! Menurutku ini aneh banget. Mau dia kayanya kaya apa juga ini tetep nggak masuk akal buat aku."

"Iya aku juga setuju, ini aneh. Terus apa yang kamu temukan?"

"Bukti yang harus aku cari tahu adalah sebuah surat kuasa dimana waktu itu Appa pernah amanahkan buat Pak David. Aku tahu adanya surat itu karena Appa pernah cerita jika dia berhutang banyak kepada Pak David dan dia menuliskan suatu wasiat yang ditulis sebagai surat kuasa kepada Pak David."

"Surat kuasa pasti adanya di notaris. Kamu udah menghubungi Pak Gongyoo? Kemungkinan surat kuasa Papa kamu ada di tangan pengacaranya."

"Enggak ada Kak. Ini udah beda cerita, beda babak antara jual-beli saham Samkyung sama kasus korupsi Appaku."

"Ini ribet sih, sumpah ini ribet urusannya. Kalo dinovelin, trilogi the lord of the rings kalah!"

Charice bergumam. "Enggak ada kak, udah TLOD lebih ribet, aku udah nonton filmya tapi Cuma dapet intisari kalo Elijah wood itu ganteng banget." Kembali ke pembicaraan serius."Aku bakal temukan semuanya Kak, misteri ini pasti bakal aku pecahkan." Tatapan Charice penuh ambisi, darahnya sedang mendidih, ia bersemangat memecahkan kasus dan misteri ini.

"Kamu serem banget kalo lagi semangat Char!" Junghyun bergidik ngeri melihat tatapan takam Charice.

"Jangan gitu lah Kak!" Tiba-tiba Charice tersenyum lebar memperlihatkan giginya. "Kalo gini masih serem nggak?"

"Ngehe..." Junghyun mengacak-acak rambut Charice. "Bentar, ayo lanjutin. Kakak nyalain lagi perekamnya. Coba cerita yang lantang dan jelasin alasan kamu kenapa bisa jadian sama Pak David." Junghyun memutar kembali alat perekam di smartphonenya.

"Pak David emang ganteng, tajir, pinter tapi alasan aku kadi pacarnya tentu bukan sekedar itu. Semua demi pekerjaan aku sebagai reporter, kalo aku bisa menggali berita yang penting tentu akan jadi kepuasan tersendiri buat aku dan satu lagi... aku ingin mencari tahu soal bagaimana hubungan Pak David dengan korupsi yang dilakukan Appaku."

Junghyun tersenyum puas, dalam hati Junghyun. Syukurlah.

***

Di sebuah apartemen mewah yang memiliki arsitektur minimalis, tinggalah seorang pria lajang sendiri di apartemen modern dan besar tersebut.

Ruang tamunya dihiasi sofa bulat berwarna coklat, dindingnya didominasi warna hitam, coklat dan putih. Bagian dapur benar-benar sangat rapi. Seakan-akan dapur ini tercipta bukan untuk terkena cipratan yang berasal dari ulekan sambel di cobek. Yang ada hanya kompor listrik dan oven. Lemari dapurnya tergantung di dinding.

Pindah ke kamar tidur, sprei berwarna coklat menyelimuti kasur berukuran king tersebut dilengkapi dengan bed cover, di atasnya tertata rapi 2 bantal dan 2 guling. Kamar tersebut langsung berhadapan dengan jendela besar yang mempertontonkan gemerlapnya bangunan gedung di kota Seoul.

Seorang pria yang hanya mengenakan jubah mandi yang mempertontonkan setengah dadanya yang bidang berjalan menuju jendela kamar tersebut sembari memegang gelas berisi wine. Ia melihat ke luar dan diam termenung.

Pria tersebut tidak lain adalah David Park, pemilik dari apartemen ini. Dalam hatinya. Gemerlap lampu di perkotaan hanyalah kesemuan belaka. Dibalik terang benderangnya lampu disana, terdapat kegelapan, bahkan lebih gelap dari gelapnya sumur. Charice, maaf saya awalnya ingin menjadikanmu pacar saya karena saya pikir kamu adalah mata-mata Raymond. Tapi ternyata saya sudah tahu yang sebenarnya jika saya salah, ternyata Raymond memperlakukanmu dengan seenaknya dan semena-mena. Char, Hubungan kita baru dimulai. Maaf karena saya memanfaatkan ketulusan kamu. Saya masih punya satu misi yang harus saya selesaikan dan itu hanya kamu yang bisa melakukannya. Saya janji setelah urusan yang satu ini selesai, saya akan mundur dari kehidupanmu namun untuk sekarang ijinkan saya ada di sampingmu sementara. Saya harap nantinya saya akan mengakhiri ini dengan indah.

***