webnovel

My boyfriend is a girl

Reandra adalah gadis yang diasuh layaknya seorang pria. Riana adalah gadis biasa yang akhirnya membuat Reandra jatuh cinta. Namun pertentangan terjadi. Riana berusaha menyangkal perasaan dan keluarga Riana juga menentang. Mereka berharap Riana memiliki kekasih seorang pria. Namun cinta yang telah bersemi di hati Riana dan Reandra tentu tidak hilang begitu saja

Lialuo · Urbano
Classificações insuficientes
6 Chs

Tiga

Riana terpaku membisu. Semua masih terlalu cepat dan ia telah mengalami banyak kecewa serta sakit hati dengan hubungan percintaan sebelumnya.

"Aku tidak bisa ...."

"Aku akan memberimu waktu," putus Reandra cepat. Ia kemudian menyerahkan amplop merah muda pada Riana. Gadis itu mengerutkan kening sambil menatap Reandra.

"Bayu mengundangku ke pesta," ujar Reandra. Riana membuka mulutnya hendak berkata-kata, tetapi Reandra kembali berbicara,

"kau jangan menolak untuk datang bersamaku."

***

Reandra mengajak Riana untuk memilih dan membeli beberapa gaun pesta. Riana memang telah memutuskan untuk menerima ajakan Reandra. Saat mengetahui ia gelisah karena tidak memiliki gaun, Reandra langsung mengajak ia ke mall. Beberapa gaun mahal yang mungkin tidak pernah bisa terbeli oleh Riana kini berada di kamar gadis itu.

Riana tersenyum saat mematut kembali gaun-gaun tersebut di kaca lemari kamarnya. Ingatannya melayang pada saat ia mencoba gaun-gaun tersebut di depan Reandra. Wajahnya sedikit tersipu saat Reandra memuji bahwa ia tampak begitu cantik.

"Pria itu sangat baik dan sopan. Kapan kau akan mengenalkan ia pada Ayah dan Ibu?" tegur ibunya yang berdiri di ambang pintu kamar gadis itu.

Rona dadu bersemu di wajah Riana. Segera ia melipat dan membereskan gaun-gaun yang berserakan di atas tempat tidurnya tersebut.

"Dia bukan siapa-siapaku, Bu. Hanya atasan di kantor," jawab Riana cepat.

"Semua itu terlihat jelas di wajah kalian. Dia menyukaimu dan kau juga menyukainya, benar, bukan?" tunjuk wanita paruh baya itu.

"Ah, Ibu," ucap Riana sambil segera menyuruh wanita itu keluar dari kamar dan menyembunyikan wajah yang kian memerah di balik selimut. Diam-diam ia juga tersenyum senang.

***

Riana diam menatap bingung. Sebelumnya ia tidak pernah menghadiri pesta yang begitu mewah. Namun tidak hanya itu yang membuat dia bingung. Bayu tampak begitu mesra dengan pria muda bernama Daniel itu.

"Mereka memang pasangan kekasih," ujar Reandra saat gadis itu bertanya. Riana hanya mengangguk.

"Kenapa? Apa kau tidak bisa menerima mereka? Mereka memiliki hubungan yang indah dan saling mencintai. Bayu begitu memuja Daniel dan Daniel juga merasakan hal yang sama."

"Aku hanya belum terbiasa saja," jawab Riana pelan. Dirinya tidak menduga bahwa Bayu ternyata benar seorang gay. Ia kemudian menoleh pada Reandra.

"Apa Bayu pernah menyukaimu?" tanyanya yang disambut tawa Reandra.

"Pernah," jawab Reandra sambil mengedipkan sebelah mata. Riana kembali tertegun.

"Tapi aku tidak memberi dia kesempatan karena yang aku sukai adalah dirimu," bisik Reandra di telinga gadis itu. Reandra tersenyum kecil saat melihat rona merah menjalar di wajah Riana.

***

Alunan musik lembut seolah mengayun Riana dalam buaian. Tangan Reandra yang menggenggam tangannya dan lengan yang melingkari pinggang rampingnya membuat gadis itu berniang dalam kehangatan.

Detak jantung yang seirama di antara mereka berdua juga memberikan desir-desir hasrat yang nyaris tidak tertahan. Lantai dansa tersebut seolah semakin menautkan hati Reandra dan Riana.

Setelah berdansa, Reandra mengajak Riana untuk minum. Beberapa gadis menghampiri untuk mengajak Reandra berdansa, tetapi ditolak dengan halus oleh Reandra. Saat para pria hendak mengajak Riana, tatapan tajam Reandra langsung membuat pria-pria tersebut mundur teratur.

Riana tersenyum kecil melihat itu. Reandra kemudian mengecup lembut punggung tangan gadis itu. Senyum Riana kini membeku. Detak jantungnya kembali berdegup cepat.

"Aku adalah pencemburu. Tidak ada yang boleh untuk mendekatimu," ucap Reandra kemudian sambil menatap manik mata Riana.

***

Waktu berlalu tanpa terasa. Malam telah menjadi larut. Reandra dan Riana kemudian berpamitan pada Bayu dan Daniel.

"Kalian harus segera menjadi pasangan seperti kami," ucap Daniel sambil merangkul pinggang Bayu. Reandra hanya tersenyum kecil. Sementara Riana tampak menunduk malu.

Dalam perjalanan pulang, keduanya lebih banyak diam, tetapi sinar mata keduanya menyiratkan cinta yang telah tumbuh. Reandra terus saja menggenggam tangan Riana. Meremas lembut, menyalurkan kehangatan di hati gadis itu.

Tidak terasa mereka telah tiba di depan rumah Riana. Mobil hitam yang dikendarai Reandra kini berhenti di halaman depan rumah gadis itu. Riana merasa seperti Cinderella yang pulang di tengah malam dan segala keindahan malam itu segera berakhir. Esok hari, ia akan kembali menjadi karyawan dan Reandra menjadi atasan dia.

Pikirannya masih kalut memikirkan hal itu saat tiba-tiba Reandra memagut bibirnya dengan lembut. Riana terkejut hingga terpaku sebelum akhirnya ia menyambut ciuman itu. Ia bahkan membuka bibirnya dan membiarkan lidah Reandra menjelajah dalam dirinya. Ia pun melakukan hal yang sama. Bermenit berlalu saat keduanya larut dalam ciuman yang memabukkan. Reandra kemudian berpindah. Bibirnya kini sibuk mencumbu leher jenjang Riana. Gadis itu mendesah dalam buai cinta dan kenikmatan. Riana kini menyadari betapa ia juga memiliki rasa cinta pada Reandra. Saat Reandra kembali menyatakan perasaan, maka ia pasti akan menerimanya.

***

Reandra kembali pulang setelah mengantar Riana. Ia kembali berada di sudut kamar dan melucuti pakaiannya. Kembali menatap pada cermin. Ia kemudian teringat tatapan Riana pada Bayu dan Daniel. Hubungan sesama jenis sepertinya akan sulit diterima gadis itu. Akan tetapi, ia juga tidak mungkin untuk melepaskan Riana. Gadis tersebut telah menumbuhkan cinta dalam hatinya.

'Apa yang harus kulakukan?' tanya Reandra dalam hati.

***

Hari-hari selanjutnya, Reandra bersikap seperti seorang atasan. Ia menyuruh Riana melakukan banyak tugas kantor. Riana mengerti mereka tentu harus tetap profesional selama bekerja. Hanya saja ia merasa Reandra berubah.

Tidak ada lagi senyum di wajah Reandra yang dulu selalu menyambutnya. Reandra bahkan kini selalu kaku dan dingin. Wajahnya juga tampak ketus. Riana sungguh tidak mengerti apa yang terjadi.

'Apakah aku telah salah memilih? Apa Reandra selama ini hanya mempermainkanku? Dia sudah berhasil menaklukkanku dan sekarang mengakhiri semua begitu saja? Apa ini hanya permainan untuk dia?'

"Ada apa denganmu dan Reandra?" tanya Bayu saat meletakkan laporan yang akan diketik di meja Riana.

"Apa kalian bertengkar? Jika demikian, cepatlah berbaikan."

"Tidak ada apa-apa," jawab Riana sambil bergegas bangkit berdiri dan meninggalkan Bayu yang termangu seorang diri.

***

"Aku tidak mengerti, ada apa sebenarnya dengan kalian? Kalian bertengkar atau apa?" tanya Bayu. Dia tidak puas karena tidak mendapat jawaban dari Riana, sehingga kini ia mendesak Reandra.

"Tidak, kami tidak bertengkar. Hanya saja aku menyadari dia bukan orang yang bisa kumiliki."

Bayu mengerutkan kening mendengar jawaban Reandra. Ia kembali mencecar, tetapi kini sahabatnya itu hanya diam membisu.