webnovel

My boyfriend is a girl

Reandra adalah gadis yang diasuh layaknya seorang pria. Riana adalah gadis biasa yang akhirnya membuat Reandra jatuh cinta. Namun pertentangan terjadi. Riana berusaha menyangkal perasaan dan keluarga Riana juga menentang. Mereka berharap Riana memiliki kekasih seorang pria. Namun cinta yang telah bersemi di hati Riana dan Reandra tentu tidak hilang begitu saja

Lialuo · Urbano
Classificações insuficientes
6 Chs

Enam

Setelah kembali menjalin hubungan dengan Riana, Reandra berniat hendak melamar gadis itu. Namun untuk itu, ia berniat untuk memberitahu orang tua Riana bahwa sesungguhnya ia adalah seorang perempuan. Ayah Riana begitu marah dan langsung mengusir Reandra.

"Aku mencintai dia, Ayah," ucap Riana yang berurai air mata.

"Apa kau sudah tidak waras? Begitu banyak pria normal, tapi kau malah memilih wanita yang berdandan seperti pria."

"Tapi aku sungguh mencintai Reandra. Dia orang yang baik. Dia adalah orang yang paling mengerti dan mencintaiku."

"Tidak bisa. Apa yang akan terjadi jika semua tahu wanita dan wanita menikah? Keluarga kita akan diusir dan menjadi bahan tertawaaan!"

Riana masih tetap bersikeras. Ia tidak peduli semua itu. Perasaan cinta yang dia miliki begitu dalam untuk Reandra.

***

Ayah Riana memanggil Riana yang tengah mengurung diri di kamar untuk bertemu dengan seorang pria muda. Riana tahu ayahnya berniat menjodohkan dengan pria itu agar dia melupakan Reandra. Akan tetapi, Riana tidak berminat. Hatinya terlalu kokoh dan hanya ada tempat untuk Reandra di sana.

Ayah Riana tetap tidak putus asa. Ia terus membawa putra-putra kenalannya untuk diperkenalkan pada putri semata wayangnya tersebut. Namun Riana tetap saja bersikap dingin pada mereka.

"Kau ini, kenapa begitu keras kepala?" tegur sang ayah pada saat pria yang diperkenalkan pada Riana kembali mendapat tanggapan dingin gadis itu.

"Aku tidak bisa menerima orang lain, Yah. Aku hanya mencintai Reandra."

"Cinta kalian itu hal yang memalukan dan tidak bisa diterima."

"Aku tidak peduli. Meski ditentang dan memalukan, aku telah memilih untuk tetap mencintai Reandra."

***

Reandra kembali di sudut kamar gelap dan menatap dirinya. Ia kemudian meraih brosur yang berada di atas meja. Keputusan telah dibuat dan ia tidak ingin kehilangan Riana.

"Jadi kau sudah memutuskan?" tanya sang ayah yang duduk di kursi ruang tengah sambil menatap Reandra. Reandra mengangguk.

"Aku mencintai Riana, Ayah."

Sang ayah diam sesaat kemudian menatap putrinya itu.

"Maafkan Ayah. Keegoisan Ayah yang menyebabkanmu dalam kerumitan ini dan melalui hal yang mengerikan," ucapnya sambil melirik brosur di tangan Reandra.

"Tidak apa, Ayah. Aku justru bahagia, ayah yang telah membuat aku seperti ini. Aku juga bisa mencintai seseorang sepenuh hati karena Ayah. Aku juga bahagia bisa mewujudkan keinginan Ayah."

Ayah Reandra mengangguk kemudian bangkit berdiri dan memeluk putrinya itu.

***

Bulan berganti bulan, Riana tidak juga bersedia untuk dijodohkan. Reandra juga lama menghilang tanpa kabar setelah penolakan kedua orang tuanya.

Riana terkejut saat sore itu Reandra dan ayahnya datang ke rumah untuk melamar dirinya.

"Aku tidak bisa menerima seorang wanita untuk menjadi menantuku," ucap Ayah Riana.

"Anda tidak perlu mencemaskan itu. Reandra telah menjadi lelaki tulen. Dia bukan lagi wanita, dia pria sepenuhnya sekarang," ucap ayah Reandra sambil tersenyum dan menepuk pundak putranya itu.

Keluarga kecil tersebut tertegun. Mereka menatap Reandra dan ayahnya bergantian.

"Reandra adalah seorang lelaki sekarang. Jadi tidak ada alasan lagi untuk Anda menolak dia menjadi menantu, bukan? Sebaiknya kita secepatnya segera mengatur tanggal dan menikahkan mereka,' ucap ayah Reandra lagi.

***

"Jadi kau menghilang begitu lama untuk melakukan operasi?" tanya Riana. Reandra mengangguk. Tangannya menggandeng tangan gadis itu saat mereka berdua berjalan di taman.

"Tapi kenapa? Bukankah itu begitu berarti? Kenanganmu dengan ibumu ...."

"Tidak akan terbuang. Ibuku juga pasti memahaminya dan bahagia untukku. Aku juga tidak akan melupakan beliau hanya karena aku seorang pria sekarang. Perasaan itu akan selamanya tersimpan di dalam sini," ujar Reandra sambil menarik tangan Riana mendekat pada dada bidangnya.

"Sama seperti perasaanku padamu. Tidak akan pernah menghilang," ucap Reandra kemudian ia segera memagut bibir Riana dengan penuh kerinduan.

"Terima kasih banyak, Reandra. Kau telah berkorban begitu banyak untukku," ujar Riana saat keduanya memisahkan diri. Mata keduanya masih menatap lekat dengan wajah begitu dekat.

"Karena itu, kau harus selalu mencintaiku, Calon Istriku."

"Sudah pasti, Calon Suamiku."

Riana dan Reandra kembali saling berpaut dalam hasrat. Bibir keduanya saling berpadu untuk mereguk kenikmatan sepuas mungkin. Keduanya kemudian tersenyum dengan tangan saling menggenggam erat. Berjanji untuk selalu bersama dan tidak akan terpisah lagi. Untuk selamanya.