webnovel

cinta yang salah

Allah mematahkan hatimu

Karena Allah ingin menyelamatkanmu dari cinta yang salah

~Fadelis anfa kamayel arsenio~

Pagi ini Leia kembali ke sekolah, setelah beberapa hari tidak masuk. Dan pagi ini dia merasa berbeda, datang dengan semangat yang selama ini tak pernah ia tunjukan pada dunia. Semangat untuk berubah menjadi lebih baik demi uti nya, Khadijah.

Leia teringat ucapan ustadz ganteng A.k.a Anfa beberapa hari lalu, untuk menjaga seseorang yang kita cintai selama orang itu masih ada di dekat kita.

"Tumben gak telat mbak," Teriak Richo.

"Diem Lo anak konda," Jawab Leia ketus lalu meninggalkan Richo yang sedang tertawa miring.

Namun baru jalan beberapa langkah Leia pun menabrak seseorang di depan nya.

Bruk

"Ehh sorry gue gak sengaja," Ucap Leia sambil mungut buku yang berserakan di lantai tapi saat dia mendongakkan kepala, dia pun kaget karna ternyata yang di tabrak adalah Jesicha. "Sorry ya gu-".

"Eh Leia, tumben jam segini udah berangkat, kata  Sam Lo suka telat ya?" Tanya Jesicha dengan nada merendahkan.

"Bau-bau nya ini cewek mau ngajak gue gelud nih." Batin Leia.

"Terserah gue lah hidup-hidup gue juga," Ketusnya dan dari arah yang berlawanan dia pun lihat Sam yang tengah berjalan ke arah nya.

Leia kira Sam akan membantunya tapi nyatanya, melirik pun juga enggak.

"Kenapa? Berharap Sam bantuin Lo mungut buku? Apa mau teriak Romeo save me gitu? Gak usah ngarep deh, Lo lihat sendiri kan Sam udah gak perduli sama Lo!"

"Cuihh, Romeo save me? Gue gak selemah itu bangsat!" Batin Leia murka.

Dia pun berdiri sambil merapikan bajunya, lalu memungut tasnya yang jatuh.

"Ihh baju Lo lusuh banget sih, gak pernah di setrika ya?" Tanyanya sambil megang jijik baju Leia. Setdah dikiranya baju Leia berkuman banget apa Jes, gojes!

"Heh gak usah sok ngatur-ngatur gue, mau gue telat, baju gue lusuh , gak gue setrika itu bukan urusan Lo!" bentak Leia sambil menghempaskan tangan hina itu dari lengannya.

"Ya urusan gue lah, gue kan gak mau sekolah ini ada siswa yang gak tertib kaya Lo" Celetuk Jesicha yang terpancing emosi.

"Hello? Emang Lo siapa? Yang punya sekolah ini? bukan kan?" Jengkel Leia.

"Iya, sekolah ini akan jadi milik gue juga,"

What the...

"Dih dasar cewek halu!" Ucap Leia ketus dan bergegas meninggalkan cewek itu.

08.12

Ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak!" Ucap pak Vino.

"Selamat pagi pak,"

"Baik hari ini kita mulai pelajaran, buka buku paket halaman 63," Ucap pak Vino yang langsung di kerjakan oleh para siswa.

Suasana kelas seketika hening tidak ada suara ataupun kegaduhan, baru saat di tinggal pak Vino semuanya langsung berhambur ke bangku Leia dan Rania untuk mencontek.

"Lei nyontek dong," Ucap Ihsan.

"Iya Lei, cepetan keburu pak Vino dateng," Sahut Gio namun Leia terlihat masih melamun.

"Ihhh bebeb Leia nyonyek dong abang Bagas," Ucap Bagas sedikit berteriak di dekat telinga Leia sampai membuatnya terkejut dan itu cukup membuat Richo tertawa melihat kelakuan gadis itu yang dirasa sangat menggemaskan.

"Hah? Nyontek apaan?" Tanya Leia yang terlihat bingung.

"Makanya kalo pelajaran jangan tidur aja". Sahut Richo membuat Leia kesal.

Asli itu kepala mungkin sudah ada tanduknya, cuma kasat mata dan yang bisa lihat cuma Richo doang.

"Mau gue tidur, mau gue joget-joget, mau gue tereak-tereak bukan urusan Lo anak KONDA!" cerocos Leia yang kini mulai terpancing emosinya membuat Richo hanya bisa menahan tawa.

Apa lagi di tambah rambutnya yang kusut dan sudut mata yang ada beleknya, jadi menambah kesempurnaan wajah Leia yang dekil.

"Pffftttt, emang bukan urusan gue anak DUGONG!" Jawab Richo kembali mengejeknya membuat wajah Leia semakin memerah menahan marahnya.

"Dasar an-".

"Cho cho gue nyontek ya!" Sanggah Gio.

"Noh di loker, ntar nitip kumpulin sekalian ya, gue mau ke ruang osis," ucap Richo.

"Siap Bosque."

Saat berjalan keluar kelas Richo melewati bangku Leia, sepertinya gadis itu sedang menahan sumpah serapahnya untuk Richo.

Apalagi saat Richo menjulurkan lidah sambil mengangkat kedua tangannya di kepala, wajah Leia pun terlihat berbunga-bunga cuy eh berapi-api deng, dan kini Richo mulai lari seribu bayangan sebelum mendapat teriakan 8 oktaf dari Leia.

"Richoooooooooo".

Tuhkan suara 8 oktafnya udah keluar, yakin deh yang di kelas gendang telinganya udah pada pecah semua.

"Gilak Lei Lo toa banget sih!" Protes Icha.

"Iya bebeb mah gak ada anggun-anggunnya deh," Sahut Bagas kesal.

"DIEM LO BANGSAT, ATAU MAU GUE GOROK LEHER LO!" Ancam Leia dengan penuh penekanan membuat Bagas bergidik ngeri.

"Ampun dah, cantik-cantik tapi galak bet," gumam Bagas sambil menjauh agar Leia tidak mendengar ucapan nya.

"Gue heran deh Lei lo, Lo tuh sama si pak ketos kenapa gak ada akur-akurnya sama sekali sih?"Tanya Icha.

"Bodo amat gue benci sama tu anak konda!" Ucap Leia lalu kembali ke bangkunya untuk melanjutkan tidurnya.

"Leia, jangan terlalu benci nanti jadi cinta. Jangan terlalu cinta nanti jadi benci." Nasihat Bagas.

***

Sepulang sekolah Leia pun kembali ke rumah sakit untuk menjenguk uti nya.

"Leia". Panggil Khadijah.

"Uti, Leia datang buat jagain uti". Ucap gadis itu dengan senyuman untuk menutupi luka hatinya.

"Leia udah pulang sekolahnya? Leia gak bolos kan?"

"Enggak uti, Leia gak bolos, tadi emang pulang cepet soalnya guru-guru pada rapat"

"Leia udah makan?"

"Udah uti, uti sendiri?"

"Leia jangan bohong sama uti, pasti Leia belum makan kan? Uti udah makan sayang tadi ada seorang perawat laki-laki yang nemenin uti, dan juga nyuapin uti makan"

"Perawat?? Siapa uti?"

"Uti lupa nanya siapa namanya, yang uti tau pria itu seumuran mu, dia tampan dan baik hati" Ucap khadijah yang hanya di balas anggukan oleh Leia.

"Kamu cari makan dulu nak, uti mau istirahat." Ucap khadijah

"Yaudah Leia keluar makan dulu ya ti, uti istirahat biar cepet sembuh." Pamitnya sambil mengecup dahi Khadijah.

"Iya sayang"

Untuk saat ini Leia tidak butuh makan, tidak butuh hiburan atau yang lainnya, yang dia butuhkan adalah ketenangan, dan seseorang yang bisa mengerti keinginan hatinya. Saat ini Leia lebih memilih untuk berdiam diri di taman, menatap orang yang lewat dengan tatapan kosong.

"Assalamualaikum." Suara itu, suara yang tiba-tiba meneduhkan hati Leia, suara yang dapat menyadarkan Leia dari lamunannya.

"Eh, wa'alaikumsalam" Jawab Leia.

Laki-laki itu pun duduk tak jauh dari Leia dan mengamati wajah Leia yang tengah bersedih "Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Anfa.

"Maksud Lo?"

"Saya perhatikan sedari tadi kamu melamun"

"Oh, iya gu-gue lagi ada masalah"

"Apakah saya boleh tahu apa masalah kamu?"

"Em maaf, maksud saya siapa tahu saya bisa membantu." lanjutnya.

"Gue putus sama pacar gue"

"Hanya itu?"

"Hanya itu? Lo bilang hanya itu? Lo gak tau seberapa sakitnya hati gue, gue udah yakin banget selama ini dia bisa jaga hati gue, gue udah percaya dan berharap dia jadi yang terbaik tapi nyatanya dia khianatin gue." Ucap Leia dengan menjatuhkan air mata.

"Terkadang saat kita terlalu berharap pada manusia, Allah mematahkan hati kita supaya kita sadar bahwa Allah itu sangat cemburu jika hambanya terlalu berharap kepada selain-nya" Ucap Anfa.

"Maksud Lo??"

"Seharusnya kamu bersyukur, Allah mematahkan hatimu dari cinta yang salah"

"Cinta yang salah? Heh gue itu sayang sama Sam dan Sam juga sayang sama gue, jadi gak ada yang salah di antara kita! Yang salah itu Jesicha yang udah datang dan merusak hubungan gue sama Sam." Ucap Leia dengan amarah yang menggebu.

"Apakah kamu tidak sadar, jika pacaran itu dilarang oleh agama dan Allah? Allah sangat membenci hal itu, wajar saja jika Allah marah dan mematahkan hatimu, itu tandanya Allah masih menyayangimu" ucap Anfa .

"Bener juga kata ni cowok, tapi apakah gue harus ngelepas sam begitu saja?" gumam Leia dalam hati.

"Ikhlaskan dia, dan mulailah mengejar cinta Allah, percayalah Allah akan memberikan yang terbaik untukmu" ucap Anfa lalu melangkahkan kaki meninggalkan leia yang masih merenungkan ucapannya.

"Lo mau kemana?" Tanya leia.

"Sudah adzan ,saya mau sholat" jawab Anfa.

"Oh"

"Apakah kamu sedang halangan?" Tanya Anfa yang di balas dengan gelengan kepala oleh Leia.

"Ada baiknya kamu sholat, agar hatimu menjadi tenang"

Deg

"sholat? Bahkan gue aja lupa kapan terakhir kali gue sholat". Batin Leia.

"Iya nanti aja"

"Yasudah kalau begitu saya pemisi"

"Iya" Ucap Leia sambil memandangi seorang lelaki yang kini telah menghilang dari pandangan matanya.

"Percuma gue sholat Fa, gue gak pantes buat minta sama Allah untuk nenangin hati gue. Gue terlalu munafik, dosa gue terlalu banyak, gue terlalu hina untuk datang padanya" Ucap Leia.

***

Keesokan harinya.

Benar apa yang di katakan Anfa, selama ini Leia terlalu percaya dan berharap lebih pada Sam. Mungkin kini Allah sedang menghukum hatinya, menyadarkan Leia jika yang di lakukan selama ini adalah salah.

Saat Leia sedang berjalan di koridor tiba-tiba ada yang manggilnya."Lei."

Leia tau jika yang memanggilnya adalah Sam, makanya dengan langkah seribu dia mencoba menjauh dari Sam. Namun apa daya, tubuh kecilnya tak mampu melawan hadangan dari tubuh Sam yang tinggi besar.

"Lei gue mohon, gue mau ngomong sama lo bentar aja" Pinta Sam sambil menahan tangan Leia.

"Gak ada yang perlu di omongin Sam!" Ucap Leia ketus.

"Lei gue mohon." Sam memohon dengan nada sendu membuat hati Leia semakin terasa sakit.

"Semuanya udah jelas!" Katanya sambil memalingkan wajah.

"Lo salah faham!"

What salah faham dia bilang, suka ngaco ini orang kalo ngomong.

Plak

Leia pun menampar pipi Sam, sampai meninggalkan bekas cap tangannya disana. Cap lima jari lagi.

"Lo boleh pukul gue semau lo Lei, Lo boleh hina gue, Lo boleh ngomong apapun itu isi hati Lo sama gue bahkan Lo boleh ngebunuh gue sekaligus kalo itu mau Lo. gue ikhlas Lei, asalkan Lo mau dengerin penjelasan gue" Ucap Sam yang berhasil membuat Leia merasa bersalah.

"sakit sam" Batin Leia sambil menahan air mata dan rasa sesak di dadanya.

"30 menit!" Ucap Leia mencoba untuk tegar.

"Ikut gue," ajak Sam sambil menarik tangan Leia menuju rooftop sekolah.

"Lei." Ucap Sam sambil menatap Leia yang kini tengah memandang indahnya kota dari atas rooftop.

"Hm." Acuhnya, karna sekarang leia sedang mencoba untuk menghindari kontak mata dengan Sam.

"Gue sayang sama Lo, lei." Ucap Sam.

"30 menit Sam!"

"Oke" Ucap Sam pasrah, lalu mencari posisi di hadapan Leia walaupun lagi-lagi gadis itu membuang wajahnya.

"Jadi ceritanya orang tua gue sama orang tua nya Jesicha itu punya rencana buat jodohin kita, ini semua mereka lakukan demi bisnis mereka Lei."

"Gue gak peduli Sam." Batin Leia.

"Gue udah coba buat melawan dan gak mau, tapi papah ngancam gue. Dia akan narik semua fasilitas gue dan ngusir gue dari rumah kalo gue gak mau Lei, dan saat gue bilang gak mau mami kelihatan kecewa banget Lei, dan itu yang buat gue gak bisa menolak ini semua," ucap Sam berhasil membuat mata Leia berkaca-kaca.

Leia pun menarik nafas dalam-dalam sambil menguatkan hati nya.

"Pliss Lei, Lo percaya sama gue, gue sayang sama Lo gue cinta sama Lo. Lo cinta pertama gue Lei, dan bukannya gue juga cinta pertama Lo? Dan gue sama sekali gak suka dan gak ada rasa sama Jesicha Lei, lo harus percaya itu." Ucap Sam sambil memohon pada Leia.

"Lo bukan cinta pertama gue Sam, karna ada seseorang yang udah jadi first love gue." Batin Leia menyangkal ucapan Sam.

"Apa gue harus pergi dari rumah dan nentang semua keputusan orang tua gue biar gue bisa terus sama Lo Lei??" Tanya Sam.

"Sebenarnya gue mau aja ngelakuin itu Lei, tapi gue takut kalo nanti gue gak punya apa-apa trus Lo gak mau lagi sama gue, gue takut Lo bakalan ninggalin gue Lei," Ucap Sam yang sudah mulai frustasi.

Hati Leia benar-benar sakit mendengar ucapan Sam. "Cukup Sam, gue bukan cewek matre. Gue cinta sama Lo tulus dari hati gue bukan karna harta Lo. Dan Lo, Lo gak perlu ngelakuin itu semua karna mulai detik ini gue akan mencoba untuk relain Lo buat Jesicha Sam". Ucap Leia diiringi oleh air mata yang turun deras di pipi.

Sederas hujan badai, bercampur kenangan indahnya mantan.

Sam pun menggeleng tak percaya "Apa rasa cinta Lo ke gue udah hilang Lei? Semudah itu Lo ngerelain gue buat Jesicha?" Terlihat raut wajah kecewa pada diri Sam saat mendengar pernyataan Leia.

"Gue bisa aja ngerebut Lo secara paksa dari Jesicha Sam, tapi masalahnya menyangkut orang tua Lo.  Dan gue gak mau Lo nentang apa yang di inginkan orang tua Lo, karna gue rasa apa yang menjadi pilihan orang tua kalian itu adalah yang terbaik untuk kalian, itu semua bukti rasa cinta mereka pada Lo sam!" Ucap Leia.

"Tapi lei-".

"Lo harus nurut sama mereka Sam, apapun yang mereka berikan buat Lo, itu pasti yang terbaik buat Lo, jaga dan sayangi mereka selagi Lo masih di beri kesempatan untuk membahagiakan mereka Sam," Ucap Leia membuat Sam terdiam.

"Lo beruntung Sam, masih punya orang tua yang peduli sama Lo, sedangkan gue? Gue gak bisa ngelakuin apapun buat orang tua gue. Seandainya gue di beri kesempatan untuk berbakti pada orang tua gue, gue gak akan menyia-nyiakan kesempatan itu Sam,"

"Lei, m-maaf, Lo jangan nangis," Ucap Sam sambil menghapus air mata Leia.

"Kalo boleh gue bilang, gue iri sama Lo, gue iri sama Deva, Icha dan Eva, gue iri ngelihat Lo semua bahagia dengan orang tua Lo yang masih sangat peduli sama Lo semua. Sedangkan gue? Gue disini harus berjuang buat hidup gue sendiri tanpa adanya kasih sayang dari orang tua Sam,"

"Dari kecil gue gak pernah ngerasain yang namanya cinta dari orang tua apa lagi seorang ibu," Ucap Leia sambil menghapus air matanya dengan kasar lalu Leia pun memeluk erat tubuh Sam hingga membuat Sam mematung.

"Gue harap Lo gak akan nyia-nyiain satu kebahagiaan dalam hidup Lo yang sangat membuat gue iri itu Sam," lanjutnya dan semakin mempererat pelukannya pada Sam.

"Relain gue Sam, gue udah ikhlas ngelepas Lo," Bisik Leia pada Sam lalu melepas pelukan itu dan meninggalkannya pergi.

Walau tidak rela, tapi Leia harus ikhlas. Dan kini gadis itu pun benar-benar sudah ngejauh dari tempat itu.

Bagaimana di part ini ??? Semoga ada pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan ya. Jangan lupa tinggalkan komentar agar saya sendiri bisa memperbaikinya 😊😊 selamat membaca

Satu kata buat Jesicha 😂