webnovel

My Assistant is My Wife

Patah hati, kabur dari rumah, pengangguran. Lengkap sudah penderitaan Olivia Jasmine, gadis 22 Tahun. Tetapi, setelah bertemu dengan Juna Archer, penyanyi sukses diumur 23 tahun itu merubah kehidupan olivia. Sampai suatu kejadian yg memaksa Olivia dan Juna bersatu dalam ikatan pernikahan. Bagaimana nasib karir juna ? Bagaimana nasib kehidupan Olivia saat bersama juna ?

yas_omi · Urbano
Classificações insuficientes
17 Chs

BAB 5

Pagi ini, olivia sudah rapi dengan baju formalnya layaknya orang kantoran. Menyiapkan semua persyaratan yg dibutuhkan. Dan siap mendatangi perusahaan yg kemarin malam olivia catat alamatnya, karna ada lowongan yg cocok dengan jurusan kuliahnya dulu.

Sesampainya di perusahaan yg dituju, olivia mengatakan kepada resepsionis untuk menemui bu vera staff HRD yg bertanggungjawab dengan urusan pegawai baru. Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya olivia diantarkan ke lantai 3 kantor bu vera berada.

Dengan sopan olivia mengetok pintu kantor bu vera,

"Silahkan masuk." Ucap bu vera dari dalam kantor.

"Permisi bu, perkenalkan nama saya Olivia jasmine. Yg menghubungi ibu via email tadi malam." kata olivia dengan sopan.

"Silahkan duduk, bu olivia."

"Langsung saja saya tanya - tanya sedikit ya. Karna ini sebelumnya belum pernah bekerja, apakah nanti keberatan karna setiap akhir bulan kita akan ada lembur." terang bu vera ramah.

"Saya tidak keberatan bu, setahu saya memang staff keuangan akan sering lembur. Apalagi diawal dan akhir bulan."

"Baik kalo begitu, CV dan kelengkapan yg saya minta kemarin silahkan ditinggal saja. Untuk proses selanjutnya nanti akan dihubungi oleh pihak kantor kami."

"Baik bu, saya mengerti." olivia mengangguk sopan.

"Sampai disini saja, proses selanjutnya akan dikabarin lagi 1 minggu semenjak hari ini."

"Saya permisi kalau begitu bu vera." olivia berdiri sambil menjabat tangan bu vera.

Setelah keluar kantor HRD, olivia menghela nafas. Khawatir akan hasilnya, karna ini adalah wawancara pertamanya, yg ternyata dilewati dalam waktu sangat singkat. Memikirkannya saja membuat oliv semakin gugup. Akhirnya olivia memutuskan kembali ke apartemennya.

*********

Sebelum naik ke atas, olivia mampir ke cafe yg berada dilantai lobby apartemennya membeli kopi double shot, karna dia merasa sangat stres memikirkan wawancaranya. Tanpa terasa oliv melupakan masalahnya dengan patah hatinya.

"Mas, caramel latte double shotnya 1 ya." ucap oliv kepada barista cafe.

Tiba - tiba ada yg berdiri disampingnya. Saat menoleh olivia terkejut, karna cowok itu adalah cowok hantu.

"Ngapain lu ada disini ? Lu ngikutin gua ?" tanya oliv ketus.

"Gila apa ngikutin lu. Lu kira gua nganggur banget sampe kudu ngikutin cewek jutek nan ketus kayak lu." jawab juna tidak kalah ketus.

Olivia hanya memutar matanya karna kesal.

"Dari mana lu pake baju formal gitu ?"

"Nyari kerjaan ?" lanjut juna kepo tapi dengan muka yg terlihat tidak peduli.

"Bukan urusan lu." jawab olivia ketus.

"Daripada kerja dikantoran, mending lu kerja sama gua aja."

"Gila apa gua kerja sama lu, bisa - bisa gua dijadiin babu sama lu." jawaban oliv membuat juna sedikit geleng - geleng.

"Lu jadi cewek bisa nggak jangan mikir jelek mulu. Udah baik gua tawarin kerjaan. Nggak semua bisa kerja sama gua." jelas juna bangga.

"Kalo berminat, lu tau kudu telfon kemana." lanjut juna sambil meninggalkan oliv.

Disaat yg sama, kopi yg dipesan oliv sudah siap.

"Ini kak kopi pesanannya. Coba dulu kalo kurang kopi atau gula bisa bilang langsung sama saya nanti saya tambahin." ungkap barista cafe sambil membukakan bungkus sedotan untuk oliv.

Oliv menerima kopi dan sedotan yg sudah dibukakan oleh barista tersebut.

"Gimana kak ? Ada yg kurang ?" barista tersenyum menggoda olivia.

"Udah pas kok mas." jawab olivia jutek.

"Yakin nggak ada yg mau ditambahin kak ?" masi menanyakan hal yg sama untuk menahan olivia.

"Yakin mas." jawab olivia semakin jutek sambil meninggalkan cafe.

***********

Seminggu berlalu tanpa ada kabar dari perusahaan yg olivia datangi satu minggu yg lalu.

"Apa aku nggak lolos seleksi selanjutnya ya."

"Gua harus mencari lowongan yg lain nih." olivia berbicara sendiri sambil membuka laptopnya.

"Gila apa ya, ini lowongan kenapa pada nggak nyambung sama jurusan gua semua."

"Ini kenapa gajinya dibawah rata - rata untuk ukuran gua yg sarjana sih." oliv semakin emosi membuka aplikasi yg menyediakan berbagai macam lowongan.

Tiba - tiba hape olive menyala, ada pesan masuk. Olivia membukanya.

From : mama galak

Gimana ? Udah dapat kerjaan ?

Hampir 2 minggu disana masa nggak ada progres ?

Lupa juga cara ngabarin orang tua.

Olivia membuang hapenya asal setelah membaca pesan dari mamanya. Semakin kalah sebelum berperang nih gua. Sesaat kemudian ada pesan masuk dari seseorang. Dengan malas olivia membuka pesannya.

From : Ghost boy

Lu udah mikirin tawaran kerjaan dari gua belum ?

Apa sekarang lu udah jadi cewek kantoran ?

Apa - apaan sih dua orang mengirim pesan dengan tema yg sama. Heran.

"Apa gua nerima tawaran kerja cowok itu aja ya ?" batin oliv sambil memainkan hapenya.

"Kalo gitu urusan sama mama juga nggak bakal seribet ini."

"Dua orang yg gangguin gua bakalan berkurang kerjaannya." lanjut oliv dalam hati.

Olivia meyakinkan diri untuk membalas pesan juna. Sambil menimbang - nimbang olivia mandi sejenak, makan. Semakin ditunda entah kenapa perasaannya semakin tidak tenang. Akhirnya olivia menarik nafas panjang dan meyakinkan dirinya untuk mengambil tawaran pekerjaan dari juna. Siapa tahu setelah bekerja dengan juna bisa menambah pengalaman yg oliv belum dapatkan sebelumnya.

To : Ghost boy

Lu mau gua kerja apa ?

Setelah beberapa saat mengirim pesan ke juna. Tidak kunjung ada jawaban. Olivia semakin tidak tenang. Akhirnya dia mondar - mandir dikamarnya.

**********