webnovel

Chapter 9 Two Dragon Fighter

Setelah Rui menjadi bagian dari kerajaan Deltras, dan setelah satu Minggu berlalu semenjak Ryouta meninggalkan kerajaan Deltras untuk melanjutkan petualangannya kembali, kini Ryouta telah sampai di sebuah kota bernama Tria, disana dirinya pun teringat perkataan dari Fricilla satu minggu sebelum dirinya meninggalkan kerajaan Deltras.

Satu Minggu sebelumnya

"Hei Ryouta, apa kau punya tujuan lain setelah meninggalkan kerajaan ini?" Tanya Fricila sambil menghampiri Ryouta.

"Kurasa aku ingin mencari tau informasi lebih lanjut tentang Seven Sin of Hell, jika aku bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin, mungkin aku bisa mengetahui rencana mereka selanjutnya," ucapnya sambil menatap kearah langit.

"Jika itu yang kau inginkan, maka ku sarankan untuk pergi ke kuil empat Dewi Agung, disana kau bisa mendapatkan informasi yang kau butuhkan, tapi perjalanan kesana membutuhkan waktu yang cukup lama, karena medan yang di tempuh cukup sulit dan juga kau memerlukan izin dan juga kau harus melalu ujian dari kami berempat untuk bisa dapat izin itu, bagai mana apa kau mau?" Tanyanya pada Ryouta untuk mendengar jawabanya.

"Baiklah, aku siap, jadi kapan kita akan mulai ujianya?" Tanyanya pada Fricila.

"Sepertinya kau cukup yakin kau bisa melewati ujian dari kami ya, baiklah kalau begitu, aku yang pertama akan menguji mu, tentang seberapa luas pengetahuan mu tentang sihir,"

"Jadi hanya itu ya, kurasa aku bisa melewati ujian pertama ini," jawab Ryouta dengan percaya diri.

"Baiklah kita mulai ujian tahap pertama ini. untuk tahap pertama ini aku ingin kau mengatakan ada berapa jenis sihir dasar yang ada di dunia ini, lalu ucapkan matra pelafalan dasarnya apa kau bisa?"

"Baiklah, element dasar terdiri dari Air, Tanah, Api, dan Udara, lalu ada juga element lain yang memiliki keunikan tersendiri yaitu Cahaya dan Kegelapan, untuk mantra dasarnya seperti ini, adolebitque eam, ignis,Flare, Ventus, Liquere, Terra, Fluere, Aquae." Tanah, Angin, Api dan Air pun muncul secara berurutan dari mantra yang di ucapkan Ryouta.

"Kau lulus ujian tahap pertama, sekarang kita lanjutkan ke tahap ke dua yaitu tahap lanjutan dari element dasar yang tadi, lalu ucapkan pelafalanya,"

"Lanjutan dari Api adalah Lava, sedangkan Angin menjadi Badai, Tanah menjadi Batu, lalu Air menjadi Es, pelafalanya adalah seperti ini,Ure omnes Lava Canite Omnes in procella Fortis defensio fortis Congelo omnes Ice, seperti ini kan," ucap Ryouta melakukan pelafalan selanjutnya dari mantra sihir.

"Sempurna, kau lulus ujian dari ku, dan sebagai tanda kelulusan mu aku akan memberikan mu permata biru ini, selanjutnya, temui lah Victoria di taman kerjaan dan katakan padanya kau ingin mengambil ujian darinya," ucap Fricila memberikan permata biru pada Ryouta.

************************************

Setelah lulus dari ujian Fricila, dirinya pun segera menemui Victoria yang ada di taman istana, untuk mengambil ujian darinya. Sesampainya Ryouta di taman istana, dirinya melihat Victoria sedang duduk dan melihat pemandangan awan di langit kerajaan Deltras.

Beberapa menit setelah itu, Victoria melihat ke arah Ryouta yang datang menghampirinya lalu bertanya kepadanya,

"Ryouta, apa kau kemari untuk mengambil ujian dari ku," ucap Victoria sambil tersenyum menatap Ryouta.

"Ah kau benar, jadi apa ujian yang akan aku lalui?" Ucapnya pada Victoria.

"Ujian dari ku cukup mudah, kau harus membuktikan diri mu, apakah kau pernah melakukan kejahatan atau tidak, caranya dengan menyentuh bola kristal suci ini, jika kau tidak berbuat kesalahan maka bola kristal ini akan berubah warna menjadi putih dan bersinar terang, jika kau pernah melakukan sesuatu yang jahat, maka bola kristal ini akan berubah warna menjadi Hitam,"

"Baiklah, jika hanya itu yang di perlukan, maka akan ku lakukan." Dirinya pun meletakkan tangannya di atas bola kristal dan setelah meletakan tanganya di bola kristal itu, bola itu bercahaya sangat terang lalu hancur seketika.

************************************

Setelah melihat hal itu, Victoria pun mulai berkata pada Ryouta, sambil menjelaskan kenapa bola kristal itu bercahaya sangat terang lalu hancur seketika.

"Sepertinya bola ini telah menemukan bahwa kau bukan orang biasa, bola itu sepertinya di halangi oleh kekuatan yang kuat sehingga membuat bola itu tidak dapat bertahan lebih lama lagi, jadi kurasa kau lulus ujian dari ku, dan ini kristal Hijau sebagai bukti kelulusan mu, untuk selanjutnya, kau bisa menemu Erina untuk mengambil ujian darinya," ucap Victoria memberikan kristal Hijau sebagai tanda kelulusannya.

Setelah selesai menemu Victoria, Ryouta pun mulai berjalan masuk ke istana untuk mencari Erina. Beberapa menit kemudian, saat dirinya tiba di lapangan latihan istana, disana terlihat Rui sedang berlatih mengunakan pedang bersama Chisaki. Karna penasaran dengan latihan mereka, Ryouta pun memutuskan untuk menghampiri mereka berdua sambil bertanya,

"Sepertinya latihan kalian cukup menarik, apa boleh aku ikut bergabung?" Tanyanya pada Chisaki yang sedang bersama Ruin.

"Ahh...sebenarnya latihan Rui sudah selesai untuk hari ini, tapi jika kau mau latih tanding dengan ku maka aku bersedia," ucapnya pada Ryouta.

"Hmm...bagai mana jika aku ingin mengambil ujian dari mu, apa kau bersedia Chisaki," dirinya menunjukan dua kristal yg ada di kalungnya pada Chisaki.

"Jadi kau sudah mengambil ujian dari, Fricila dan Victoria ya, baiklah jika kau mau mengambil ujian dari ku, maka aku akan sedikit serius dalam melawan mu, ayo majulah Ryouta." Chisaki menarik Rapier salah satu Rapier miliknya, lalu mulai bersiap dengan posisi bertarung.

"Baiklah, aku juga tidak akan kalah," ucap Ryouta yang juga ikut menarik pedangnya dan bersiap untuk bertarung.

************************************

Saat akan bertarung, Fricila tiba-tiba datang lalu berkata pada mereka berdua.

"Jika kalian ingin bertarung, maka janggan bertarung disini, jika kalian sampai bertarung tanpa menahan diri istana ini bisa-bisa hancur oleh kalian, sebaiknya kalian pindah ke Padang rumput luas yang agak sedikit jauh dari kerajaan, mungkin kami juga bisa melihat seberapa hebatnya kemampuan Ryouta, bagai mana," usul Fricila pada Ryouta dan Chisaki untuk bertarung di Padang rumput yang luas yang jauh dari istana.

"Aku sih tidak keberatan, bagai mana dengan mu Chisaki?"

"Ahh...kurasa tidak ada salahnya menyetujui usulan dari Fricila, sebaiknya kita bertarung di padang rumput yang luas agar istana ini tidak terkena dampak dari kekuatan kita," ucap Chisaki yang mulai menyarungkan Rapier miliknya di pinggangnya.

"Baiklah, karena semua orang sudah setuju maka, aku akan mengirimkan kalian langsung ke tempat tujuan, lalu menjemput yang lainya untuk datang dan melihat pertarungan kalian," ucap Fricila mengunakan sihir teleportnya untuk mengirim Ryouta dan Chisaki ke tempat tujuan mereka.

Setelah beberapa menit berlalu, semua orang sudah datang untuk melihat pertarungan antara Chisaki dan Ryouta. Beberapa menit kemudian, setelah semua orang sudah datang, Fricila pun meminta Chisaki untuk memulai pertarungannya.

"Sepertinya semua orang sudah berkumpul disi, baiklah Ryouta, apa kau siap untuk menjalani ujian dari ku, peraturannya cukup mudah, hanya harus bisa menjatuhkan ku ketanah, atau mengambil senjata milik ku, dan kau bebas mengunakan kemampuan apapun untuk melawan ku, bagai mana apa kau siap?"

"Ahh... tentu saja, mari mulai pertarungan ini, Fire Ball." Ryouta mengaktifkan sihir tingkat dasar Fire Ball untuk membuka pertarungan.

Setelah Fire Ball di luncurkan, Chisaki melesat lalu memotong fire ball itu dengan Rapier miliknya, kemudian melesat dengan cepat ke arah Ryouta dengan Rapiernya.

"Serangan tadi cukup bagus tapi itu hanya serangan pembuka bagi mu kan, tapi kali ini adalah serangan yang sesungguhnya, Fast Stab." Chisaki mulai melesat lalu mulai menusukan Rapiernya secara bertubi-tubi kearah Ryouta.

"Itu lumayan cepat, tapi itu tidak akan berguna melawan ku, Tripple Ice Wall." Tiga dinding es raksasa muncul di hadapan Ryouta dan menghalangi serangan dari Chisaki.

"Taktik mu cukup bagus juga, kau cukup hebat mengatasi berbagai situasi, tapi itu tidak akan bekerja pada ku." Chisaki menekankan semua kekuatannya pada ujung Rapiernya lalu menghancurkan semua Ice wall milik Ryouta.

"Aku sudah tau kau akan menghancurkan Ice Wall milik ku, tapi jarak serangan mu dan dan diri ku cukup jauh, kau tidak akan bisa mengenai ku," ucap Ryouta yang mengukur waktu untuk menghalau semua serangan Chisaki.

"Jika begitu, High Speed, Millions Stab, bagai mana apa kau bisa menghindarinya," ucap Chisaki pada Ryouta.

"Seperti yang di harapkan, dari gadis suci Athena, kecepatan mu luar biasa tapi aku sudah mengantisipasi hal itu," ucap Ryouta melompat mudur dari arah jangkauan serangan Chisaki.

Melihat hal itu, dirinya pun segera mengejarnya, dan tanpa terlihat curiga sedikitpun terhadap pergerakan lawannya, dirinya pun tanpa sengaja memicu jebakan yang ada di tanah, sehingga memunculkan beberapa tombak es dari dalam tanah.

"Jadi ini adalah jebakan, trik yang bagus, tapi itu belum cukup untuk mengalahkan ku, Reflex." Chisaki mengunakan skill Reflex untuk menghindari jebakan yang telah aktif.

"Kau pikir jebakan yang ku pasang hanya sampai disitu saja, jebakan yang ku pasang tersebar di sekitar tempat ini, dan jika satu jebakan telah aktif maka jebakan lainya pun akan mengikuti," ucap Ryouta pada Chisaki.

************************************

Setelah beberapa jam Chisaki berusaha menghindari jebakan yang ada, dirinya mulai kewalahan dan merasa terpojok. Karna sudah terpojok, Chisaki pun tidak punya pilihan lain selain menangapi pertarungan ini dengan serius.

"Jika sudah begini, aku tidak punya pilihan lain, Release, Athena, Million Speed Stab." Seketika Rapier biasa tadi berubah menjadi Rapier yang memiliki corak api, dan di hiasi beberapa kristal dan tanpa berfikir lagi pun Chisaki melesat dengan cepat menghalau semua jebakan yang ada, dengan tusukan cepat dan bertubi-tubi dari Rapier miliknya.

"Sepertinya aku juga harus serius, munculah Freezing Bow, Cresent Moon Shot, lalu Ilusion Arrow." Setelah satu anak panah di tembakan, ujung anak panah itu mengeluarkan cahaya berwarna keemasan, lalu saat hampir mendekati musuhnya, anak panah itu mulai berpencar menjadi sangat banyak.

"Itu masih belum cukup untuk mengalahkan ku, Force of Athena." Dengan mengunakan Force of Athena, seluruh kemampuan Chisaki mulai dari fisik, kecepatan, dan pertahanan meningkat tiga kali lipat sehingga dapat menghancurkan serangan Ryouta.

"Sepertinya aku juga tidak punya pilihan lain selain menggunakan senjata ini, aktifkan senjata bentuk ke dua, Black Scythe of Abyss, lalu aktifkan skill Dark Bloody Chain." Setelah mengaktifkan Black Scythe of Abyss dan memunculkan Dark Bloody Chain dari tanah dan mengikat tangan dan kaki Chisaki, Ryouta pun melesat dan menerbangkan Athena Rapier milik Chisaki lalu menariknya dengan Bloody Chain miliknya agar sampai ke tangannya.

Setelah Athena Rapier berada di tangannya, dirinya pun berkata pada Chisaki dan menghilangkan Bloody Chain miliknya dari Chisaki.

"Sepertinya aku yang menang kali ini ya Chisaki," ucap Ryouta mengembalikan Rapier milik Chisaki sambil mengulurkan tanganya.

"Ah, aku kalah, tapi aku merasa kau masih menahan kekuatan mu tadi, bisa kau jelaskan kenapa kau menahan diri mu untuk menyerang ku," ucapnya pada Ryouta.

"Jika aku tidak menahan diri ku, mungkin senjata dan armor mu akan terbelah seketika dan kemungkinan besar kau akan mati karna terluka parah, Karna kekuatan Black Scythe of Abyss adalah dia mampu memotong dimensi, dan mampu memberikan Instan Dead bagi yang terkena serangan senjata ku ini,"

"Jadi begitu ya, aku menghargai kebaikan mu Ryouta, dan jika ada waktu mari berduel lagi seperti ini," ucapnya lalu memberikan kristal merah pada Ryouta.

"Oh iya, apa kau tau dimana Erina berada?"

"Kurasa saat ini dia sedang mandi setelah selesai bekerja membantu orang-orang di sekitar kerajaan, tapi sebelum kau menemu Erina, sebaiknya kau istirahat dulu untuk memulihkan stamina mu," ucap Chisaki pada Ryouta lalu berbaring di rerumputan.

"Ah, kurasa itu bukan ide yang buruk, aku memang agak lelah setelah pertarungan tadi," ucap Ryouta membaringkan tubuhnya di rerumputan tepat di samping Chisaki.

************************************

Setelah cukup lama berbaring, Ryouta pun mulai berkata pada Chisaki tentang hal yang dia pikirkan.

"Hey, Chisaki, aku penasaran, apakah kalian para gadis suci di perbolehkan untuk menikah atau sekedar berpacaran?" Tanya Ryouta yang penasaran dengan hal itu.

"Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang hal itu, tapi kami para gadis suci masih memiliki tanggungjawab yang besar untuk menjaga kedamaian di dunia ini, tapi jika aku boleh jujur, menurut ramalan Victoria, kami bertiga akan menjadi istri dari seorang laki-laki yang mengenakan jubah hitam, dengan armor hitam kemerahan yang membuat dunia dimana semua ras yang ada di dunia ini hidup berdampingan dengan damai, itulah yang dikatakan ramalan itu," ucap Chisaki dengan pipi sedikit memerah karna memikirkan tentang masa depan yang akan datang.

"Aku jadi penasaran, siapa dua orang lainya, apa mungkin itu adalah Fricilla dan Erina?"

"Kurasa bukan Fricilla, karna menurut ramalan Victoria, Fricilla tidak menginginkan posisi sebagai istri dari laki-laki yang ada di ramalan itu, justru dia menganggap laki-laki itu sebagai seorang kakak baginya,"

"Jadi yang akan menjadi istri dari laki-laki dalam ramalan itu adalah kau, Victoria, dan Erina ya?"

"Kurasa begitu, tapi kita tidak akan tau pasti dengan ramalan itu, ah kurasa sekarang Erina mungkin sudah selesai mandi, bagai mana kalau kau menemuinya sekarang, tapi maaf aku tidak bisa menemani mu, karna setelah ini aku harus melatih Rui kembali," ucap Chisaki bangun dan mulai bersiap untuk melatih Rui kembali.

Setelah berpisah dengan Chisaki saat kembali masuk ke istana, Ryouta pun melanjutkan perjalanannya untuk menemui Erina. Beberapa menit setelah berkeliling istana, dirinya melihat Erina sedang berlatih di ruang latihan khusus yang ada di dalam istana. Karna melihat Erina hampir selesai dengan latihannya, Ryouta pun segera menemui dirinya sambil berkata,

"Yo Erina, kelihatanya kau serius sekali berlatih," ucapnya sambil berjalan menyapa Erina.

"Ah Ryouta ya, kenapa kau bisa ada disini?"

"Aku kesini untuk mengambil ujian dari mu, jadi bagai mana apa kau mau menguji ku?"

"Etto, apa kau yakin mau mengambil ujian dari ku?"

"Tentu, kenapa tidak?"

"Kurasa aku tidak yakin apa kau bisa lulus dalam ujian ku, masalahnya meskipun kau lulus, kau haru mengambil ujian dari Fricilia, Victoria, dan yang paling sulit adalah ujian milik Chisaki," ucap Erina yang masih belum tau kalau Ryouta telah menyelesaikan tiga ujian dan yang terakhir hanyalah tersisa ujian darinya saja.

"Sepertinya kau belum tau ya, aku sudah berhasil menyelesaikan tiga ujian dan yang terakhir hanya ujian dari mu saja," ucapnya pada Erina sambil menunjukan kalung yang memiliki tiga kristal

"Uweehh, j-jadi kau berhasil melewati ujian dari, Fricilla, Victoria, dan Chisaki, kurasa aku tidak tau harus berkata apa lagi tentang hal ini," ucap Erina yang kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Jadi bagai mana, apa aku bisa mengambil ujian dari mu?" Tanyanya dengan ekspresi serius.

"Kurasa jika kau sudah melewati tiga ujian, kurasa tidak ada salahnya aku menguji mu sekarang," ucapnya pada Ryouta sambil tersenyum.

"Bagus, ayo kita mulai ujiannya," ucap Ryouta dengan semangat.

"Baiklah, ujian dari ku cukup mudah, kau hanya perlu menembak sembilan target yang bergerak dengan akurat dalam satu tembakan saja, contohnya seperti ini," ucap Erina yang fokus pada target bergerak, lalu saat targetnya mulai berada di jalur yang sama, tembakan pun di lepaskan.

"Begitu ya, baiklah aku rasa aku bisa melakukanya, kemari lah, Freezing Bow, sekarang ayo kita mulai ujiannya," ucap Ryouta yang sudah bersiap untuk menembak.

"Ok ayo kita mulai ujiannya sekarang," Erina memberikan aba-aba untuk menandakan ujiannya telah di mulai.

Saat ujian di mulai, terlihat banyak sekali target-target yang bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan membuat serangan dalam satu tembakan itu mustahil. Melihat itu, Ryouta pun mulai berkata sambil berfikir dalam benaknya,

"Pergerakan target hampir mustahil di tentukan, gerakannya terlalu cepat dan acak, itu terlalu sulit jika menembaknya hanya dalam satu kali tembakan, hmm...kurasa aku harus membuat skill yang bisa membuat ku melihat pergerakan sesuatu secara lambat," ucap Ryouta dalam benaknya.

"Baiklah kalau begitu, kita coba saja untuk mengunakan skill ini, Creat Skill Magic Eyes Future Vision, Slow Motion Time," ucapnya dalam benaknya sambil membidik target yang bergerak.

************************************

Setelah beberapa menit membidik target, dirinya pun mulai mengunakan skill yang baru saja di buatnya yaitu skill pertama Magic Eye s Future Vision untuk melihat pergerakan target lima menit di masa depan. Waktu lima menit di masa depan menunjukan beberapa target mulai bergerak secara berurutan dan hampir membentuk gari lurus. Setelah lima menit di masa depan terjadi, Ryouta mulai mengunakan skill Slow Motion Time untuk melihat gerakan lambat dari targetnya yang membentuk garis lurus, lalu kemudian dirinya pun melepaskan satu anak panah sihir miliknya tepat ke arah target.

"Sekarang waktunya, Cresent Shot." Anak panah miliknya terbang lurus ke arah depan lalu menembus sembilan target dalam satu garis lurus.

Melihat hal itu, Erina menjadi kagum dengan ketepatan dan kecepatan tembakan Ryouta, sehingga dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Ryouta, selamat ya, sekarang kau telah lulus ujian dari kami berempat, sekarang apa yang akan kau lakukan?"

"Besok pagi aku akan pergi untuk berpetualang lagi, kali ini tujuan ku adalah Kuil Empat Dewi Agung, disana terdapat informasi yang aku butuhkan untuk pertarungan yang akan kita hadapi nanti," ucap Ryouta pada Erina dengan serius.

"Jika itu keinginan mu, maka kami tidak berhak untuk menghalangi mu, tapi pastikan sebelum kau pergi besok pagi, kau harus berpamitan dengan kami semua, terutama pada Rui mengerti," ucapnya sambil tersenyum pada Ryouta.

"Ah, tentu saja, aku akan melakukanya," dirinya pun berbalik dan mulai pergi meninggalkan Erina.

Keesokan paginya, Ryouta telah selesai mempersiapkan barang bawaannya untuk berangkat berpetualang kembali, tapi sebelum dirinya meninggalkan Istana dan kerajaannya Deltras, dirinya pun berpamitan dengan Rui dan yang lainya. Saat berpamitan Rui sempat berkata pada Ryouta,

"Onii-chan, tolong jaga dirimu ya, kau tidak perlu khawatir dengan diri ku, Karna aku pasti akan baik-baik saja, dan saat onii-chan kembali ke sini, aku pasti sudah menjadi lebih kuat, jadi tidak perlu khawatir ya," ucap Rui sambil tersenyum dengan ekspresi yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Setelah selesai berpamitan dengan Rui, Fricilla pun berkata pada Ryouta,

"Jika kau ingin menuju ke Kuil Empat Dewi Agung, kau membutuhkan kuda ini sebagai tungangan mu selama perjalanan," ucapnya sambil memperlihatkan seekor kuda coklat yang tali kekangnya sedang di pegang oleh Chisaki.

"Ah, terimakasih semua, aku pasti akan kembali ke sini, jika kau sudah berhasil mendapatkan informasi mengenai pertarungan yang akan datang." Ryouta pun mulai naik ke atas kudanya lalu mulai berjalan meninggalkan kerajaan Deltras.

************************************

Ryouta yang kini sudah tiba di kota Tria, memutuskan untuk mencari informasi dan penginapan untuk tinggal sementara waktu sampai menemukan informasi mengenai rute tercepat untuk menuju ke Kuil Empat Dewi Agung.

Sebelum masuk ke dalam kota, dirinya dan kudanya pun dimintai untuk berhenti oleh seorang prajurit yang menjaga gerbang masuk kota untuk di periksa.

"Jika kau ingin masuk ke kota tolong tunjukan kartu identitas mu, jika kau seorang pedagang, maka akan di kenai biaya masuk lima koin perak, jika kau seorang pengunjung, biaya masuknya adalah tiga koin perunggu, tetapi jika kau seorang petualang, kau hanya perlu menunjukan guild card milik mu dan kami akan mengijinkan mu masuk tanpa biaya," ucap prajurit itu pada Ryouta.

"Ah baiklah, ini guild card milik ku silahkan di periksa," ucapnya turun dari kuda lalu memberikan guild cardnya pada prajurit yang memeriksanya.

Setelah guild cardnya di periksa, dirinya pun di ijinkan untuk masuk ke dalam kota. Sesampainya di dalam kota, Ryouta pun memutuskan untuk mencari informasi dari guild petualang atau tavern yang ada di kota ini.

Beberapa jam berlalu, setelah cukup lama berkeliling kota, Ryouta pun akhirnya menemukan guild petualang bernama Dark Wolf Fang. Tetapi saat dirinya akan masuk ke guild itu, tiba-tiba seorang petualang terlempar keluar dan menghancurkan pitu masuk guild dan beberapa properti toko yang ada di dekatnya.

Saat masuk kedalam, terlihat banyak meja yang hancur, tembok yang retak serta beberapa selebaran untuk quest yang berhamburan kemana-mana, lalu di dalam guild, terlihat seorang gadis berambut pink panjang dengan pakaian khas dari player game Server China dengan dua tanduk pendek di kepalanya terlihat sedang melawan beberapa petualang yang menyerangnya sambil berkata,

"Oraaa!!!, Siapa selanjutnya, majulah dari mana pun kalian mau," ucap gadis itu sambil membanting dan memutar beberapa petualang laki-laki yang mendekat untuk menyerangnya.

Ketika keributan terjadi, seorang wanita berambut hitam panjang dengan kulit berwarna coklat keluar lalu berkata,

"Ada keributan apa ini, ahh, rupanya kau lagi ya, sudah cukup keributan yang kau lakukan disini, jika kau merusak properti guild ini lagi, kau harus membayar kerusakan yang kau timbulkan," ucap wanita itu karna melihat banyak kerusakan di guildnya.

"Ah maaf-maaf Lena-chan, aku akan meminta Ruby untuk membayar kerusakan ini nanti, kau bisa menagih biaya kerusakan yang aku timbulkan saat dia kembali nanti," ucap gadis itu sambil terus membanting petualang laki-laki yang mendekatinya.

"Jika begini terus, kalian bisa-bisa kehilangan guild card dan berakhir dengan di keluarkan dari guild selamanya, sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain menggunakan cara ini, semua, aku Lena Anastasia, sebagai guild master Dark Wolf Fang dengan ini mengumumkan, siapapun yang bisa menghentikan Mio dengan cara apapun, akan mendapatkan hadiah khusus dari ku," ucap Lena pada semua petualang yang ada di guild itu.

Ryouta yang baru saja masuk ke guild pun terpaksa mengikuti perintah dari guild master untuk menghentikan gadis bernama Mio itu. Semua petualang laki-laki yang berusaha menghentikan Mio di buat terpental tetapi Ryouta berhasil mendekat ke arah gadis itu untuk menghentikan serangannya.

Saat gadis itu ingin menangkap dan membantingnya, dirinya pun segera menghindar dengan memanfaatkan tubuh seorang petualang sebagai pijakan lalu memegang lengan gadis itu sekuat tenaga untuk mengunci gerakanya sambil melafalkan matra.

"glacies quae concrescit omnia mandata mea audisiste et siste motum inimici, Glast Freezing." Seketika itu juga bagian kaki dan tangan gadis itu mulai membeku dan gerakanya pun tertahan.

"Kau pikir itu bisa menghentikan ku, High Heat." Es yang membekukan tangan dan kakinya mulai mencair seketika dan dirinya pun mulai menangkap lengan Ryouta lalu berusaha membantingnya.

Saat akan di banting, dirinya pun menggunakan skill High Speed lalu memanfaatkan kekuatan tubuh gadis itu untuk membanting dan membuatnya pingsan. Setelah hal itu di lakukan oleh Ryouta, dirinya berhasil membuat gadis itu pingsan dan menghentikan gerakanya, tetapi beberapa properti guild juga ikut hancur karena dirinya.

"Ah, guild master, aku minta maaf aku menghancurkan sebagian properti guild jadi aku akan menggantinya dengan 60 koin emas dan 100 koin perak, apa itu cukup?" Ucapnya pada guild master sambil menyerahkan satu kantong kecil koin emas dan satu kantong kecil koin perak

"Sebenarnya kau tidak perlu membayar kerusakan itu, tapi kurasa kau memiliki maksud lain, Karna kau merasa kasihan kepada mereka kan?" Tanya guild master pada Ryouta.

"Anggap saja seperti itu,"

"Baiklah, sekarang aku tidak perlu menagih biaya perbaikan guild ini lagi pada Ruby,"

************************************

Beberapa jam berlalu setelah itu, seorang gadis berambut pendek dengan hiasan rambut yang berbentuk bulat dengan sedikit pita merah di bagian bawahnya, dengan pakaian yang sama dengan gadis bernama Mio, masuk ke guild dan melihat banyak properti yang rusak sambil berkata,

"Haah, dasar Mio, dia selalu saja membuat keributan di sini, dan setiap kali dia membuat keributan aku yang harus membereskannya," keluh gadis itu saat masuk ke dalam guild.

Setelah sampai di ruangan guild master, gadis itu melihat Mio yang sedang duduk sambil di ikat oleh beberapa rantai agar tidak membuat keributan lagi, dan di ruangan guild master juga terlihat Ryouta yang sedang berbicara dengan guild master. Saat dirinya masuk ke dalam, guild master pun berkata kepadanya,

"Kau sudah kembali ya Ruby, bagai mana Questnya apakah sudah selesai?" Tanya guild master itu pada gadis bernama Ruby.

"Iya, questnya sudah selesai, ini bukti bahwa questnya selesai," ucapnya pada guild master sambil menyerahkan selebaran yang sudah di cap oleh orang yang memberikan quest itu.

"Kerja bagus, questnya selesai dengan sempurna, tanpa kesalahan sedikit pun, oh iya, silahkan terimalah bayaran mu untuk quest kali ini," jawab guild master memberikan bayaran untuk quest yang di selesaikan Ruby.

Karna heran kenapa guild master tidak memotong bayaran questnya dan kenapa Mio diikat seperti itu dengan rantai, dirinya pun bertanya pada guild master,

"Ano, kenapa bayaran ku kali ini tidak di potong, dan kenapa Mio diikat sepeti itu?"

"Sebaiknya kau berterimakasih kepada laki-laki ini, dialah yang menghentikan Mio dan juga membayar semua kerusakan yang dia timbulkan," ucap Lena pada Ruby, sambil memperkenalkan Ryouta kepadanya.

Aku ucap kan terimakasih banyak, jika anda tidak ada disini, pasti Mio akan membuat kerusakan yang lebih parah lagi dan aku harus membayarnya dengan uang hasil dari menjalankan quest, sekali lagi, terimakasih banyak," ucapnya menundukkan kepalanya untuk berterimakasih kepada Ryouta.

"Ah itu tidak masalah, lagi pula aku juga ikut menghancurkan sebagian properti di guild ini, makanya aku membayar biaya untuk perbaikan,"

"Oh iya, aku ingin bertanya kepada mu, kenapa kau bisa ada di guild ini?"

"Ah itu ya, aku kebetulan sedang mencari guild petualang di sekitar sini, siapa tau aku juga bisa menjalankan quest sekaligus mengumpulkan informasi mengenai tujuan ku, oh iya perkenalkan nama ku adalah Ryouta, petualang Rank A senang bertemu kalian semua," ucapnya memperkenalkan diri kepada semua orang yang ada di guild.

"Salam kenal Ryouta-san, nama ku adalah Ruby, dan dia adalah rekan ku Mio dia berasal dari ras Dragonnewst, kami adalah petualang Rank B yang di kenal sebagai Two Dragon Fighter, aku harap suatu saat kita bisa membentuk sebuah party untuk menjalankan sebuah quest yang sama," ucap Ruby memperkenalkan dirinya dan Mio dan berharap mereka akan bertemu lagi untuk menjalankan quest yang sama.

"Ah, aku harap juga begitu, oh iya, apa kalian tau dimana aku bisa mencari penginapan yang bagus di kota ini, Karna aku berencana akan tinggal disini agak lama," tanya Ryouta pada Ruby.

"Hei, bagai mana kalau kau coba menginap di penginapan Sayap Perak, yang ada di bagian barat kota ini, biaya penginapan disana cukup murah, kualitas makan dan juga beberapa hal lainya cukup memuaskan semua orang, apalagi disana terdapat pemandian air panas alami, aku sangat merekomendasikan penginapan itu," ucap Mio merekomendasikan penginapan di wilayahnya barat yang ada di kota Tria untuk Ryouta.

~Bersambung~