"Bagaimana? Enak?" tanya Joshua bersemangat. Kedua kelopak matanya mengerjap dua kali, begitu menggemaskan di mataku.
Merasa tak mampu untuk menahan keimutan Joshua, maka aku mengalihkan wajah ke arah lain. Yang mana pun asal tak menatap langsung ke wajah Joshua. Bisa-bisa aku menjadi gila karena dampak keimutan pria itu yang tiada duanya.
"E-enak.."
"Masa sih? Lantas, mengapa kau malah mengalihkan wajah?"
"Em... Aku hanya sedang melihat-lihat isi rumahmu," kataku mencoba mencari alasan semasuk akal mungkin. "Ternyata rapi juga.."
Joshua tersenyum, lebih tepatnya menyengir lebar. "Kakak ku selalu menjaga kebersihan tempat ini dengan sangat teliti, dia tak akan membiarkan setitik debu pun menumpuk seenaknya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com