webnovel

Calista ingin kembali

semakin hari kondisi Tiara semakin membaik,terhitung sudah dua Minggu sejak kejadian naas itu berlalu,kini Tiara sedikit bisa menggerakkan tangan dan kakinya.dan selama itu juga Dewa begitu perhatian dan bersikap lembut terhadanya.

"hari ini aku akan berangkat ke kantor,karena akan ada pertemuan penting dengan klienku." ucap Dewa kepada Tiara saat mereka tengah menyantap sarapan bersama. sekarang Tiara sudah bisa makan sendiri,meskipun tadi Dewa menawarkan ingin menyuapinya,tetapi menolaknya.

"hmmmm...." Tiara hanya berdehem acuh,berbeda dengan hatinya,ia sungguh berat ketika dewa mengatakan itu.tetapi ia gengsi untuk mengakuinya.

Dewa tersenyum melihat tingkah Tiara,dia tahu kalau Tiara tidak rela jika ia harus pergi,apalagi untuk waktu yang lama.

Dewa mendekati Tiara dan meraih pinggangnya erat,

"bagaimana kalau sebelum pergi kita bermain sebentar?" ucap Dewa menggoda

"hish ....menyingkirlah apa kau tidak lihat tangan dan kakiku sedang terluka."

"aku janji akan pelan pelan."ucapnya sensual

Tiara mencoba mendorong Dewa,tetapi ia malah semakin mengeratkan pelukan.

"aku tidak percaya padamu kalau kau akan pel...." ucap Tiara terpotong dengan bibir Dewa.

Dewa mencium lembut Tiara,awalnya Tiara hanya menikmati ciuman itu lama kelamaan ia terbuai dan membalas ciuman yang begitu memabukkan baginya. Dewa yang mendapat respon tersenyum di sela ciuman mereka.

Dewa menggendong Tiara di depan menuju ke kamar mereka tanpa melepaskan ciuman mereka.

Dewa merebahkan tubuh Tiara di atas ranjang,lalu melepaskan ciuman mereka,keningya di tempelkan ke kening Tiara ia lalu tersenyum manis.

"bolehkah?" tanya Dewa

"tapi tangan dan kaki masih agak sakit." ucap Tiara.

Tiara heran dengan dirinya sendiri biasanya dia akan dengan tegas menolak,walaupun akhirnya dia menikmati sentuhan Dewa.

tetapi kini dia seakan kehilangan akal dan menginginkan Dewa melakukanya lebih.

"aku akan melakukanya dengan lembut." ucap Dewa merayu.

Tiara mengangguk pasrah,ia benar benar kecanduan dengan sentuhan sentuhan Dewa,apakah ia sudah jatuh cinta pada Dewa?ia sendiri tidak tahu tentang itu,yang jelas ada rasa sayang yang tumbuh di hatinya untuk Dewa.

tanpa menunggu lama Dewa mulai mencumbu Tiara dengan sangat lembut,ia memenuhi janjinya untuk melakukanya dengan sangat lembut.biasanya Dewa akan mengeluarkan kata kasar saat mereka menyatu,tetapi tidak untuk kali ini dia memperlakukan Tiara seperti selayaknya pasangan kekasih yang sedang memadu kasih hanya kata kata manis yang terlontar,dan membuatnya semakin terbuai dengan sentuhan Dewa berikanlah.

mereka tak tahu sudah berapa lama mereka menyatu dan mengulanginya berulang kali,sampai mereka lelah dan terbaring sambil saling memeluk.

Dewa tersenyum melihat Tiara yang terkulai lemas karena ulahnya. ia melihat jam yang berada di atas nakas,dan kini sudah menunjukkan angka 3 sore.

dia merasa puas karena Tiara tidak menolaknya bahkan Tiara menerima setiap sentuhan yang ia berikan,sungguh kali ini ia benar benar merasakan kenikmatan yang luar biasa.ia mengecup kening Tiara sebelum akhirnya beranjak dari sisi Tiara dan membersihkan dirinya.

_______

di sebuah desa terpencil, seorang wanita tengah mengeluh kepada kekasihnya karena ia merasa sudah tak sanggup dengan hidup yang serba kekurangan. dulu ia kira akan cukup hidup dengan hanya cinta,adanya cinta ia merasa akan baik baik saja.bahkan ia rela meninggalkan kekasihnya yang sangat mencintainya dan mampu memberikan segalanya untuk dirinya.ya memang sungguh bodoh dirinya meninggalkan pria yang begitu tulus mencintainya dan rela melakukan apa saja untuknya demi laki laki yang sekarang hidup bersama dirinya.

"sayang kamu sedang apa?" tanya Prasetyo sang kekasih.

seketika pertanyaan laki laki yang berstatus sebagai kekasihnya itu membuyarkan lamunannya.

Calista langsung menatap tajam ke arah sang kekasih.

"masih kamu bertanya kenapa?apa kamu tidak lihat aku sedang pusing gimana kita bisa makan untuk besok,sementara kamu gak ada pemasukan sama sekali." ucapnya marah

Tio hanya menghela nafas,ia lelah jika harus setiap kali bertengkar dengan kekasihnya ini,selalu saja yang memicu pertengkaran mereka pasti tentang uang.

dulu sebelum ia membawa Calista pergi dari kota dia sudah mempersiapkan segalanya,tetapi saat menuju ke kota kecil ini ia di rampok dan perampok itu mengambil semua yang ia punya.

awalnya Calista masih bisa menerima,tetapi lama kelamaan Kalista sudah tidak mau tahu tentang kondisi mereka saat ini. ia jug sudah bekerja di sebuah ladang milik orang terkaya di desa ini,tapi itu hanya cukup untuk makanya sehari hari saja,tapi karena ia tidak begitu mahir dalam pekerjaannya gajinya slalu di potong,ingin berhenti bekerja tetapi kalau ia tidak bekerja disana dia mau bekeja dimana?secara didesa ini tidak ada lowongan kerja selain di tempat itu,sungguh ia bingung harus melakukan apa? apalagi Calista selalu menuntutnya untuk memberikanya uang yang lebih.

"kita sudah membahasnya berulang kali Calista,apa kamu tidak cape setiap hari bertengkar seperti ini?" ucap Tio masih menahan emosinya.

"sungguh Tio aku sudah tak sanggup lagi hidup seperti ini,sudah satu tahun kita disini tetapi tidak ada peebedaan sama sekali,aku capek."

Tio mendekati sang kekasih ingin memeluknya dan memberikanya ketenangan,tetapi dengan segera Calista menepisnya.

"sudahlah Tio,lebih baik kita akhiri hubungan ini,toh kita tidak terikat apapun kita masih sebagai sepasang kekasih jadi aku minta kita putus."

"tidak,aku tidak setuju aku masih sangat mencintaimu Lista." ucap Tio sambil menggenggam erat tangan Calista

Calista menghempaskan tangan Tio dengan kasar.

"maaf Tio aku sungguh sudah tidak sanggup menjalani kehidupan seperti ini." ucap Calista sambil memalingkan wajahnya.

"apa kau ingin kembali pada Dewa?" tanya Tio sambil mengepalkan kedua tanganya.

"mengertilah Tio,kamu tidak bisa membahagiakanku,bahkan untuk membeli makan saja sangat sulit...."

"cukup...."potong Tio cepat

"setelah apa yang aku lakukan untukmu dan apa yang aku korbankan sama sekali tidak ada artinya,dan sekarang kamu malah dengan entengnya mau mengakhiri hubungan ini hah..." ucap Tian penuh emosi

"sudahlah aku lelah slalu bertengkar denganmu Tio,keputusanku sudah bulat dan besok aku akan kembali ke kota dan kembali kepada kehidupanku yang nyaman,terserah kamu mau seperti apa yang jelas aku mau putus denganmu."

Tio hanya mengepalkan kedua tanganya ia memukul tembok sebagai pelampiasan rasa marahnya,lagi lagi ia di kalahkan oleh Dewa.

setelah ia berhasil merebut milik Dewa dengan susah payah kini Calista malah ingin meninggalkanya.

akhirnya ia memilih untuk pergi keluar setelah perdebatan dengan Kalista,ia tak ingin kehilangan kontrol dan malah memenyakiti wanita yang telah berani mencuri hatinya itu.dia lebih memilih tidur di sofa dari pada menyusul sang kekasih ia hanya ingin mendinginkan kepalanya sejenak.

sementara Calista yang berada di kamar sedang membereskan barang barangnya.

"tapi kalau aku bawa barang barang nanti Dewa malah curiga,lebih baik aku tidak membawa apa apa." gumam Calista,ia berencana pergi besok subuh saat Tio masih terlelap ia akan kembali ke kota dan kembali kepada kekasih yang sangat mencintainya dan mampu memberikannya segalanya.