webnovel

Makhluk Yang Jatuh Dari Langit

"Hoam.... kenapa hari ini benar-benar membosankan!" Tenma baru saja menyelesaikan pemeriksaan terhadap barang-barangnya.

Dia adalah seorang samurai berumur 23 tahun yang dibesarkan pada zaman Edo di Jepang, keluarganya tidak memiliki apa-apa, lebih tepatnya dia hanya seorang yatim piatu. Dulu tinggal dengan kakeknya, namun dalam umur 14 tahun kakeknya meninggal.

"Hari ini benar-benar sangat cerah!"

Dari atas langit itu muncul benda aneh yang menukik tajam, benda tersebut langsung terjun menghantam tanah.

Tenma merinding melihat hal tersebut. "Apa itu tadi?"

Tidak perlu ditanya lagi, Tenma langsung mendatangi benda tersebut. Di sana banyak asap yang keluar dari mesin yang telah rusak.

"Apa ini? Alien?"

Dari bentuk benda itu terlihat jelas adalah sebuah pesawat angkasa, di masa Edo tentu ini adalah hal yang begitu aneh. Tenma memasang posisi siap bersiaga akibat pintu sudah mulai terbuka.

Seseorang perempuan berambut kuning muncul. "Uh!" Langsung dirinya mengarahkan pistol. "Penduduk asli di tempat ini? Sebaiknya aku harus berhati-hati, kemungkinan dirinya akan langsung melakukan penyerangan terhadap diriku!"

Tenma tidak tahu apa yang terjadi, namun dirinya merasakan sebuah ancaman. "Omae dareda?"

"Bahasa yang digunakannya sedikit aneh, aku harus berhati-hati! Di tangannya ada pedang!"

Pistol tersebut mulai mengeluarkan sinar berwarna biru yang tadinya adalah merah.

Perlahan jari-jari tangan Tenma menggenggam gagang pedang.

Shuush...

Meluncur cahaya biru yang langsung mengarah pada Tenma, untungnya Tenma sigap dalam berguling.

Tidak satu kali, namun berkali-kali wanita itu melepaskan tembakan. Tenma berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya.

Wanita itu memutar tubuhnya sesuai di mana Tenma berada, namun dia dikejutkan akan serangan yang dilakukan Tenma.

Pistol yang dilepaskannya langsung hancur, dan tusukan maut akan segera mendarat kalau dirinya bergerak.

Tenma mengarahkan pedangnya itu ke leher wanita tersebut. "Nanda omae wa?"

"Bahasa ini lagi!" Wanita itu langsung melakukan perintah dalam mencoba menerjemahkan melalui headset.

"Henji sina-sai!" ucap Tenma yang artinya jawab aku.

"Aku adalah seorang wanita yang berasal dari luar angkasa, namaku adalah Olivia!"

"Dia ini bicara apa? Apakah dia artinya menyerah?" Yang di dengar Tenma hanya bahasa aneh yang tentu bukanlah sesuatu yang dapat diartikan dengan mudah.

Tenma melihat tubuh Olivia dari atas hingga bawah, suit space yang dipakai wanita tersebut cukup menggoda dengan tubuh yang sangat jelas.

Olivia menghela napasnya, di layar kacamatanya ada bacaan aneh yang di bawahnya ada sebuah arti. "Watashi omae t-teki janai!"

Mata Tenma menyipit tajam, dirinya tidak tahu apakah yang dikatakan oleh Olivia benar atau tidak.

"Bagaimana? Apakah dia percaya? Penduduk di Bumi ini pasti memiliki kewaspadaan tinggi, dari penampilannya, dia ini pasti adalah seorang kesatria! Aku harus berhati-hati!" Olivia melakukan tindakan yang cukup nekat, pedang dari pinggangnya yang berupa saber langsung digunakan untuk menyerang Tenma.

Terlalu dini untuk Olivia melakukan tebasan, hanya dengan sedikit gerakan ke samping Tenma mampu menghindarinya.

"Apa! Bagaimana mungkin dia mampu melakukan hal ini?"

Tangan Olivia melakukan serangan lanjutkan dengan mengarahkan ke samping, dia langsung melompat ke belakang. Tapi, di saat inilah Tenma melepaskan gerakan berkecepatan tinggi.

Mata Olivia mendadak kaget dengan sosok Tenma yang sudah berada di belakang tubuh, robekan luka di pinggannya telah terjadi.

"Argh..." Tubuhnya langsung terjatuh.

"Huh...." Tenma mengembalikan pedangnya ke dalam sarung. "Kenapa dengan wanita ini? Apakah dia ini adalah Alien?"

Sekitar 1 jam, Olivia bangun. Dia melirik ke sekitar, di sana hanya ada kayu yang cukup usang dan sederhana. Tubuhnya diikat di satu tiang, kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan.

"Aku ada di mana?" Olivia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, ada kontak reaksi dari luka di pinggangnya. "Huh! Apakah ini ulahnya? Pria itu memang benar-benar kuat, aku tidak begitu yakin kalau dirinya adalah orang yang baik!"

Pintu ruangan terbuka, dan di sana ada Tenma yang membawa satu mangkuk.

"Oh, jadi kau sudah bangun!"

Olivia memahami apa yang dikatakan oleh Tenma berkat speaker terjemah yang terpasang di kacamatanya.

"Bagaimana ini? Apakah aku bisa menjawab ucapannya ini? Apa yang dia bawa?"

"Uh? Oh, ini adalah obat untuk dirimu! Huh... aku tidak tahu kenapa alien seperti dirimu mendadak menyerang aku, tapi sudahlah! Aku mungkin juga tang terlalu waspada, biar aku obati lukamu itu!"

Tenma mulai menyentuhkan kain yang digunakan sebagai alas, kemudian dirinya sentuh luka tersebut. Pipi Olivia menjadi merah merona, ekspresi miliknya seolah sedang menikmati sentuhan tersebut.

"Huh! Huh! Huh!"

Melihat gadis itu terengah-engah, Tenma menjadi paham kalau luka yang digunakan olehnya sangat berbahaya.

"Aku pikir sebelum ini diriku sudah membatasi diri!" Tebasan satu kali milik Tenma biasanya akan langsung menyebabkan tubuh seseorang menjadi terbelah, namun dirinya sebelum ini mencoba mengurangi tekanan pedang tersebut. "Apakah pedangku yang terlalu kuat untuk melakukannya!"

"Hanashe!"

Tenma mengangkat wajahnya, Olivia langsung menusuk matanya menggunakan sorotan mata tajam.

"Wakatta!"

Semua tali sudah dilepaskan oleh Tenma. "Aku merasa kasihan...."

Ovilia mendadak melakukan tendangan upercut yang langsung menyebabkan rahang Tenma terkena rasa sakit yang luar biasa.

Olivia menatap tubuh Tenma yang telah pingsan. "Sial, kenapa aku harus berurusan dengan orang seperti ini, sebaiknya aku pergi dari sini dan segera kembali ke pesawat!" Olivia mencoba membuka pintu, namun di sini dirinya mengintip terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada orang lain yang nantinya akan merepotkan. Dan, saat dirinya mengintip, memang tidak ada siapa-siapa. Suasana hanya hutan sepi.

Kakinya mulai melangkah ke luar, dia menoleh ke belakang, ternyata rumah Tenma hanya gubuk kecil yang terlihat tidak terawat.

"Hmm... jadi dia tinggal sendirian, sudahlah! Ini bukan alasanku!" Rasa sakit itu ditahankan olehnya, dia terus berjalan hingga ke arah jatuhnya pesawat angkasa.

Suasana telah berubah menjadi malam, Tenma baru terbangun. Rahangnya masih merasakan rasa sakit. "Sial, wanita itu berani sekali memanfaatkan kebaikanku, tapi dia tidak langsung membunuh diriku di sini! Hmm... ada apa dengan wanita tersebut? Apakah dia ini adalah orang yang bisa dipercaya atau tidak? Mencurigakan sekali!"

Besoknya Tenma kembali lagi ke lokasi tersebut, di sana dia berhati-hati.

"Sekarang di mana wanita itu?"

Swungs....

Things...

Hanya beberapa langkah saja Tenma langsung diberikan sebuah serangan maut.

"Kenapa orang ini datang lagi ke sini? Pergilah, jangan ganggu aku!"

Meski tidak memahami apa yang dikatakan oleh Olivia, tapi Tenma merasakan kalau wanita tersebut sangat marah terhadap kedatangannya.

"Ternyata kau ini hebat juga bermain pedang, mari kita bertarung dengan lebih serius!" Mata Tenma memancarkan hawa membunuh.

Olivia merinding dengan hal ini, dirinya langsung disentak sejauh 2 meter. Tanpa banyak ucapan, langsung dirinya dikejutkan oleh kedatangan Tenma.

__To Be Continued__