webnovel

Moodboster

Seorang gadis polos yang pertama kali merasakan cinta. Terjebak rasa kagum pada teman sekelasnya selama tiga tahun dan berhasil move on karna kehadiran seorang ketua futsal yang tak lama langsung tersingkirkan akibat kehadiran seorang ketua basket. Perjalanannya mencari sesosok moodboster malah terjebak kejalan yang salah dan menjadi budak cinta. Rela mengorbankan semua yang ia punya demi seseorang yang ia anggap sebagai moodboster tapi nyatanya hanya seorang moodbreaker. Terlepas dari cinta yang membudakkan dirinya, ia fikir ceritanya akan selesai. Namun nyatanya semakin rumit karna kisah cinta segitiga dengan kedua sahabat lelakinya, sang mantan gebetan dan sang ketua futsal. "Selamat datang perjuangan yang berakhir pengorbanan"~Farel Ibrahim.

Lailanra · Adolescente
Classificações insuficientes
15 Chs

Yang Keempatbelas

Dikelas, masih terlihat anak-anak yang berkeliaran. Dan belum ada satu pun guru yang masuk dijam itu padahal bel istirahat sudah selesai. Alsa sang ketua kelas sendiri belum hadir dikelas selepas bertemu dengan Juna. Alsa hanya mampir ketoilet sebelum masuk kekelasnya.

Hingga terdapat didepan kelas seorang Aura yang dengan nafas terengah-engah membuat seisi kelas bingung dengan tingkahnya kala itu.

Dengan frontal Aura mulai berbicara didepan kelas.

"Kalian tau ngga?? ketua kelas kita lagi PDKT lohh, dikit lagi Alsa ngga jomblo lagi."

Mendengar perkataan Aura membuat seisi kelas heboh.

"Siapa-siapa cowonya?"

"Kok Alsa ngga bilang bilang sih."

Begitu yang dilontarkan sebagian anak dikelas.

Farel yang sedang mengobrol dengan Kalya pun terlihat heran dengan perkataan Aura tadi.

"Aura, emang siapa orang yang lagi deket sama Alsa?" tanya Farel ketika Aura lewat didepannya.

Dengan mengangkat bahu Aura menjawab "Entah, nanti juga lo tau siapa orangnya."

Aura langsung pergi dari hadapan Farel. Farel yang masih bingung langsung bertanya kepada Kalya. Kalya kan sahabat nya, pasti Kalya tau.

Baru mengambil tindakan dengan menghadapkan tubuhnya kearah Kalya, Kalya sudah menyambar omongan kepada Farel duluan.

"Alsa deket sama siapa ya, kok gue ngga tau sih. Alsa juga ngga pernah cerita." ucap Kalya.

Farel hanya mengerutkan alisnya.

"Setau gue Alsa cuma deket sama gue aja sih."

"Lo bener juga Rel. Berarti Aura udah tau kalau lo deket sama Alsa dan mau nembak Alsa?" ujar Kalya.

Dengan raut wajah bingung, Farel menjawab perkataan Kalya.

"Kalau sampai udah banyak orang yang tau kalau gue suka sama Alsa dan mau nembak dia, yang ada gue jadi bahan olok olokan sekelas."

Mereka pun diam sejenak memikirkan obrolan nya barusan.

"Terus?" tanya Kalya.

"Gue ngga mau jadi bahan olok-olokan orang karna cuma kelamaan dimasa pendekatan sama Alsa dan orang pasti akan ngangap gue digantungin sama Alsa." seru Farel.

"Terus?"

"Gue harus ngambil tindakan cepat Kal." Farel terlihat semangat dengan ucapannya kali ini.

"Gue harus nembak dia secepatnya!!"

Kalya mendengar ucapan Farel pun langsung nyengir kegirangan.

"Yaapppp, lo betull!!"

"Jadiin dia milik lo, dan tembak dia secepatnya."

"Oke itu pasti." ucap Farel dan langsung berdiri ingin melangkah pergi dari samping Kalya.

"SEKARANG!!!"

Baru satu langkah yang Farel pijakan, langkah nya pun langsung terhenti mendengar ucapan Kalya. Farel menoleh kearah Kalya.

"Iya, lo harus tembak sekarang. Ngga ada kata cinta yang harus ditunda-tunda!!" lanjut Kalya.

"Lo yakin Alsa mau nerima gue?"

"Alsa ngga bakal sia-sia in perjuangan seseorang. Apa lagi untuk dirinya."

Farel duduk disamping Kalya dan tertunduk sebentar. Ia sedang serius memikirkan keputusan yang harus ia ambil.

"Ayo temenin gue Kal." kata Farel menarik tangan Kalya dari tempat duduknya dan membawanya keluar kelas.

Kalya cukup kerepotan mengikuti langkah Farel yang begitu bersemangat.

Kalya melepas genggaman Farel dan menghentikan langkahnya.

"Kita mau kemana sih?"

"Anterin gue keluar sekolah, beli bunga buat Alsa." jawab Farel.

"Gue ngga akan datang dihadapan Alsa cuma nyatain perasaan gue tanpa gue harus bawa suatu barang yang berharga buat dia. Ini cuma seserahan kecil aja, seserahan besarnya nanti kalau udah ada janur kuning depan rumah Alsa."

Tanpa kata-kata yang Kalya ucapkan, Farel langsung menarik kembali tangan Kalya menuju belakang sekolah.

Setelah sampai disana, Kalya dengan raut wajah bingung mulai bertanya pada Farel. Untuk apa mereka kebelakang sekolah menghadap dinding besar yang memisahkan sekolah nya dengan jalanan umum.

"Lah, kita kenapa kesini??"

"Ya mau beli bunga lah." jawab Farel yang sepertinya sedang mencari-cari sesuatu.

"Tapi ini itu udah masuk jam pelajaran, nanti kalau ketahuan guru gimana kita berdua-duaan di belakang sekolah?" omel Kalya.

Farel yang sedang membawa sebuah bangku dan langsung meletakannya bersenderan dengan tembok pun terlihat geram dengan pertanyaan-pertanyaan Kalya.

"Udah ngga akan ketahuan guru. Cepet naik bangku!"

"Heuhhh... Gini nih kalau temenan sam aanak bandel." gerutu Kalya.

Dengan wajah heran Kalya masih diam ditempat ia berdiri tanpa mau mengikuti perkataan Farel.

"Susah banget suruh naik aja! hargain dong keputusan gue buat berjuan nembak Alsa sekarang!" ucap Farel.

"Tapi kenapa pake acara naik-naik bangku gini?" Kalya malah mengomel balik.

"Gue mau lo temenin gue beli bunga diluar sekolah, karna gue mau nembak Alsa dijam istirahat kedua nanti ditaman belakang sekolah. Dan buat sampai di tukang bunga luar sekolah, kita harus naik kebangku terus manjat tembok ini supaya ngga ketahuan guru kalau kita keluar sekolah dijam belajar. Pahaaammmm sekaranggg!!!!???"

"Oke, tapi kenapa ngga lewat pager depan aja??" tanya Kalya lagi.

"Duhhh, ortu lu ngidam bangke onta ya makanya lu kayak gini sekarang! Kallllyaaaa, kalau kita lewat pager depan terus keluar sekolah kita bakal diwawancarain satpam sekolah dulu. Udah izin ke piket belum, mau kemana kita pergi, harus ada barang bukti, harus alasan yang jelas, digeledah dulu sama tu satpam. Emang lo mau ngabisin satu jam berdiri diwawancarain satpam cuma buat keluar beli bunga disamping sekolah yang cukup butuh waktu 10 menit aja??"

"Ya enggak sih." jawab Kalya singkat.

"Yaudah, cepet naik duluan habis itu baru gue."

Akhirnya Kalya naik kebangku dan memanjat tembok yang tingginya sekitar 2,5 meter. Berhubung Kalya cewe tomboy yang bertenaga sama dengan cowok super jadi Farel tidak kerepotan mengangkat-ngangkat Kalya.

Setelah mereka berdua sudah berada diluar sekolah. Dengan hati-hati mereka berlari kearah tukang bunga yang jaraknya bersampingan dengan sekolah.

"Kata lo yang bagus yang mana Kal??" tanya Farel ketika sampai ditukang bunga.

"Ngga ada yang bagus. Gue ngga suka bunga." jawab Kalya datar.

"Oh iya gue lupa lo cewe jadi-jadian. Ngapain gue minta bantuan lo anterin kesini." ucap Farel.

"Lah yaudah gue balik nih ya." Kalya ngambek karna perkataan Farel.

"Yaudah sana, kayak berani aja manjat tembok sendirian buat balik."

Dengan ekspresi bt nya Kalya memanyunkan bibirnya dan berpaling hadapan dari Farel.

"Ini aja deh bang." akhirnya Farel sudah memilih bunga mana yang akan dia persembahkan kepada pujaan hatinya.

Merekapun langsung kembali kesekolah dengan memanjat tembok itu kembali.

Rencana mereka berdua keluar sekolah untuk membeli bunga pun akhirnya berjalan mulus tanpa ada hambatan.

Setelah memindahkan bangku yang yadi mereka pakai untuk memanjat, Farel sangat terkejut karna bel istirahat kedua yang sudah berbunyi. Itu pertanda bahwa aksi nya akan dimulai. Tapi Farel dan Kalya masih menunggu dibelakang sekolah tempat mereka memanjat pagar tadi.

⚪⚪⚪⚪⚪

Disisi lain terlihat Alsa dan Juna sedang berbincang ditaman belakang sekolah. Karna setelah waktu istirahat habis, jam berikutnya adalah jam pulang. Alsa dan juna sudah membawa tasnya. Jadi begitu terdengar bel pulang, mereka tidak perlu kekelas untuk mengambil tasnya lagi.

Mereka sedang berbincang dengan duduk dibangku taman belakang tanpa ada seorang pun yang berada disana selain mereka berdua. Alsa dan Juna tampak bahagia bisa berbicara berdua. Mereka duduk bersebelahan dengan tas mereka yang masing-masing mereka gendong dibelakang.

Mungkin mereka baru saja kenal, itu yang membuat mereka masih kaku untuk berbicara. Alsa yang gugup ditambah lagi Juna yang beku. Mereka sama sama bingung untuk berbicara apa.

Setelah agak lama mereka berdiam, akhirnya dengan gentle Juna pun mulai berbicara kembali dengan Alsa.

"Alsa kalau pulang sendirian?"

"Kadang sih, tapi kadang suka bareng sama temen." jawab Alsa.

"Diantar jemput sama Farel kan?" tanya Juna.

Alsa hanya mengangguk. Dari mana Juna bisa tau tentang Farel. Alsa sedikit bingung karna itu.

"Nanti dan selamanya Juna aja ya yang antar jemput Alsa." seru Juna

"Ngga usah Jun, yang ada malah ngerepotin Juna."

"Udah ngga apa-apa kok Al, kan ini kemauan Juna sendiri."

Akhirnya Alsa mengiyakan perkataan dan tawaran Juna.

Karna di taman belakang sekolah terlalu sepi, membuat Alsa merasa sedikit canggung terhadap Juna. Dan akhirnya merekapun memutuskan untuk langsung menuju ke lapangan parkir sekolah agar sekalian pulang jikalau bel pulang berbunyi.

Juna mengajak Alsa melewati tembok belakang sekolah tempat Farel dan Kalya berada untuk menuju ke lapangan parkir sekolah. Mereka berjalan sambil sesekali berbincang.

Disisi lain, Farel dan Kalya yang masih berada dibelakang sekolah sedang berbincang. Kalya terlihat sedang menata rambut Farel yang acak acakan, dan Farel sendiri sedang merapihkan baju seragamnya yang tadi sangat acak acakan.

"Udah rapi belum nih gue Kal??" tanya Farel.

"Udah boss. Gue yakin Alsa pasti mau nerima lo. Sumpah lo kece parah Rel." ucap Kalya menyemangati Farel.

Farel pun tersenyum mendengar kata-kata Kalya.

"Yaudah yuk Kal." ucap Farel dengan menghembuskan nafas perlahan.

"Bissmillahirahmanirrahim..." ucapnya dan langsung melangakah menuju ketaman belakang tempat Alsa dan Juna berada.