webnovel

Monster di Batavia

Berakhir dalam 11 - 12 Chapter terakhir. Kisah ini, adalah kisah dari sebuah harapan. Kisah ini juga kisah dari sebuah perjuangan. Kisah dari sebuah cita, kisah dari sebuah asa. Kisah dari seorang gadis bernama Anna, yang kehilangan ingatannya di tengah para penjajah VOC yang bisa merubah wujud mereka. Terbagi dalam tiga babak besar, dimana pada awal tiap babaknya akan di gambarkan keseluruhan alurnya dalam satu puisi singkat. Kisah ini mengangkat catatan sejarah bangsa dalam genre cerita fantasi yang mendebarkan. Mengambil setting di tiga masa berbeda, kisah ini akan membawa pembaca untuk bertualang dan menyaksikan koneksi dari perjuangan para pahlawan Nusantara. Cuplikan : "Di mana ini!?" kata pikirannya mengacau. ... Blap! Blap! ... tiba-tiba dua lampu pijar bersinar. "... Het feest!! ... kita sambut bersama ... ANNA!!" Kemudian ... desahan makhluk yang belum pernah ia dengar ... Slurrpp!! "... AAAAA!!!" "Jangan takut gadis manis, tulangmu tak akan kami sisakan sedikit pun"  "Tidak!" " ... mari kita lihat seperti apa rasa yang dimiliki daging lembutmu ... " "HHYYAAAAAAAA ... TIDAK TIDAK! ...  JANGAN ... JANGAN MENDEKAT! SANA PERGI ...  TIDDAAAAAKKKKKK!!!" Batavia 1628, sebagai salah satu wilayah jajahan VOC kota bergaya eropa ini berubah menjadi tempat yang sangat mencekam. Kemudian tepat di suatu bangunan megah yang berada di tengah kota, digelarlah suatu pesta dansa tepat saat pertengahan malam. Bulan bersinar bulat, tarian dan musik klasik pun mulai diputar, dan seketika lampu ruangan itu dimatikan. Saat itulah panggung mencekam Batavia dibuka....

Tom_Ardy · História
Classificações insuficientes
95 Chs

BAB VIII Arti Melindungi

XXXX, Negeri awan dan pelangi.

Perlahan langkah kaki Vannesia menapak mendekati sang anak laki-laki yang tersendu diam, di pinggiran tebing tanah putih tersebut.

Tetapi tak seperti pembawaannya yang kasar dan terus terang, langkah wanita muda itu kali ini begitu tenang dan tak mengundang perhatian. Seakan seorang ibu yang hendak membujuk anaknya yang marah. Meskipun langkah tenang itu masih dapat di sadari oleh mahluk hidup lain yang ada di sekitarnya, termasuk sang anak laki-laki yang sedang merundung di pinggiran tebing tersebut.

Terhenti pun langkahnya saat ia sampai di tanah di samping sang bocah. Sembari mengambil posisi berjongkok, ia tatap langit luas di depannya yang menghembuskan udara sejuk, sedikit membuat kulit mengigil.

"Jadi, ... maukah kau menceritakannya?" ucap wanita itu perlahan.

"... cerita apa?" balas sang bocah, dingin.

"Maksudku, tak mungkinkan kau tiba—tiba lari tanpa alasan?"

"..."

"hmm, begitu kah? ...

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com