XXXX, Negeri awan dan pelangi.
Perlahan langkah kaki Vannesia menapak mendekati sang anak laki-laki yang tersendu diam, di pinggiran tebing tanah putih tersebut.
Tetapi tak seperti pembawaannya yang kasar dan terus terang, langkah wanita muda itu kali ini begitu tenang dan tak mengundang perhatian. Seakan seorang ibu yang hendak membujuk anaknya yang marah. Meskipun langkah tenang itu masih dapat di sadari oleh mahluk hidup lain yang ada di sekitarnya, termasuk sang anak laki-laki yang sedang merundung di pinggiran tebing tersebut.
Terhenti pun langkahnya saat ia sampai di tanah di samping sang bocah. Sembari mengambil posisi berjongkok, ia tatap langit luas di depannya yang menghembuskan udara sejuk, sedikit membuat kulit mengigil.
"Jadi, ... maukah kau menceritakannya?" ucap wanita itu perlahan.
"... cerita apa?" balas sang bocah, dingin.
"Maksudku, tak mungkinkan kau tiba—tiba lari tanpa alasan?"
"..."
"hmm, begitu kah? ...
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com