"Kamu keringetan do???" tanya Ivi mengamati wajah Erlan.
"Ha?? Keringetan? Ah enggak kok.." ucap Erlan. Ivi lalu mengambil selembar tissue yang ada di depannya dan mengusap kening Erlan dengan tissue tersebut.
"Ini apa do kalau bukan keringat? Gak mungkin kan kalau air mata di kening??" protes Ivi.
"Hmm iya iya maaf.." ucap Erlan.
"Kamu kenapa keringetan? Bukannya di sini tuh dingin banget ya?? Aku aja yang pakai baju beginian gak kepanasan dan keringetan.." ucap Ivi.
"Gak kok gak apa-apa..." ucap Erlan.
"Do, beneran ya nanti maghrib sholat berjamaah.. Awas kalau enggak.. aku bakal marah sama kamu.." ucap Ivi mengancam.
"Kok gitu sih Vi? Terus kalau tiba-tiba aku ada urusan di luar gimana?" tanya Erlan.
"Ya aku gak mau tahu pokoknya harus tetap maghrib bareng, tapi terserah kamu deh kalau kamu gak mau juga gak apa-apa.. Aku gak berhak maksa juga.." ucap Ivi.
'Ini pasti marah nih kalau udah begini.. Duhh mau gak mau gue harus sholat.' batin Erlan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com