Hampir satu jam sudah Soa terduduk di depan toko itu. Ia memandangi langit di atasnya yang sudah semakin teduh. Sore mengukir dan beberapa jam lagi malam akan menjadi warna.
Soa merogoh saku bajunya. Dahinya langsung mengerut ketika hanya ada beberapa lembar uang kecil yang ia temukan di sana. Ia pikir jumlahnya cukup untuk membeli dua hamburger pengganjal perut sampai ia bertemu Arandra lagi besok. Akan tetapi untuk menyewa sebuah kamar tentu jumlah itu sangat jauh dari kebutuhan.
“Bagaimana ini? Aku telat sadar. Dua puluh empat jam aku harus menunggu Arandra, maka itu berarti aku juga harus melewati malam.” Soa sibuk memikirkan nasibnya. “Apa aku cukup berani untuk tidur di jalan?”
Ia lantas mendesah tidak tahu harus bagaimana. Terlintas Hanna di pikirannya, satu-satunya teman yang tidak memiliki permusuhan dengannya.
“Tapi jika aku ke tempat Hanna. Pasti dia akan terkena masalah.” Soa jadi lemas karena tidak menemukan harapan di sana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com