Magna menatap tamunya tajam, ia tak bersuara meski tetap memberi ruang untuk si tamu melangkah masuk ke kediamannya.
"Apa rencanamu? " Tanya si tamu bertubuh tegap yang berjalan sembari menyeret ujung bulu legamnya di lantai rumah Magna.
"Seperti yang kau inginkan, " Sahut Magna singkat.
"Dimana dia sekarang? "
"Aku memintanya pergi mengumpulkan bahan untuk ramuan, " Ucap Magna lagi dengan wajah tenang.
"Aku tidak melihat Fukiya mu, " Ujar si tamu yang rupanya sudah cukup mengetahui dengan detail tata letak lacasa milik Magna dan kebiasaan peri itu meletakkan senjata pamungkasnya, Magna tidak pernah melepaskan tali Fikiya dari pinggangnya meski ia berada dirumah namun kali ini benda itu tak berada di tempatnya, membuat si tamu menatapnya curiga.
"Untuk apa kau tanyakan benda itu? " Kali ini pertanyaan Magna hanya di respon dengan tatapan tak kalah tajam dari si tamu yang bergegas pergi.
Seakan mengerti akan apa yang berikutnya terjadi , Magna pun turut meninggalkan lacasa miliknya untuk kemudian terbang menuju hutan Lavanda.
Kepakan sayap terdengar seperti gemuruh memecah keheningan malam yang sejak tadi sudah membuat Ren semakin waspada, pemuda itu kembali menatap panik ke udara, sebuah hembusan cukup keras nyaris membuat Ren terpental, beruntungnya ia sudah berpegang kuat pada pohon Lavender yang berdiri menjulang di kanan kirinya, tak hanya itu tangan Ren dengan sigap memegangi tubuh Coleo yang juga turut terhempas.
Suasana kembali hening dan menyisakkan banyak pertanyaan dalam benak Hyunjin sementara Coleo tampak ketakutan, Ren menatap kunang-kunang itu dengan aneh "Apa kau tahu sesuatu? " Ren mencoba bertanya pada Coleo meski ia tahu hewan itu takkan memberinya jawaban, benar saja Coleo hanya menatap nanar ke arah Ren dengan sedikit gemetar tampaknya hembusan kencang tadi berasal dari sesuatu yang mengerikan.
Dari kejauhan sepasang mata mengawasi Ren dan Coleo dalam kegelapan, pemuda itu tak tahu apa yang harus ia lakukan meski firasatnya mengatakan bahwa situasinya sudah aman saat ini.
"Apa sebaiknya kita beristirahat terlebih dulu? " ujar Ren masih mencoba bertanya pada Coleo, kali ini hewan itu menggeleng dengan lucu, dengan ukuran tubuh sebesar keranjang anyam yang dibawa oleh Ren saat itu membuat hewan bersinar itu tampak menggemaskan saat berada di tangan Ren.
"Baiklah kita akan tetap berjalan, " Ucap Ren kemudian sembari membiarkan Coleo kembali terbang lebih tinggi dari Ren agar ia bisa menerangi langkah pemuda itu.
Sementara itu berseberangan dengan padang Lavanda Edgard masih tampak termenung dengan Valdom yang mendadak berubah, pintu dan jendelanya menghilang begitu saja, "Nerooo!!!! Dimana kau!! " Edgar masih berusaha memanggil pria centaur itu dengan panik.
"Apa yang sebenarnya sudah terjadi dimana mereka semua? " Edgar berjalan mondar-mandir di dalam valdom yang sudah seperti sebuah penjara tanpa pintu dan jendela meski ruangan disana masih tetap sama seperti sebelumnya.
Edgar mencoba meninju dinding Valdom berharap bisa meruntuhkannya agar ia bisa keluar dari sana dan mencoba mencari Nero namun usahanya sia-sia karena pukulannya tak sedikitpun menggoyahkan dinding kokoh itu.
"Tsk!!! Apa yang sebenarnya terjadi?!! " Gumam Edgar dengan kesal, namun tiba-tiba Valdom bergetar hebat, Edgar mulai panik, di saat bersamaan jendela dan pintu Valdom kembali muncul, pemuda itu bahkan menahan nafas saat deretan hal ajaib terjadi di depan matanya.
"Edgar, kau baik-baik saja?? " Tanya Nero yang baru saja membuka pintu Valdom dari arah luar.
"Bi…Bisakah kau jelaskan semuanya? " Tanya Edgar masih dengan wajah keheranan.
Nero hanya tersenyum tenang mendengar pertanyaan pemuda itu yang terlihat masih terkejut.
"Maaf aku lupa menjelaskannya sejak awal padamu," Ujar Nero sembari memberikan segelas air ke arah Edgar berharap pemuda itu segera kembali tenang.
"Mungkin Bonum sudah menjelaskannya padamu tentang para thormen yang selalu berkeliaran di mirabilis pada waktu-waktu tertentu, mereka adalah makhluk perusak yang cukup kuat dan mengerikan maka kami para centaur memilih untuk menghindari mereka daripada harus bertarung dengan mereka, oleh sebab itu sejak 200 tahun yang lalu kami meminta kepada Magna di padang Lavanda untuk memberikan mantra pelindung bagi Vallos land untuk menghindari peperangan sebelum kalian datang,kemudian Magna memberiku mantra Celaro yang di sampai saat ini digunakan untuk melindungi Vallos land dari para thormen, " Terang Nero panjang lebar.
"Apakah semua pemukiman menggunakan mantra pelindung? " tanya Edgar yang seketika teringat pada kedua temannya yang saat ini tengah berada di pemukiman lain untuk berlatih.
"Tidak,hanya Vallos land, padang lavanda dan viestria saja yang menggunakan nya,"
"Lalu Nymphodora? Bagaimana mereka menghindari serangan para thormen? " Edgar membayangkan Fargo mungkin tak aman disana.
"Mereka memiliki kebun buah mel, kau tahu kebun buah mel membuat para rhormen tak pernah menyadari keberadaan nymphodora hingga saat ini, para rhormen datang untuk menjarah makanan mereka tentu akan lebih memilih kebun buah daripada deretan jamur yang merupakan rumah para peri disana sementara Valdom kami di buat pada pohon vitrus yang tentu saja menjadi sasaran utama mereka oleh sebab itu kami membutuhkan mantra pelindung, "
Sekali lagi Edgar mengangguk paham, setelah mendengar penuturan Nero, pemuda itu justru menjadi merasa bahwa ia harus bertanggung jawab untuk mengembalikan Mirabilis menjadi damai kembali.
"Kami selalu diliputi rasa khawatir sepanjang waktu karena para centaurets tinggal terpisah dari kami meski valdom mereka tak begitu jauh, "
"Aku berjanji akan membuat Mirabilis seperti sedia kala, " Ucap Fargo membuat Nero sedikit terharu.
"Maaf nak,karena kami semua bergantung kepadamu dan kedua temanmu untuk pembebasan Mirabilis, kami sudah sangat lama menantikan kalian datang, dan saat waktunya tiba aku bersumpah bahwa kami penduduk mirabilis akan membuat kalian bisa melaksanakan tanggung jawab kalian dengan baik, berlatihlah dengan sungguh-sungguh, " Fargo hanya mengangguk.
"Ngomong-ngomong apakah mantra celaro hanya bisa menipu para thormen? " Tanya Edgar yang mulai merasa penasaran pada mantra itu.
"Tidak, tapi berlaku untuk semua makhluk dari lembah kelabu sebagian bahkan tak bisa menembus mantra pelindung kami dan membuat mereka tak mampu memasuki area vallos land, "
"Jadi begitu, aku dan Lea bukan dari lembah kelabu oleh sebab itu kami bisa masuk, "
"Ya, "
'Tokkkk… tokkkk … … tokkk'
Suara ketukan di pintu Valdom membuat perbincangan mereka terhenti, Nero bergegas membuka pintu Valdom.
"Maaf aku mengganggu kalian, aku diminta oleh Niga untuk mengantar ini, " Ujar seorang centauretts sembari menyerahkan sebuah keranjang.
Namun sebelum centauretts itu pergi ia tampak berbisik pada Nero.
"Baiklah terimakasih banyak Kabba, aku akan segera kesana, " Ucap Nero kemudian, setelah centauretts bernama Kabba itu pergi, Nero kembali menutup pintu Valdom dan membawa keranjang di tangannya kepada Edgar.
"Lihat, saatnya makan malam, ini adalah jus Vitrus dan salad jade vine, adikku yang membuatnya, kedua makanan ini akan sangat baik untuk memulihkan kondisimu setelah berlatih, makanlah terlebih dulu aku harus pergi untuk menemui seseorang," Ujar Nero lagi.
"Apa aku tak boleh ikut denganmu? "
"Tidak kali ini,segeralah makan malam, " Ucap Nero sembari melangkah pergi.
Setelah selesai dengan makan malamnya Edgar merasa jenuh berada di Valdom, ia sedikit merasa penasaran dengan telaga sanctuary di malam hari, akhirnya pemuda itu memutuskan untuk pergi menuju telaga sanctuary sebelum Nero kembali.