Suara riuh bersahutan, mengusik pendengaran Edgar, pemuda bermata sipit itu, mulai mengerjapkan matanya sembari mengumpulkan kesadarannya.
Ini adalah kali pertama Edgar merasakan tidur di dunia lain, rasanya tentu tak berbeda dengan saat ia tidur di dunia manusia, pemuda itu mulai bangkit dari ranjang yang sepenuhnya terbuat dari anyaman akar dan sulur tanaman rambat.
Karena suara tawa yang tak henti mengusik pendengarnya Edgar memutuskan untuk keluar dari kamarnya guna mengecek siapa sebenarnya yang terus tertawa bersahutan.
"Kau sudah bangun, segeralah bersiap kita akan segera pergi ke arena Gladius untuk berlatih, "ucap Nero yang tengah mempersiapkan beberapa anak panah dan pedang.
Sementara Edgar memilih untuk mengurungkan niatnya untuk mencari tahu darimana suara tawa bersahutan itu berasal.
"Ini baju perangmu, dan ini pedangmu,"ujar Nero sembari menyerahkan sebuah baju besi yang cukup berat dan sebuah pedang lengkap dengan tamengnya.
" Apa aku harus memakainya sekarang??"
"Tentu, aku takkan memiliki waktu mengganti pakaian di arena Gladius karena kau akan segera mendapat serangan saat kau menginjakkan kakimu disana, " Terang Nero lagi.
Tanpa banyak berpikir Edgar segera mengenakan baju besinya.
"Apa di arena gladius diperbolehkan untuk saling membunuh?"
"Tidak, tapi melukai sangat diijinkan, " Ucap Nero sembari menenteng pedangnya, pria centaur bertubuh gagah itu tampak semakin garang dengan pedangnya meski ia tak menggunakan baju besi.
"Ayo berangkat, " Sambung Nero lagi pada pemuda yang masih tampak belum terbiasa dengan baju besi yang terasa berat baginya.
Mata Edgar segera membeliak saat ia menyaksikan pemandangan di depannya, telaga sanctuary di penuhi para gadis centaur yang sering disebut dengan nama centauretts yang tengah bercengkrama di tepian telaga.
"Apa kau terpukau dengan mereka?? " tanya Nero meruntuhkan ketakjuban Edgar.
"Ee.. Ak.. Aku hanya sedikit terkejut, ya!!terkejut, " Sahut Edgar tergagap saat ia mendapat tatapan manis dari Niga yang juga berada di tepi telaga.
"Kalau begitu cepatlah kita akan terlambat, " Ucap Nero yang segera melangkah di depan Edgar, sementarapemuda itu tampak kesulitan untuk berjalan cepat karena baju besinya.
"Bisakah kau berjalan lebih pelan?baju ini sangat berat, " Ujar Edgar yang masih bersusah payah untuk menyusul langkah Nero.
"Kau harus mulai berlatih nak, biasakanlah tubuhmu dengan baju itu karena kau akan mengenakannya setiap hari, " Timpal Nero tanpa menoleh sedikitpun pada Edgar yang tertinggal cukup jauh di belakangnya.
Beruntunglah Edgar tak banyak mengeluh seperti Fargo jadi dia segera mematuhi perintah Nero tanpa banyak protes.
"Suara denting pedang semakin jelas terdengar, Edgar yang semula hampir menyerah mendadak jadi bersemangat, entahlah jiwa pemuda itu memang menyukai pertarungan, mungkin itulah mengapa sihir di tubuhnya terletak di hampir seluruh tubuhnya karena dia akan lebih banyak menggunakan seluruh tubuhnya untuk bertarung.
Nero berdiri di gerbang batu arena Gladius menunggu Edgar menyusulnya.
"Wow!!! Mereka semua terlihat sangat kuat, apa centaur di vallos land memang sebanyak ini?? " tanya Edgar
"Ya, Vallos land adalah rumah kami, kurasa sudah cukup takjubnya, majulah!! "
'Brukkkkkkkk' Nero mendorong Edgar masuk ke arena Gladius, pemuda itu tersentak hebat saat ia jatuh tersungkur, 2 centaur dengan pedang mereka sudah berdiri gagah di hadapan Edgar, pemuda itu segera menoleh ke arah Nero dengan penuh tanya.
"Bertarunglah dengan mereka Daksha tunjukkan pada mereka bahwa kau memang layak menjadi ksatria!!! " Ucap Nero pada Edgar sekaligus membuat centaur yang lain sontak menghentikan aksi pertarungan mereka dan mengalihkan perhatian mereka pada Edgar yang baru saja berusaha keras untuk berdiri dengan baju besinya yang semakin terasa berat.
"Nero, apa yang kau katakan itu sungguhan?pemuda ini Daksha? "
"Tentu, dan Bonum yang mengirimnya kemari, " Ujar Nero.
Mendadak beberapa semua centaur mundur menjauhi Edgar, "ada apa, kenapa mereka menjauh? " Tanya Edgar heran.
"Itu karena mereka menghormatimu, Vale!! Bertarunglah dengannya dan yang lain berikan mereka cukup ruang sebentar saja, " Titah Nero yang segera di patuhi oleh para centaur termasuk centaur muda bernama Vale yang tampak gagah dengan tombak nya.
Vale menunduk memberi hormat, " Saya mohon hindarilah serangan saya tuan Daksha, saya akan melakukannya dengan cepat, " Ucapan Vale seketika membuat tubuh Edgar merinding, karena sejujurnya ia belum benar-benar siap untuk bertarung, namun saat matanya terpaku pada Vale yang berlari cepat menuju ke arahnya dengan tatapan tajam tubuh Edgar mulai merasakan getaran panas yang pernah ia rasakan saat ia bertarung dengan monster milik bonum di Viestria.
'Brakkkkkk' tubuh Edgar terpental jauh terkena tendangan kaki belakang Vale yg tak terduga membuat pemuda centaur itu menatap panik, dan bergegas menyusul tubuh Edgar yang terkapar dengan baju besinya, " Apa-apaan getaran panas tadi kenapa tak bekerja, " Batin Edgar merasa ia tak sekuat sebelumnya.
"Tuan Daksha apakah anda baik-baik saja, maafkan ak—"
"Aku baik-baik saja aku hanya terkejut dengan serangan mu yang luar biasa cepat, ayo lanjutkan lagi ini baru permulaan bukan?? " Ucap Edgar sembari bangkit berdiri dengan bantuan Vale.
"Apa baju itu menyulitkan anda?? " tanya Vale yang melihat Edgar tampak kesulitan untuk berdiri.
"Begitulah, " Sahut Edgar.
"Nero, bolehkah tuan ksatria melepas baju besinya ia tampak sulit bergerak dengan pakaiannya?? " ujar Vale meminta ijin pada Nero.
"Tidak, itu bagian dari latihannya jadi dia harus terbiasa, " Terang Nero menegaskan.
"Jangan cemaskan aku sekarang giliranku untuk menyerang kan?? " tanya Edgar yang segera di beri anggukan oleh Vale.
'Tranggggggg' Edgar mengayun pedangnya ke arah Vale dan dengan mudah di tahan oleh pemuda centaur itu.
'Bammmmm' sekali lagi pukulan jarak dekat dari Vale menghantam Edgar dan membuat pemuda itu tersungkur, para centaur yang menyaksikan itu tampak kecewa, namun Vale kembali mendekat dengan cemas.
"Vale!! Jangan Kasihani dia, anggaplah dia musuhmu, hajar saja hingga dia terluka parah!!" Titah Nero pada Vale.
Edgar yang mendengar itu segera menaikkan kewaspadaannya karena Vale sangat patuh pada Nero,Vale mengankat kakinya tinggi dan siap menghujamkan kaki centaurnya pada kepala Edgar
'Traaakkkkkkkk!!! ' Edgar menahan kaki Vale dengan kedua lengannya yang di silangkan di depan wajahnya beruntunglah karena ia mengenakan baju besi jika tidak pasti tulang lengannya sudah remuk terkena hujaman kaki Vale.
Edgar menahan dengan sekuat tenaga, sementara Vale menginjak lebih keras.
Getaran panas di tubuh Edgar kian menjadi jadi, pemuda itu baru menyadari bahwa rasa panasnya bisa meningkat, asap mulai keluar dari pori-pori kulitnya,dan semakin lama panasnya tak terkendali namun justru berbalik menjadi terasa dingin pada tubuh Edgar.
'Wushhhhhhh' tiba-tiba api berkobar muncul dari tubuh Edgar menembus baju besinya bersamaan dengan itu Edgar merasakan tubuhnya menjadi jauh lebih kuat dengan mudah Edgar membuat Vale terjungkal karena dorongan kuat Edgar pada kaki Vale yang semula menginjaknya.
Edgar tak lagi merasa baju besinya berat, pemuda itu kini berdiri dengan gagah dengan sekujur tubuhnya dipenuhi kobaran api , namun anehnya Edgar tak terbakar sama sekali, semua mata menatap tak percaya pada Edgar.
"Vale!! Jangan berhenti serang dia!!! " teriakan Nero kembali terdengar Vale mengangguk singkat dan berlari cepat sembari menghunuskan tombaknya pada Edgar, kali ini dengan sangat mudah Edgar menghindarinya.
Pertarungan mulai terjadi antara Vale dan Edgar dengan tubuh apinya.