Mansion Grinson
"Gretta berangkat. Terima kasih semuanya! Gretta, sayang kalian."
Eh?
Gretta ikut terdiam melihat reaksi dari para barisan maid yang berdiri di depanya. Emang apa yang salah dengan ucapannya? Ia kan hanya ingin mengatakan hal yang sebenarnya biasa saja.
Ya, biasa bagi orang yang tidak mengenal siapa itu nona muda Grinson. Tapi, bagi mereka yang mengenal Gretta, mendengar kata keramat terima kasih adalah hal yang paling langka.
"Ada apa?" tanya Gretta dengan kelopak mata berkedip pelan, masih menatap mereka dan tatapannya berhenti lama pada sang nanny yang juga terdiam, sebelum akhirnya menggelengkan kepala seakan sadar dari hipnotis sang nona.
"Tidak ada, Nona Gretta. Sebaiknya Nona segera berangkat kuliah, semoga hari ini semua lancar dan dihindari dari masalah," sahut Anna mendoakan dengan tulus.
Hari ini ada yang aneh menurut Anna. Namun, ia berusaha untuk biasa saja dan mencoba mengabaikan perasaan tidak enak di hatinya.
Gretta mengangguk kecil mendengarnya, kemudian kembali memasang senyum dan meninggalkan para maid di belakang sana, yang mulai berdengung layaknya lebah.
Benarkah itu nona Gretta mereka?
"Anna! Ada apa dengan Nona Gretta?"
"Tidak tahu."
"Tidak mungkin jika Nona tiba-tiba berubah kan?"
"Tidak tahu, lebih baik segera bekerja," usir Anna dan akhrinya mereka pun menyerah saat ia memerintah kesal.
Tinggalkan para maid dan rasa penasarannya, kembali pada Gretta yang saat ini berjalan menuju teras dan bertemu dengan Randie yang sedang menyiapkan mobil.
"Selamat pagi, Nona!" sapa Randie seraya membungkukkan punggung sekilas.
"Pagi Randie. Antar saya ke kampus, saya sedang malas mengendarai mobil sendiri," sahut Gretta meminta, seraya memasuki mobil dan duduk di belakang, tanpa peduli saat Randie menatapnya tak berkedip.
Sepertinya memang ada yang aneh dengan hari ini, namun Randie segera mengangguk dan menggelengkan kepala mengabaikan apa yang terjadi. Baginya, perintah sang nona adalah mutlak.
"Baik, Nona!"
Brakh!
Brumm!
Tidak butuh waktu lama untuk Randie mengendarai mobil sampai di pelataran kampus besar tempat sang nona menimba ilmu. Randie juga segera keluar dan membukakan pintu untuk Gretta, yang keluar dengan wajah yang kembali datar.
Kemana ekpresi cerah sang nona saat di rumah? Kenapa saat ini kembali menjadi seperti itu?
"Jangan jemput saya, Randie. Saya ingin main di apartemen Starla, kamu mengerti?" ujar Gretta saat ia sudah berdiri di samping Randie yang mengangguk kecil.
"Saya mengerti, Nona."
"Hn." Gretta hanya bergumama kecil, kemudian meninggalkan Randie yang menatap punggung san nona sedikit aneh.
Sejak kapan Nona Gretta main ke apartemen Nona Starla? Ini sangat aneh, pikir Randie sedikit bingung.
Meskipun bingung, Randie yang sudah menerima perintah memilih untuk menurut dan akhirnya ia pun meninggalkan pelataran kampus, menaiki mobil kembali menuju mansion Grinson.
Brumm!
Kembali kepada Gretta, yang saat ini sedang berjalan menuju koridor kampusnya. Ia berjalan dengan langkah tegak, dagunya terangkat dan menatap sekitar tanpa minat, datar.
Sepanjang lorong yang dilaluinya, ia berusaha acuh saat banyak tatapan mata mengarah padanya. Entah itu tatapan memuja, iri, benci bahkan tatapan takut kepadanya.
Gretta hanya bisa mendengkus dan membiarkan tatapan itu tetap melayang untuknya. Ia tidak peduli dan bahkan saat ada mahasiswi yang mengkerut takut saat berpapasan dengannya, ia tetap jalan lurus tanpa niat berhenti karena merasa tersinggung.
Sungguh, Gretta sama sekali tidak pernah menghajar atau membully seseorang. Ini semua karena Elena, yang dianggap mereka kaki dan tangannya. Tapi, Gretta sekali lagi tidak mempermasalahkan, sebab kini Elena sudah menjadi teman sungguhannya.
Ya, Elena dan Starla adalah temannya, yang saat ini sedang menunggunya di depan pintu kelas pagi mereka.
Baginya, asalkan kedua temannya itu senang ia akan membiarkan orang lain menganggapnya kejam dan lain sebagainya.
"Selamat pagi, Gretta!" sapa keduanya, saat melihat Gretta berjalan menghampiri.
"Selamat pagi!" balas Gretta ketika ia sampai di depan Elena dan Starla yang segera berdiri di samping kiri kanannya, merangkul lengannya erat.
Grep!
Gretta merasakan perasaan senang saat merasakan rangkulan ini. Ia bahkan membiarkan Starla dan Elena menyeretnya, padahal biasanya ia akan menghempaskan seseorang yang mencoba menyentuhnya.
Tidak apa-apa, mereka temanku, pikir Gretta saat kini ia dibawa berjalan menuju sebuah bangku taman.
"Duduk, Gretta," ujar Starla seraya mendudukan Gretta di tengah-tengahnya antara Elena.
Gretta menurut dan menatap keduanyaa bergantian "Ada apa?" tanyanya bingung.
"Tidak ada, Gretta. Tapi, apakah kamu sudah sehat?" lanjut Strala berbasa-basi.
Ah!
Gretta kembali tersenyum senang akan pertanyaan dari Starla yang mengkhawatirkannya. Ia mengangguk segera dan memamerkan senyum semringahnya "Aku sudah sehat, Starla. Terima kasih."
"Syukurlah kamun sudah sehat, Gretta," timpal Elena ikut memasang wajah lega.
"Berkat doa kalian. Terima kasih juga, Elena," sahut Gretta kembali tersenyum kecil.
Eh!
Elena dan Starla sontak terdiam mendengar ucapan terim kasih dan senyum dari Gretta. Keduanya bahkan harus tersentak kecil, kala suara Gretta terdengar menayakan khawatir keadaan mereka.
"Kalian kenapa? Kok melamun seperti itu?" lanjut Gretta bingung.
"Oh! Ah! Tidak, kami tidak apa-apa. Iya kan, Elena?" sahut Starla yang lebih dulu menanggapi pertanyaan Gretta, ia juga segera bertanya kepada Elena untuk pembenaran.
"Ya, kami tidak apa-apa, Gretta," timpal Elena mengangguk kecil.
"Syukurlah kalau kalian tidak apa-apa. Aku pikir ada apa," tukas Gretta seraya menghembuskan napasnya kecil "Kalau begitu sebaiknya kita ke kelas. Yuk!" lanjutnya mengajak.
Elena dan Starla pun mengangguk, kemudian mengikuti jejak Gretta yang sudah beranjak dari duduknya dan berdiri menjulang di depan mereka.
Tidak masalah dengan berdiri di depan mereka, namun uluran tangan Gretta yang terlihat menerima mereka dan tatapan mata bersahabat itu yang membuat mereka tertegun.
"Yuk! Pegang tanganku," ujar Gretta lembut.
Eh!
Sekali lagi mereka tertegun, sebelum akhirnya menerima uluran tangan dan berdiri berhadapan dengan Gretta yang masih tersenyum.
"Mari kita berpesta setelah ini. Okay, girls!"
Gretta…
Beberapa jam berikutnya…
Pelajaran kuliah untuk hari ini selesai, seperti yang direncanakan oleh ketiganya jika setelah ini akan ada pesta kecil untuk Gretta, maka itu ketiganya pun bersiap hendak menuju ke apartemen Starla untuk melaksanakan niat tertunda ini.
Kini, ketiganya terlihat ada di dalam mobil milik Elena, rencananya membeli makanan dan minuman untuk pesta kecil mereka baru kemudian ke apartemen.
Sampai di sebuah supermarket, ketiganya mencari makanan dengan Starla meminta Gretta mencari di rak lain yang diangguki segera. Lalu, saat Gretta sudah meninggalkan keduanya, terlihat keduanya yang mulai berbisik entah membicarakan apa, yang jelas terlihat sekali jika ini rahasia antara mereka tanpa Gretta ikut serta.
"Bagaimana menurutmu?"
"Entah lah."
"Tapi, kita sudah sepakat dengannya."
"Kalian berbisik apa?"
Bersambung.