Peluh menetes dari pelipis Erik, turun leleh sampai ke dagu, menetes lagi ke celah dada dan otot-otot perutnya yang berpetak-petak. Tak hanya perut, keringat juga menerjang deras di punggungnya yang bertato garuda.
Lina masih menatap pemandangan indah itu tanpa berkedip. Gadis itu menunggu Eric menghajar sandsack dengan sarung tinjunya. Otot lengan Eric mengencang dan melentur, sungguh pemandangan yang menggiurkan bagi gadis seusianya yang sedang puber.
Lina melantur, ia sedang membayangkan bagaimana rasanya berkelung manja dalam dekapan hangat lengan kekar itu.
"Apa yang sedang ku pikirkan?! Bahkan menyentuh pria saja aku tidak bisa." Keluhnya cepat-cepat menepis bayangan itu. Berbeda dengan Ameera yang sembuh begitu menyadari bahwa ia tak mengalami pemerkosaan. Lina jelas-jelas mengalami hal itu dan traumanya belum bisa sembuh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com