Nana menghela napas panjang, lalu berucap, "Fiuuhh, aku baru saja dikejar sesehantu yang mengaku dirinya tampan, Mei."
"Sesehantu?" tanya Yushen, heran.
"Iya, bukan seorang lelaki, tapi sehantu lelaki," sahut Nana. Napasnya masih ngos-ngosan.
Hana melotot pada kakaknya. Namun, Nana memusatkan pandangannya pada pojok ruangan. Hana pun mengikuti arah yang saudarinya maksud.
"Astaga, itu 'kan Sifeng Gege! Kenapa dia bisa berasa di sini, Jie?" Hana tersentak, kaget.
Zhang Yushen juga menoleh ke arah padangan kedua gadis itu terfokus. Namun, tak ada apa pun di sana. Yushen tidak melihat siapa pun, hanya meja dengan empat kursi kosong mengelilinginya.
Yushen mengernyit, dan menatap secara aneh kepada Hana dan Nana.
"Ada apa? Apa yang kalian lihat, heh?" tanya Yushen, Yushen kini pun terlihat penasaran.
"Hahaha ... aku lupa kalau Yushen Gege tak dapat melihat hantu itu." Nana tertawa sambil menepuk jidatnya sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com