Aku mencubit pantatnya yang menyenangkan lagi dan dia berteriak. "Sarapan sudah di meja." Kataku, masih menyeringai saat aku berjalan menuju ruang makan. Aku melirik ke belakangku, tepat pada waktunya untuk melihatnya menatap pantatku, wajahnya memerah. Aku tertawa dan dia bertemu mataku. Kontaknya listrik dan yang ingin aku lakukan hanyalah mencabuli dia di sini di lantai. Sial, aku sangat tersesat pada wanita ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com