webnovel

mentari untuk pangeran

nasional

Umar_Masykur55 · Fantasia
Classificações insuficientes
2 Chs

BAB 1

BAB 1

MENTARI UNTUK PANGERAN

Judul : mentari untuk pangeran

Bab 3

Suara alarm berbunyi membuat Adam terkejut dan segera bangkit dari tidur nya,dilirik nya jam itu menunjukkan pukul 6:00.

Adam celingukan kesana kemari mencari mentari tetapi tak mendapati gadis manis itu.

Adam mengambil ponsel nya dan menelpon nomor mentari,sebuah ponsel diatas tempat tidur berdering ternyata itu adalah ponsel milik mentari yang tertinggal dalam kamar Adam semalam.

Adam mengambil ponsel tersebut dan meendapati potret diri mentari yang terpampang dilayar handphone.

Adam tersenyum melihat gaya mentari berpose.

Adam mengirim gambar foto itu ke handphone nya dan menjadikannya wallpaper.

Adam beranjak dari tempat tidur nya dan menuruni tangga menuju kamar mentari.

Tari masih belum terbangun dari tidur nya.

Adam memasuki kamar mentari dan duduk disebelah mentari yang masih terpejam.

Adam menatap wajah mentari.

"Kau itu cantik kalau tak bawel." Adam mengelus pipi mentari.

Mentari terkejut dan terbangun dari tidur nya,Adam langsung menarik kembali tangannya.

"Eh tuan,maaf saya telat bangun,,apakah tuan mau mandi atau sarapan dulu.?" Tanya mentari dengan bergerak kesana kemari karena tidak tenang.

Mentari melihat jam yang sebentar lagi menunjuk angka tujuh.

Dengan rambut yang masih acak-acakan mentari menarik tangan adam dan membawanya keluar dari kamar.

Adam menjadi bingung apa yang dilakukan mentari.

"Tuan ayo kita siap-siap,, tuan akan terlambat pergi kekantor." Kata mentari dengan berjalan terburu-buru.

Adam langsung memberhentikan langkahnya,mentari masih menarik tangan Adam dan tidak bergerak sedikit pun.

"Ayooo tuan cepat mandi." Mentari menarik sekuat tenaga tetapi masih tidak bergerak.

"Mentari ini hari libur." Kata Adam santai.

Mentari langsung menengok kearah adam dan perlahan melepaskan tangannya.

"Hehehe baiklah kalau begitu,,tuan nikmati hari libur anda,aku akan kembali tidur." Kata mentari berlalu hendak meninggalkan Adam.

Adam menarik kerah baju mentari dari belakang persis seperti kucing menggendong anaknya.

"Yang libur adalah aku,kau tidak." Kata Adam.

Mentari menggeliat minta dilepaskan.

Adam melepaskan pegangannya dan membuat mentari jatuh terduduk dilantai.

"Aduuh,,,,dasar kau...." Mentari menggosok pantatnya meringis kesakitan dan hendak melampiaskan nya pada Adam.

Dengan kedua tangan melipat didada Adam melototi mentari yang masih terduduk dilantai.

Melihat itu mentari mengurungkan niatnya.

"Maaf tuan." Kata mentari sambil nyengir kuda.

"Pergi cuci wajah mu,,habis itu buatkan aku sarapan nasi goreng seperti yang kau buat semalam." Adam berlalu ke meja makan dan meninggalkan mentari.

Perihal nasi goreng semalam membuat lidahnya memberontak minta dibuat kan kembali.

" Jangan lamban." Kata nya lagi dengan duduk santai.

"Baik tuan." Mentari mulai bangkit dari duduk nya.

Alangkah malu nya mentari karena Adam melihat wajah nya baru bangun dari tidur dan kusut seperti ini.

Dengan cepat mentari mencuci wajahnya dan merapikan rambut nya.

Dengan masih mengenakan pakaian tidur ia kembali kedapur,Adam masih menunggu dengan duduk manis.

Mentari mulai meracik satu persatu bumbu.

Adam berdiri dari duduknya dengan rasa penasaran ia mendekati mentari.

"Aku ingin melihat mu membuatnya dari dekat." Kata Adam melihat mentari yang asik dengan peralatan memasak.

"Baik lah,biar kutunjukkan satu persatu bahan-bahan ini." Kata mentari.

Mentari memberikan pisau dan bawang yang berada diatas talenan kepada Adam,menyuruhnya untuk memotong bahan masakan itu.

Dengan panduan dari mentari Adam mengikuti nya.

Dan akhirnya mereka memasak nasi goreng berdua.

Sambil memasak mentari menceritakan sebuah kisah lucunya dulu saat masih bersama kedua orang tua nya.

Mendengar mentari menceritakan kisah lucu itu membuat Adam tertawa.

Mereka berdua tertawa bersama.

Bi Wati dan tejo memperhatikan mereka berdua dari balik dinding dapur.

Melihat tuannya tertawa begitu riang membuat ia bahagia sekalipun sedih.

"Sudah lama tuan tidak tertawa seperti ini ya Jo,,mentari berhasil membuat nya sesenang ini setelah apa yang dilalui nya,wajah yang biasanya nampak dingin itu sudah kembali cerah." Kata bi Wati pada Tejo sambil mengelap butiran bening yang jatuh dari pelupuk matanya.

"Iya bi,,aku juga ikut bahagia melihatnya.." kata Tejo dengan raut wajah sedih.

Masakan selesai mentari menghidangkan nasi goreng keatas meja dan meletakkan dua buah piring makan.

Adam selesai mencuci tangan nya di wastafel dan beranjak duduk kemeja makan.

Mentari menyendokkan nasi goreng dan memberikannya pada adam,kemudian melakukan nya lagi untuk dirinya.

Adam memperhatikan itu. " Kenapa dipisah.?" Tanya nya pada mentari.

Mentari hanya bengong.

"Aku mau seperti semalam,sepiring berdua." Protes nya lagi dan menjauh kan piring yang akan diisi oleh mentari.

Mentari menyipitkan matanya pada adam,berpikir bahwa sebenarnya apa yang diinginkan pria ini.

"Selera makan ku bertambah jika makan sepiring berdua dengan mu." Kata Adam berbohong.

Sebelumnya Adam adalah pria dingin dan tak berperasaan.

Semua orang segan terhadapnya.

Dengan datangnya mentari dalam hidup nya membuatnya berubah.

Entah perasaan apa yang membuatnya selalu ingin berada didekat mentari dan ingin selalu diperhatikan oleh mentari.

Walaupun dia memiliki Tungan yang dijodohkan oleh kakeknya,dia tidak memiliki rasa apapun terhadap wanita itu,sedangkan mentari hanyalah sebuah alat penebus hutang kedua orang tuanya.

Mereka berdua makan dengan lahap.

" Tuan aku sudah kenyang,aku ingin mandi." Kata mentari menyenderkan punggungnya ke senderan kursi karena kekenyangan.

"Aku juga akan mandi." Balas Adam.

"Baik lah kalau begitu biar aku siapkan airnya untuk mu dulu." Mentari hendak beranjak dari tempat duduk nya.

" Tidak perlu,kita kekolam renang saja." Adam menarik tangan mentari menuju kolam renang di halaman belakang.

"Tuan aku tidak bisa berenang." Kata mentari.

"Jangan berbohong mentari,perempuan super aktif seperti mu mana mungkin tidak bisa berenang." Kata Adam kini mereka telah sampai pada teras ditepi kolam.

Adam menggendong mentari dan hendak melemparkannya ke air.

" Benar tuan,,aku tidak berbohong,, tolong turunkan aku..." Kata mentari memelas tetapi adam telah menceburkan nya kekolam.

Mentari berusaha menggapai pinggiran kolam,kaki nya jga tidak sampai menyentuh dasar yang berarti kolam ini dalam.

Mentari terus meminta pertolongan.

Adam masih tidak mempercayai nya dan membiarkan nya.

" Berenang itu hal yang mudah mentari,ayolah." Kata Adam.

Mentari semakin tidak bisa bernapas dan perlahan dirinya tenggelam ke dalam air,tangan dan kaki nya pun sudah melemah.

Melihat mentari yang sudah tidak bergerak, timbul lah kepanikan pada diri Adam.

Dia memanggil mentari tetapi tidak pergerakan sedikit pun.

Adam terjun kedalam kolam dan membawa mentari ke pinggiran.

Mentari telah pingsan.

"Tari..tari...bangun tari." Adam menepuk pipi mentari dengan panik.

Adam menempel kan telinga nya ke dada mentari dan mendengarkan detak jantung nya,kemudian ia menekan-nekan dadanya dan memberikan napas buatan.

Mentari pun terbatuk dan memuntahkan begitu banyak air.

"Bi bi wati panggil kan dokter,,cepat." Kata Adam.

Mereka semua berkumpul menolong mentari.

Dokter telah datang memeriksa mentari.

" Bagaimana dokter.?" Tanya Adam.

"Syukur dia masih bisa selamat tuan Adam.sekarang biarkan dia istirahat dulu." Kata dokter dan memberikan beberapa resep obat kepada Adam.

Adam duduk di tepi ranjang milik adam,ya Adam membawa mentari ke kamar nya.

Dipegang nya tangan mentari erat-erat dan meletakkan tangan mungil itu ke keningnya.

" Maaf kan aku mentari,,maaf kan aku." Jika saja Adam mendengarkan mentari mungkin ini tidak akan terjadi, sekarang hanya tinggal penyesalan.

Adam merebahkan dirinya disebelah mentari,menatapi wajah wanita itu lekat-lekat.

Mentari terbatuk dan perlahan terbangun.

Mentari membuka matanya dan memperhatikan sekitar,ia terkejut ketika mendapati Adam di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan disini,,apa kau mencoba untuk membunuhku lagi." Kata mentari berusaha bangkit dari tidurnya.

"Mentari tenang lah dulu,,maaf aku,aku tidak bermaksud seperti itu." Adam menahan tubuh mentari.

"Pergi kau,jangan sentuh aku.." mentari menepis kedua tangan Adam dan berjalan terhuyung ke arah pintu keluar.

"Mentari dengarkan aku.. beristirahat lah dulu." Adam mencoba menyusul nya.

Dengan keadaan mentari yang masih lemah,kaki nya tak kuat menopang tubuh nya sehingga ia terjatuh,dengan sigap adam menjadi tameng untuk nya.

Buuk..mentari terjatuh di dada bidang milik adam.

Dengan mata sayu mentari mendongakkan kepala nya untuk melihat wajah Adam.

" Mentari aku minta maaf,aku benar-benar tidak tahu kalau kau tidak bisa berenang,,maafkan aku mentari maafkan aku." Tangan adam membingkai wajah mentari.

Ada sesuatu yang bergejolak dihati mentari oleh perlakuan Adam.

Mentari kembali menepis tangan Adam dan menjauhkan dirinya dari adam.

Mentari tak menanggapi apapun penjelasan Adam.

Ia berjalan kembali kekamarnya,dengan meminta bantuan dari bi Wati

Yuk baca di aplikasi WEB NOVEL

kita saling membaca

Umar_Masykur55creators' thoughts