webnovel

Tidak ada yang tulus di dunia ini

Loria terbangun di tengah malam. Bahunya sedikit pegal karena salah posisi waktu tidur. Ia mengecek ponselnya dan terkejut karena lupa mematikan data seluler ponselnya.

"Astaga, bisa-bisa kuotaku habis kalau begini," ujar Loria bermonolog.

Setelah Loria mematikan data selulernya ia tertarik untuk melihat-lihat isi obrolan dalam grupnya. Ada grup kelas, grup klub bela diri, dan grup teman-temannya yang lain.

'Selamat tahun baru semuanya. Duh mengasyikan sekali acara barbeque di rumah Sasha tadi.'

'Hoo iya, benar sekali. Seluruh anggota kelas kita ikut kan tadi?'

'Iya, sudah semua kok. Oh iya, aku lupa mengirim foto selfie kita tadi.'

Loria menggeser layar ponselnya, menampilkan foto-foto kebersamaan temannya tanpa dirinya. Sudah semua? apanya yang sudah semua? dirinya tidak tahu sama sekali kalau ada rencana untuk mengadakan pesta barbeque sekaligus acara reuni.

Waktu telah berjalan beberapa bulan, dan hampir setahun setelah kelulusan dirinya dari SMA tempat ia bersekolah. Semua teman Loria memang bersikap baik di depannya. Tersenyum manis dan menyapa. Tapi apa Loria tahu maksud yang ada di dalam hati mereka? tentu tidak. Namun Tuhan baru-baru ini membukakan kedua matanya lebar-lebar. Bukan hanya dengan masalah ini, kalau hanya diukur dengan masalah acara barbeque ini mungkin Loria patut dicap sebagai orang yang sentimentil. Tapi Loria mengetahui sesuatu hal yang membuat dirinya tersadar bahwa ia selama ini sebenarnya selalu sendiri.

Tepatnya dua bulan lalu dari sekarang. Loria waktu itu pergi ke sebuah tempat perbelanjaan yang ada di wilayahnya. Dia membeli makanan bersama keluarganya. Setelah selesai makan Loria mencuci tangannya di wastafel restoran tersebut.

'Argh, tiba-tiba kebelet pipis. Aku harus pergi ke toilet,' batin Loria seraya buru-buru pergi ke toilet.

Sebenarnya para wanita sudah memelototi Loria. Yang benar saja, sesosok manusia berparas persis lelaki dengan tubuh jangkung setinggi 178 cm masuk ke dalam wc perempuan.

"Maaf mas, tapi ini---"

"SAYA ITU PEREMPUAN! aduh sudah tidak tahan lagi...permisi saya sedang buru-buru," potong Loria. Kali ini ia benar-benar tidak bisa menahannya. Sudah menjadi kebiasaan Loria untuk pipis setelah makan. Ada-ada saja.

Staf pembersih wc tersebut hanya bisa termenung, terdiam, dan tertegun.

"Saking glow up nya malah berubah jadi ganteng. Bahkan lebih ganteng daripada lelaki tulen," ujarnya seraya memeluk gagang sapu.

Tinggalkan soal penjaga wc yang terpesona dengan Loria. Kini Loria sudah menuntaskan panggilan alamnya. Membersihkan bagian penting dan membenarkan celananya. Sedetik sebelum ia membuka pintu bilik wc ia terhenti.

"Apa kau ada dapat kabar tentang Loria?" tanya seorang gadis.

"Ha? Loria si anak aneh itu? untuk apa menanyakan kabarnya? malah lebih baik ia menjauh dan lenyap dari lingkaran pertemanan kita. Anak orang miskin yang gagal masuk perguruan tinggi itu terlalu cari sensasi sewaktu SMA dan lihat sekarang. Ia gagal, dan tertinggal sendirian," sahut seorang gadis lain dengan nada sinis yang amat mengejek.

"Suara ini...aku mengenalnya," bisik Loria pelan. Ia mendengarkan dengan seksama. Bagaimana tidak? sebab nama ia menjadi topik utama pembicaraan orang-orang di luar bilik wc tersebut.

"Tapi kalau dia masuk universitas sebenarnya cukup bagus."

"Jessy, aku tahu kau itu bodoh tapi---"

"Aku belum selesai bicara rambut merah muda!" seru si gadis bernama Jessy tersebut. "Bagus karena ia bisa jadi maid untuk menyelesaikan tugas-tugas kita. Hahahaha."

"Astaga, aku setuju sekali dengan itu. Angel, bagaimana dengan David? kemarin ia minta bayaran dari mu."

"Oh, soal itu tidak usah dipusingkan. Uangku terlalu berlimpah untuk membayarnya. Yang terpenting itu hasilnya," jawab gadis yang bernama Angel. "Semua rencana ku berhasil, Loria tidak masuk dalam pemeringkatan peserta olimpiade beladiri tersebut. Andai saja David sempat mencelakakannya waktu itu. Aku pasti akan membayar lebih."

"Hmm...aku sedikit bingung. Kenapa yang lainnya tidak membocorkannya pada Loria?"

"Aduh Felly, kamu itu bodohnya dituang dalam botol terus dibuang dulu. Ya tentu saja anggota yang lainnya juga tidak suka dengan Loria. Jadi mereka diam-diam saja."

"Tidak ada yang suka dengannya. Si anak miskin sok pintar dan sok hebat. Selalu serakah ikut ini itu untuk mencari ketenaran. Tapi sekarang dia tidak bisa apa-apa. Ku dengar bisnis orang tuanya hancur."

"Angel, kau hebat sekali. Tidak salah aku berteman denganmu. Si gadis aneh itu sudah membuatku marah karena tidak memberikan kita jawaban sewaktu ulangan dulu. Sudah sepatutnya dia diperlakukan begitu."

Loria yang mendengarkan itu semua hanya bisa bersandar di dinding bilik wc tersebut. Menahan rasa kesal, amarah, dan kecewa. Teman yang ia sayangi, yang ia anggap seperti saudara tega melakukan itu semua. Loria akhirnya tahu, kenapa ia gagal lulus seleksi olimpiade kejuaraan seni bela diri beberapa waktu yang lalu. Rupanya ada undur sabotase di dalamnya. Loria menelan ludah kasar, tangannya mengepal kuat. Rasanya ia ingin menendang pintu bilik itu sekarang lalu menghajar semua pengkhianat itu sekarang. Namun Loria menahan itu semua, ia tidak ingin orang tuanya melihat ia berkelahi dan membuat keributan di tempat umum. Biarlah itu semua, meskipun ia menghajar dan membinasakan orang-orang licik tersebut, apa untungnya baginya sekarang? semuanya juga tidak akan kembali seperti semula meskipun ia melakukannya.

Loria menunggu gadis-gadis itu keluar dari ruang wc perempuan. Setelah dirasa sudah sunyi, ia keluar dari bilik wc tersebut. Mencuci tangannya, dan menatap cermin dihadapannya. Ia mampu menghajar semua gadia pengkhianat seperti mereka. Bahkan hanya dengan sekali tendangan. Tapi ia berfikir itu hanya akan menambah masalah. Ia bergegas pergi dari wc dan menemui orang tuanya. Selama diperjalanan Loria lebih banyak diam. Bukan, ia bukannya sedih karena dikhianati. Tapi ia malah senang dan bersyukur karena Tuhan sudah menyadarkannya dan memperlihatkan kenyataan yang sebenarnya tentang manusia-manusia busuk yang suka memanfaatkan orang lain seenak jidat mereka. Kedepannya Loria akan lebih berhati-hati.

Tapi Loria tetap memegang satu prinsip dalam hidupnya. Kebencian adalah akar dari kesukaran, hiduplah tanpa membenci orang lain dan kita akan menjadi orang yang beruntung. Dan Loria masih ingat satu pesan yang kakeknya bilang sebelum beliau wafat. Tetaplah bergerak ke depan, walau Tuhan hanya menyisakan seujung jari yang dapat kau gunakan untuk menjalani segala cobaan.

Loria akan mengingat dan selalu beroesan pada prinsip dan pesan tersebut.

"Masih jam dua malam. Kalau aku bangun dan keluar rumah jam segini aku pasti kena jewer sama Ayah dan Mama."

Loria melanjutkan acara tidurnya, di atas kasur tentunya. Sebelum benar-benar terlelap, ia sempat merasa hangat pada tubuhnya. Terutama pada kedua tangannya. Loria yang sudah merasa ngantuk tidak menghiraukan rasa hangat tersebut. Mungkin itu hanya respon aliran darah dalam tubuhnya setelah ia sempat salah posisi tidur.

****

Pagi harinya Loria bangun pada pukul enam lewat lima belas menit. Ia menuju ke dapur karena hendak menyiapkan sarapan pagi. Tidak biasanya ia bangun selambat itu, Loria selalu membiasakan diri untuk bangun oukul lima pagi. Apalagi setelah ibunya sakit seperti sekarang.

"Loh? tumben semuanya berkumpul di sini pagi-pagi." Loria mengerutkan keningnya.

Tidak ada yang membalas perkataan Loria. Semuanya sedang fokus menatap acara berita televisi yang menunjukkan sebuah headline menarik dan aneh menurut Loria.

'Masih beluk diketahui pasti apa penyebab dari munculnya kekuatan aneh tersebut. Namun beberapa pakar berhipotesa bahwa semua itu diakibatkan dari residu radiasi nuklir yang masih tersisa di udara. Diharapkan kejadian diluar nalar ini tidak memberi dampak buruk bagi kita semua. Sekian berita yang saya Alisa Hilss, sampaikan. Selamat pagi dan selamat beraktivitas.'

"Semua chanel menyiarkan berita tentang ini," ujar ibunya Loria memulai pembicaraan.

"Err...aku belum melihat sampai tuntas. Memangnya berita apa itu Ma?" tanya Loria pada ibunya.

"Banyak orang yang mendapatkan kekuatan misterius. Tanpa tahu penyebabnya apa, tapi sebagian besar orang dipenjuru dunia mendapatkan kekuatan misterius tersebut. Ada yang bisa menjadi elastis seperti karet, ada yang bisa mengatur cuaca, ada yang bisa mengeluarkan cahaya dari telinganya, ada yang bisa mengeluarkan oli dari jari-jarinya. Mama saja sampai pusing melihat semua berita itu. Loria...kamu tidak merasakan apa-apa? atau mungkin kamu bisa terbang sekarang?" ujar ibunya Loria bertubi-tubi.

"Astaga Mama. Loria baru bangun tidur, dan...Loria rasa tidak ada yang terjadi pada Loria Ma. Yeah, meskipun Loria sebenarnya ingin punya kekuatan juga. hehehe," jawab Loria seraya terkekeh.

Loria lalu fokus pada aktivitasnya. Namun dalam fikirannya masih berputar semua hal-hal aneh baru yang membuat ia penasaran. Apa mungkin kejadian yang diperbincangkan dalam obrolan grup kemarin malam itu benar? kalau begitu mungkin teman-temannya sekarang sidah ada yang merayap di dinding dan menciumi setrika panas pagi ini sebagai bentuk ketidakpercayaan mereka terhadap kekuatan baru milik mereka tersebut.

Loria merasa ada yang mengganggunya. Suara dengungan yang terus lewat di sekitar teilnganya. Benar, ada nyamuk yang sedang mengincar darahnya. Loria gemas dan hendak memukul nyamuk tersebut.

Loria lalu mengikuti kemana arah nyamuk tersebut terbang. Lalu sampai pada sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan peralatan milik ayahnya Loria. Nyamuk tersebut hinggap di sana. Lalu dengan pelan dan hati-hati ia mengayunkan tangannya ke atas, dan dengan cepat mengayunkannya ke bawah tepat pada posisi nyamuk incaran Loria itu.

Nyamuknya mati, iya benar-benar mati. Namun suara retakan dan suara hancurnya tembok terdengar sampai rumah tetangga. Sontak seluruh keluarga Loria berlarian mendatangi Loria. Dan alangkah terkejutnya mereka melihat pintu dan tembok dihadapan Loria sudah hancur dan jebol. Menyisakan debu-debu yang berterbangan di udara.

Loria menoleh dengan wajah cengo dan mulut ternganga. Matanya mengerjap kebingungan. Nampaknya Loria masuk dalam daftar orang aneh baru di dunia.