webnovel

Kejadian tidak biasa

"Nak...apa yang sedang terjadi di sini? jangan bilang semua keributan dan kekacauan ini akibat dirimu," ujar Ayahnya Loria memecah keheningan.

Loria menelan ludah dengan susah payah, keringatnya bercucuran, padahal dia hanya ingin memukul seekor nyamuk. Apakah ini yang disebut karma instan? kedepannya Loria akan belajar untuk membiarkan mahluk hidup lain mencari makan dengan tenang.

"Loria tidak tahu Ayah. Loria pun masih belum bisa mencerna ini semua. Loria padahal hanya ingin memukul nyamuk di pintu ini, namun tiba-tiba pintu dan temboknya jebol Ayah," ujar Loria, tubuhnya sedikit bergetar. Ia takut Ayahnya marah besar karena sudah membuat rumah mereka rusak begini.

Sedetik, dua detik, sampai satu menit berlalu. Atmosfer ketegangan semakin terasa. Saat Loria hendak meminta maaf tiba-tiba Ayah Loria tertawa lepas. Semua orang di ruangan tersebut heran. Ada apa gerangan yang membuat Ayahnya Loria tertawa seperti itu.

"Bagus Loria, bagus. Kau membantu Ayah untuk menghancurkan rumah ini."

Loria mengerutkan keningnya, "Maksud Ayah?"

"Ya seperti yang kalian tahu, tanah beserta rumah kita dan tempat usaha kecil kita ini akan diambil paksa oleh pemerintah. Jadi agar tidak ada yang tersisa maka kita harus menghancurkan rumah ini setelah kita selesai mengangkut semua perabotan rumah ini," jawab Ayah Loria santai. Beliau kembali ke meja makan dan menyeruput kopi kesukaannya.

Loria menghela nafas lega. Namun tetap saja setelah ini ia akan repot membersihkan debu-debu dan sisa kehancuran yang ia perbuat.

oleh teman ayahnya untuk memanen madu di peternakan lebah milik beliau. Upahnya lumayan untuk Loria simpan sewaktu-waktu diperlukan. Jadi setelah ia memijat tubuh ibunya yang sakit, ia pergi ke tempat teman ayahnya tersebut.

"Astaga Loria, hati-hati. Di sini banyak bebatuan yang bisa membuatmu tersandung."

"Maaf saya terlambat paman," ujar Loria pada Lian Sword, teman ayahnya tersebut.

"Hoho, tidak apa-apa. Kebetulan pagi tadi lebahnya agak lebih agresif, jadi sekarang adalah waktu yang pas. Oke Loria, mari ikuti paman ke tempat pemanenannya." Paman Lian melangkah terlebih dahulu diikuti oleh Loria.

Loria memasang pelindung wajah dan juga sarung tangan. Setelah itu ia melihat pekerja lain memeragakan cara memanen madu lebah tersebut. Loria memerhatikan dengan seksama dan ber-oh ria.

"Bagaimana Loria? sudah siap?" tanya Paman Lian seraya menepuk bahu Loria.

"Iya Paman! saya sangat siap!" seru Loria dengan penuh semangat.

Lalu Loria mengerjakan apa yang ditugaskan oleh Paman Lian padanya. Ia melakukan pekerjaan dengan hati-hati. Ia sebenarnya masih gugup karena ia baru melakukannya hari ini. Tapi tidak ada kesalahan yang ia buat. Paman Lian senang dengan hasil pekerjaan Loria.

Nampaknya saat fokus bekerja, Loria lupa akan peristiwa pagi tadi. Malah ia belum menyelesaikan bersih-bersihnya pula. Astaga dasar Loria. Namun ada yang lebih penting dari itu. Apakan Loria sekarang juga punya kekuatan super?

Loria bolak-balik mengangkat madu yang telah ia panen. Meski terbilang belum lama, tapi tempat peternakan lebah milik Paman Lian sudah menghasilkan madu yang cukup banyak.

"Kalau capek, kau bisa istirahat dulu sejenak Loria."

"Hehehe, iya Paman. Terima kasih banyak."

Paman Lian dan ayahnya Loria sudah saling mengenal selama dua tahun. Mereka teman yang cukup akrab. Mendengar usaha ayahnya Loria hendak gulung tikar, beliau memberikan segenap bantuan berupa uang sebesar sepuluh juta. Beliau tidak meminjamkannya, tetapi memberikannya. Ingat! memberikannya. Meski sepuluh juta tidak dapat membangkitkan usaha ayahnya Loria, tapi itu merupakan bantuan yang sangat berharga bagi ayahnya Loria.

Paman Lian sering bertanya pada Loria apakah ayahnya perlu bantuan lagi atau tidak. Namun Loria berbohong dan menjawab tidak. Itu semua karena pesannya ayah Loria. Beliau tidak ingin memberatkan lebih banyak lagi.

Kenapa selama ini Loria baru saja ditawari pekerjaan oleh Paman Lian? karena beliau baru saja tahu tentang kabar kebangkrutan ayahnya Loria. Jadi kebetulan Paman Lian baru saja membuka tempat peternakan lebah miliknya yang baru, sekalian saja Paman Lian memperkerjakan Loria di sana. Karena beliau fikir kalau langsung memberi pertolongan dengan uang pasti akan ditolak oleh Ayahnya Loria.

"Loria, tolong ambilkan beberapa kotak kayu di dekat gudang ya. Kau bisa lurus saja dari sini lalu belok kiri. Hati-hati karena ada gudang nya masih dalam tahap renovasi, jadi ada beberapa bagian tembok dari gudang tersebut yang tidak kuat. Tapi tenang saja, kotaknya ada di luar gudang itu kok." Seorang pekerja lain meminta bantuan pada Loria. Loria mengangguk dan langsung pergi ke gudang yang diarahkan oleh orang tersebut.

Paman Lian sebenarnya membeli tanah yang dulunya bekas perkebunan. Jadinya ada gudang-gudang tak terpakai di sana. Dan karena bangunannya sudah tua, maka Paman Lian merenovasi beberapa gudang di situ.

"Kotak kayu, di luar gudang, hmmm...." penglihatan Loria menelusuri setiap tempat disitu. Dan ia menemukan tumpukan kotak kayu sesuai intruksi orang tadi.

"Ahha! Ini dia!" seru Loria.

Kotak-kotak tadi terletak tepat di samping gudang tua tersebut. Bagian belakangnya sudah hancur karena sengaja dihancurkan. Paman Lian berencana hendak membuat seutuhnya baru.

Saat Loria mendekat ke samping gudang tersebut, ia tak sengaja tersandung dan terjatuh. Menyebabkan tumpukan kotak tersebut berantakan. Dan lebih bahayanya lagi bangunan bagian depan gudang itu juga bergoyang dan hendak roboh. Loria buru-buru bangkit. Tapi karena tak sempat berlari menjauh instingnya langsung mengarahkan dirinya untuk mengepalkan kedua tangan, menarik nafas sedalam-dalamnya dan mengarahkan kepala tangannya ke arah tembok yang roboh tersebut.

*****

Suara tubrukan yang besar terdengar sampai ke tempat Paman Lian dan pekerja lain berada. Sontak semuanya terkejut dan bertanya-tanya dari mana sumber suara tersebut berasal.

"Suara itu nampaknya tidak jauh dari sini. Pasti suara itu berasal dari gudang tua yang hendak direnovasi. Apa kotak kayu yang ada di samping gudang itu sudah dialihkan ketempat lain?" tanya asisten Paman Lian.

"Gudang...kotak...ASTAGA LORIA ADA DI SANA!" teriak salah seorang pekerja tiba-tiba.

"KENAPA KALIAN MEMBIARKAN PEKERJA BARU SEPERTI LORIA SENDIRIAN KE TEMPAT YANG IA TIDAK TAHU KEADAANNYA SEPERTI ITU?!" teriak Paman Lian dengan perasaan marah. "Tunggu apalagi! cepat kita datangi dia!"

Mendengar itu, semua orang yang berada di sana segera mendatangi gudang tempat suara gaduh itu berasal. Paman Lian berdoa berkali-kali agar Loria tetap selamat. Tidak, beliau bukannya takut karena harus ganti rugi. Tapi beliau khawatir kalau Loria mengalami kecelakaan, apa yang harus ia katakan pada temannya, kalau Loria, anak temannya, pulang dalam kondisi yang tidak diinginkan oleh ayah Loria.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, semuanya terperangah dan melotot. Mungkin mereka lupa bernafas selama beberapa detik. Keadaan yang mereka lihat benar-benar mengejutkan.