webnovel

Menikahimu

Andra Hanani adalah Kakak pertama dari empat bersaudara, terlalu sibuk mengurus adik-adiknya dari Sekolah Dasar sampai mereka menuju dewasa. Kesibukan yang luar biasa, sampai membuat dia acuh kepada diri sendiri dan tidak memikirkan wanita. Wanita renta yang menemaninya, yang tidak lain adalah sang Oma, menginginkan dia segera menikah sebelum kepala empat. Rosiana Giva dipilih sang Oma untuk mendampingi Andra. Andra terpaksa menikahi gadis itu karena Oma terkena serangan jantung, walau tahu Oma hanya ekting, namun Andra ingin membahagiakan sang Oma dan dia menuruti kemauan Oma dan menikahi gadis itu. Gadis yang sangat ceria dan tidak mudah mengeluh ini, apa bisa meluluhkan hati Andra? Apa Andra akan mudah mencintainya? Baca kisahnya, hanya di Menikahimu.

Airin123 · Urbano
Classificações insuficientes
258 Chs

Mudah Kok

Malam terasa gerah, Andra melepas bajunya tanpa malu, lalu berbaring, melihat istrinya. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, dia tiduran miring, setelah tidak pakai baju suara nging ... Mengiyang, ya begitulah nyamuk mulai menyerbunya.

"Heh ros, ros, Mbak Ana, his!" Andra bangun dari ranjangnya lalu berjalan ke Anna yang tertidur pulas.

"Mbak, heh," dia menekan lengan putih itu dengan jari telunjuknya. "Heh! Mbak." Suaranya pelan, Anna membuka mata dengan lebar dan masih merah.

"Ho ...." Andra terkejut sampai mundur dan terkejut.

"Hua ... Aku lupa kalau aku sudah nikah," ujarnya dengan suara serak. "Ada apa?" tanya Anna berusaha membuka mata yang kembali lengket.

"Gerah, banyak nyamuk," keluh Andra sambil menepuki lengan dan kakinya.

"Sini jangan cerewet," ujar Anna bergeser, lalu menarik tangan Andra. "Kalau dekat aku nyamuk akan menjauh sini," ujarnya lalu menata bantal guling sebagai pembatas.

"Pakai baju Mas," kata Anna lalu berbaring, Andra dengan terpaksa tidur di samping Anna dia pun memakai baju.

"Kan ngancilkan ... jadi tidak ngantuk lagi," keluh Anna, lalu melihat suaminya yang pura-pura terpejam.

"Enak banget sudah bangunin, Mas malah pulas, lagian aku kan biasa menyentuh telinga orang kalau tidur, apa salahnya memegang telinganya," gumamnya lalu akan menyentuh. "Nanti dia marah, aduh ...." gadis ini memang memiliki kebiasaan dia bisa terlelap dengan nyaman jika memegang telinga seseoran, Anna pun mulai mendekatkan jari-jarinya.

"Bayar!" suara Andra, Anna berkedip-kedip dengan rasa yang berdegup.

"Dasar CEO matre, jangan jadi benalu mari kita saling menguntungkan, kamu tidur nyanyak tanpa nyamuk, aku tidur dengan menyentuh telingamu ya," pinta Anna sudah memajukan jari-jarinya, Andra menatapnya dengan tajam gadis cantik itu merasa takut, bukannya menjauh dia malah menyingkarkan bantal lalu mendekat dan memeluk suaminya.

"Heh. Apa-apaan kamu. Kamu mau?" tanya Andra melepas baju sengaja menggoda Anna. Anna ketakutan sendiri dengan menutup wajah, Anna pun menyingkuri suaminya. "Sok-sok an, lagian tidak tau diri banget sih, belum ada rasa macam-macam, aku beri jurusan terong baru tau rasa kau," gumam Andra pindah posisi kakinya dekat dengan wajah Anna.

'Niatnya hanya memancing ternyata dia berani, aduh ... Anna, aku suka berulah agar dia tidak terlalu dingin kepadaku, aku berusaha keras tau agar love bersemi,' batin Anna yang panas dingin.

"Mas ... Mas ...." panggil Anna dengan suara pelan, gantian Anna merecoh dia duduk lalu mencabut bulu kaki Andra.

"Au ...." Andra sangat kesakitan.

"Ada apa?" pertanyaan dari luar kamar, terbukalah pintu ternyata banyak keluarga Anna menguping pengatin baru itu. Andra menepuk dahi.

"Abah dan semua jangan ngintip inikan malam pertama perlu pemanasan dulu," ujar Anna membuat Andra pusing, Abahnya menutup pintu.

"Maaf sakit ya," kata Anna meniup, Andra menyingkurinya lalu menarik selimut.

"Bagaimana lagi aku tidak bisa tidur, kamu tadi sudah membangunkanku, jadi sekarang bantu aku," pinta Anna, Andra tanpa berkata membuka telinganya.

"Apa boleh? Boleh ya, asik," ujarnya kemudian ragu. "Boleh tidak?" tanyanya Anna. Andra terlentang lalu menutup mulut kecil Anna.

"Lakukan jangan cerewet," ujarnya, Anna tersenyum lalu berbaring dan memegang telinga milik suaminya.

Gadis ini sangat ceria dia tidak mengambil pusing masalah-masalah dunia, walapun pernikahannya di jodohkan dia tetap santai, ya ... Walau Andra tetap acuh, dia berpikiran positif tentang kelanjutan pernikahnnya dia yakin semua akan normal namun butuh waktu agar saling menerima satu sama lain.

"Gara-gara kamu aku tidak bisa lelap lagi, pinjam ponselmu," pintanya, Anna mengambilkan ponselnya lalu memberikan. Lalu memejamkan mata dengan berpegangan pada telinga Andra.

"Buka kan?" tanya Andra.

"Apa? Bajunya? Nafsu banget," ujar Anna, Andra mengangkat tangannya tinggi-tinggi hendak melempar ponsel itu, Anna meraihnya. "Jangan emosi Mas kuy," ujarnya lalu membuka kan kodenya, "Mudah kok namaku, Anna," ujarnya, Andra merebut lalu ke play store.

"Heh mau ngapain? Ram ku tidak cukup Mas, kalau maen game ada kok, tapi caranya memasak kue," ujarnya, dia tidak memperdulikan Anna sudah menekan instal, Anna cemberut lalu memeluk Andra dengan erat.

'Ih gadis ini tidak tau malu banget, masa dia tidak ada rasa gengsi atau malu, risihnya aku, apa dia selalu begini sama pria lain, ih ... berhijab kok aneh, seharusnya diakan malu kalau aku acuh, tapi kayaknya keacuhanku tidak mempan deh,' ujar Andra dalam hati lalu menyingkirkan tangan Anna.

"Aku baru tau memang nyaman memeluk tempatnya tulang rusuk," ujar Anna yang tetap tangan kanannya di telinga Andra. Andra sudah memulai main gamenya. Dia teringat kata Anna yang terakhir.

Melihat Anna sudah tertidur, Andra sedikit memperhatikan hidung, bulu mata lentik dan bibir berwarna merah jambu.

"Jangan melihat secara rinci nanti jatuh cinta lo ... Cinta sungguhan kan tidak terencana, semakin benci kamu sama aku, semakin sering pula kamu memikirkan aku," ucapan Anna dengan mata terpejam, lalu memergoki Andra yang memandangnya pekat.

Andra segera fokus ke ponsel milik istrinya, dia menikmati game itu.

"Sebentar lagi sepertriga malam, awas kalau beralasan dan tidak melaksanakan solat sunnah, main game bisa ya ... Sedang cara mengucapkan syukur atas apa pun yang diberinya tidak bisa, maen game betah berjam-jam, sedang solat hanya lima belas menitan terburu-buru," ujar Anna terus saja berbicara walau matanya terpejam, Andra merasa malas dia meletakkan ponsel lalu ikut tertidur.

Malam semakin larut hujan pun mengguyur di sepertiga malam, Andra merasa kedinginan dua merebut selimut, keduanya berubutan selimut. Saling tarik menarik karena masih dalam keadaan tidak sadar keduanya berpelukan sangat erat.

Anna solat bangun ....

Suara alarm itu membuka kedua mata pasangan yang masih dalam satu dekapan. Andra segera bangun, dengan cepat dia turun dari ranjang.

"Katamu solat ayo," ajak Andra masih berusaha menarik mata yang lengket, dia berjalan sambil mengucek mata karena masih merunduk dia menabrak tiang kayu.

Dia terjatuh Anna menarik tangannya, "Dilihat jalannya," ujar Ana melepaskan tangan Andra, keduanya berjalan ke kamar mandi, kamar mandi sederhana dan masih menggunakan timba, dan di belakang rumah dengan ruangan terbuka.

Anna hendak mengisi tong tempat whudlu, melihat Anna, Andra mendorongnya, saat akan terjatuh Anna berpegangan.

"Ini bukan ftv atau senetron dengan adegan seperti ini mereka saling menatap lalu jatuh cinta mudah sekali. Lepas!" titah Andra, Anna segera menjauh dan salah tingkah.

"Jatuh cinta itu mudah kok asal mau membuka hati," gumam Anna, lalu berwhudlu.

Plak!

Andra menepuk nyamuk di lengan Anna.

"Hih ... jadi batalkan, lagian hobi banget sama nyamuk dan aku, biar sajalah nyamuk mengambil sesikit darah sodaqohku, asal jangan nyamuk demam berdarah dan cikungngunya,"

"Airnya mubadzir," sahut Andra menutup dengan telapak tangannya.

"Ya maaf, minggir," ujar Anna mengusir dia berwhudlu lagi. Setelah selesai Anna menunggu Andra di luar, Andra keluar. Keduanya berjalan masuk ke kamar Andra memakai sarung.

'Baru kali ini solat malam,' batinnya.

"Ajari niatnya," pinta Andra tidak gengsi, Anna tersenyum lalu menuntun niat solat taubat.

Bersambung.