Davita menyeret tangan Nindy mengajak dia menyusul ayahnya.
Tindakan Davita ini menyelamatkan Nindy dari sorot tiga nyonya keluarga Salman.
Mereka ingin melihat keharmonisan keluarga baru ini.
"Gendong!"
Nindy mengangkat tubuh mungil Davita, masuk kamar.
Wajah tiga nyonya dari keluarga Salman itu mengikuti langkah Nindy dan Davita hingga masuk kamar.
Tuan Yudisthira Salman tersenyum melihat ibu dan putrinya itu mengikuti langkahnya.
"Daddy... mengapa kamu tidak mencium ku!" Davita cemberut, manja.
"Hahaha...sorry...tadi Daddy lupa!" Tuan Yudisthira Salman membelai rambut lurus Davita.
Tuan Yudisthira Salman memasang pipinya,
Davita memonyongkan mulutnya siap mencium pipi ayahnya.
Nindy risih!
"Mereka ini!"_
Davita masih di gendongannya saat ayah dan putrinya itu saling berbalas ciuman di pipi.
"Mother!" Davita menunjuk Nindy.
"Hah!" Wajah Nindy berubah merah.
"Mati aku!"_
Tuan Yudisthira Salman tersenyum. Nindy tidak bisa mengelak.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com