"Tidak ada gunanya. Kemanapun kita pergi tidak pernah aman. Tempat yang paling aman...ya di sini...di tengah pusaran!" jawab Nindy tak gentar. Ratna meringis memandang Davita.
Mereka sudah masuk wilayah Salman. Selama mereka di sini, tuan Yudistira Salman masih bisa melindungi mereka tetapi tidak ketika di luaran sana.
"Jadi bagaimana ini...aku kan mau ketemu Stefan...Minggu depan kami reunian di rumah pertanian wisata itu!" Soraya beneran menangis.
"Ya Tuhan....yang maha pengasih lagi maha penyayang keluarkan kami dari tempat ini!" Soraya berdoa dengan sungguh-sungguh.
"Hah nggak usah lebay!" Nindy mencibir.
"Apa maksudmu? Kamu tidak suka melihat orang berdoa?" Soraya marah. Nindy seperti orang Athies meremehkan orang berdoa.
"Silahkan berdoa, tapi tak perlu menangis! Nanti makeup mu luntur!"
"Kamu balas dendam, ya?" Soraya melotot, air matanya berhenti karena marah.
"Aku cuma mengingatkan!" Jawab Nindy cuek.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com