Tuan Yudisthira pura-pura marah ke Nindy.
Nindy merasa tidak enak. Dia memeluk suaminya, meletakkan hidung di leher Yudisthira Salman.
Yudisthira Salman diam, membiarkan istrinya menciumi wajahnya.
"Sayang...apa aku kelihatan jelek...?" tanya Nindy dengan nada sedih.
Yudisthira Salman masih diam. Nindy tambah sedih.
"Tadi malam kamu ngomongnya mesra sekarang...kamu tidak peduli denganku!" Mata Nindy berkabut, dia hampir menangis. Yudisthira Salman tidak pernah dingin kepadanya.
"Sayang...kalau kamu masih marah...aku pulang saja!"
Yudisthira Salman kaget, dia tidak ingin istrinya itu ngambek.
Dia merentangkan tangan memeluk Nindy, mencium lembut bibir istrinya.
Hati Nindy jadi hangat, air matanya tidak jadi mengalir. Dia membalas ciuman suaminya.
"Aku mau pipis!"
Yudisthira Salman kaget. Semalaman Nindy belum pipis, itu berbahaya. Wanita hamil besar begitu, harusnya sering pipis.
Yudisthira mengangkat Nindy ke kamar mandi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com