webnovel

Menikah tapi benci

"Jangan karena orangtuaku berhutang budi padamu, aku tidak bisa menghancurkan hidupmu! Sebaiknya kamu tolak lamaran ini jika kamu tidak ingin hidup menderita!" Ancaman itu terdengar jauh lebih menyakitkan karena terucap dari mulut cinta pertamaku. Tapi aku sudah bukan lagi gadis polos yang bodoh, "Lakukan saja, setidaknya aku bisa mendapatkan setengah harta mu saat kita bercerai nanti." Aku mendengar dia menggeram, aku yakin dia sedang mengeratkan rahangnya sekarang. "Katakan berapa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya sekarang juga tapi setelah itu menghilang lah dari kehidupan ku!" Aku tersenyum, aku yakin dia akan segera meledak sekarang juga melihat wajahnya yang memerah menahan amarah. "Aku mau semuanya..." "Apa maksudmu?" "Semua hartamu sekarang juga jika kamu ingin aku menghilang dari hidup mu jadi cepatlah hubungi notaris karena lima belas menit lagi aku akan menemui ibu mu dan menerima lamarannya!" *** Laura Milanov bosan hidup dalam situasi pemain figuran yang tidak berarti dan tersingkirkan. Keluarganya, pertemanannya bahkan kisah cintanya selalu mengecewakannya. Ia muak ketika cinta pertamanya Dimas Dirgantara lebih memilih sahabatnya Wendy karena dia lebih cantik sehingga Laura sempat berpikir untuk bunuh diri. Tapi patah hati pada kehidupan yang selalu mengkhianatinya membuatnya menjadi keras dan mencari jalan lain untuk membalas setiap hal tidak adil yang pernah ia alami. Laura diam-diam bekerja di perusahaan milik orangtua Dimas dan mengambil simpatik mereka sehingga mereka menjodohkannya dengan Dimas. Bertekad mengubah hidupnya yang sebelumnya hanya figuran menjadi pemeran utama dalam spotlight meskipun harus menjadi wanita antagonis.

mrlyn · Adolescente
Classificações insuficientes
183 Chs

Kesempatan terakhir

>>> Laura POV <<<

Aku mencium khas aroma obat, untuk ku yang tidak hanya pernah sekali di rawat di rumah sakit, aroma ini sudah memastikan dimana aku berada sekarang.

Kepalaku sakit, aku masih belum bisa membuka kedua mataku tapi aku dapat merasakan seseorang menggenggam tangan ku sangat erat.

Mungkin itu Felix, aku memintanya untuk jangan pergi kemanapun.

Aneh, aku tidak mengerti mengapa aku bermimpi seperti itu semalam. Kembali ke masa lalu di saat aku dan Dimas masih baik-baik saja.

Awal mula kedekatan kami yang terus berlanjut.

Saat itu awal mula aku merasa bahagia, andai saja hubungan kami terus seperti itu mungkin aku tidak akan pernah merasakan rasa sakit ini.

Berandai-andai tidak akan membuat masa lalu terulang, semua yang sudah terjadi membawa akhir yang buruk tidak akan pernah berubah manis.

Aku sudah tidak mengantuk, aku ingin bangun tapi kenapa kedua mata ku sulit untuk aku buka hingga aku merasa gelisah. Apa aku sedang sekarat sekarang?